Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Validkah Moderasi Beragama Sebagai Sarana Kemajuan Dunia?

Tintasiyasi.com -- Berbagai macam kegiatan untuk menyebarluaskan moderasi Islam terus digencarkan oleh Pemerintah seperti melalui diskusi, pelatihan, workshop, dan lain-lain. Tak ketinggalan pada pertemuan di Forum Lintas Agama G20 tahun 2023 di India juga membahas tentang moderasi beragama.

Moderasi beragama  di Indonesia sangat berpengaruh dan patut menjadi contoh untuk dunia karena dianggap dapat memajukan ekonomi dunia. Dalam pertemuan tersebut, ahli utama Staf Presiden Prof. Siti Ruhaini Dzuhayani, menyampaikan bahwa moderasi beragama berperan sebagai kemajuan ekonomi dengan mengamalkan nilai-nilai kemanusiaan dan pelestarian lingkungan.

Ruhaini juga mengatakan bahwa dalam upaya mamajukan ekonomi dibutuhkan peran tokoh agama dan lembaga agama untuk terus mengarahkan pengamalan nilai-nilai kemanusiaan seperti menghentikan praktik-praktik perdagangan manusia dan pelestarian lingkungan tidak ditinggalkan (Kompas, 11 Mei 2023).

Pada pertemuan Forum Lintas Agama tersebut, Indonesia menjadi pusat perhatian dunia serta dijadikan teladan dalam aktifitas moderasi beragamanya.  Pemerintah Indonesia sedang menggalakkan konsep moderasi beragama yang dianggap mampu menuntaskan permasalahan masyarakat hari ini seperti human traficking (perdagangan orang) dan kerusakan lingkungan sehingga ketika masalah tersebut dapat teratasi lahirlah kemajuan ekonomi dunia.

Pada hakikatnya landasan moderasi bergama adalah sekulerisme (memisahkan antara agama dengan kehidupan dan pluralisme  (bahwa semua agama sama dan dapat dicampur adukkan). Dalam buku yang diterbitkan oleh Rand Corporation yang berjudul Building Moderate Muslim Network tentang Road Map for Moderate Network Building the Muslim World (Peta Jalan untuk Membangun Jaringan Moderat di Dunia Muslim) dipaparkan bahwa muslim moderat adalah seseorang yang mengarusderaskan dimensi-dimensi landasan peradaban demokrasi yang terdiri dari HAM, kesetaraan gender, pluralisme, menerima sumber-sumber non sektarian, melawan terorisme, dan segala bentuk kekerasan.
  
Ketika dicermati dari makna dan praktiknya, moderasi beragama mempunyai tujuan merusak ajaran Islam yakni khususnya ajaran yang bertentangan dengan demokrasi, sekulerisme dan liberalisme, menjadikan Islam berkiblat pada Barat, mempertahankan Kapitalisme dan Imperialisme Barat serta memperkuat penjajahan mereka di atas dunia.

Hal tersebut adalah upaya Barat untuk mereduksi ajaran Islam. Barat terus melakukan serangan untuk menyesatkan muslim dengan upaya melakukan penyusupan pemikiran-pemikiran asing ke dalam tsaqofah islam. Telah nyata betapa berbahayanya moderasi beragama ini. Jadi, validkah moderasi beragama sebagai sarana kemajuan dunia?

Dengan demikian, pengokohan moderasi beragama yang terus-menerus digencarkan selama ini sebenarnya adalah aktivitas menjauhkan masyarakat dari agamanya sendiri. Umat  muslim menjadi asing dengan ajaran Islam dan  tidak lagi dituntun dan diarahkan sesuai dengan aturan agama yang haq, agama pembawa rahmat serta keberkahan.

Moderasi beragama dengan asas liberalisme (kebebasan) tidak akan menyelesaikan permasalahan masyarakat hari ini malahan justru akan menimbulkan permasalahan baru yang akan membahayakan masyarakat.

Moderasi dengan segala bentuknya harus dilawan. Karena pada dasarnya moderasi beragama adalah usaha untuk menghancurkan kemurnian Islam dan merubah cara beragama kaum muslim menjadi keinginan dan arahan dari kafir Barat. Tanpa narasi moderat, Islam adalah agama yang damai, penuh kasih sayang, harmonis dan toleransi.

Islam menjadikan akidah Islam sebagai dasar dan menjadikan umatnya faham akan agamanya serta mengaplikasikan aturan agama dengan penuh kesadaran dan merasa dalam penjagaan negara. Negara dalam Islam memiliki kewajiban untuk mewujudkan Islam secara kaffah juga mendakwahkannya.  

Sehingga ketika negara mampu menerapkan syariah secara kaffah, menerapkan aturan agama pada setiap lini kehidupan, serta mendakwahkannya ke seluruh penjuru dunia, maka dunia akan mengalami kemajuan, ketentraman, dan kegemilangan. Wallahu a’lam bishshawab.[]

Oleh: Khoiroh Aniaya, S.Pd. 
(Guru Tahfiz Al-izzah Khoiru Ummah)


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments