TintaSiyasi.com -- Nasib seluruh masyarakat Indonesia tidak pernah berada dalam kata sejahtera, masing-masing dari mereka sedang mati-matian berjuang di tengah kehidupan yang keras ini. Disela-sela kompleksnya permasalahan masyarakat tentang pengangguran, stunting, dan kelaparan harga telur malah melambung tinggi. Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) mengungkap bahwa kenaikan harga telur sudah mencapai Rp. 31.000 – Rp. 34.000 di wilayah Jabodetabek dan Rp. 38.000 – Rp. 40.000 di wilayah luar jawa (Kumparan.com, 18/5/2023).
Disamping itu Presiden Peternak Layer Indonesia dan Wakil Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia Bidang Peternakan dan Perikanan, Ki Musbar Mesdi mengatakan bahwa kenaikan telur disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan dan pesanan nasi bungkus dan rames untuk pendaftaran bakal calon legislatif pada bulan Mei ini (www.cnnindonesia.com, 16/5/2023).
Namun pernyataan ketua umum IKAPPI, Abdullah Mansuri menyatakan bahwa terdapat beberapa hal yang berbeda dari sejumlah penyebab melambungnya harga telur. Yakni dikarenakan faktor produksi yang tidak sesuai lantaran harga pakan yang tinggi. Adapun penyebab yang kedua dikarenakan alur pendistribusian telur ayam yang semrawut (www.cnnindonesia.com, 22/5/2023).
Untuk mengantisipasi kenaikan telur saat sekarang, pemerintah Indonesia menetapkan beberapa kebijakan. Kepala Bapanas, Arief Prasetyo Adi memaparkan tindakan yang diambil oleh pemerintah adalah dengan membagikan bansos telur kepada Keluarga Rentan Stunting (KRS) di 7 provinsi serta berupaya memberikan harga telur yang baik dilevel peternak demi meningkatkan produktifitas para peternak yang terlibat bansos KRS nanti (www.liputan6.com, 17/5/2023).
Disetir Pihak Asing, Jangan Diam Saja!
Sistem hukum negara saat sekarang ibarat karet yang dapat ditarik ulur sana sini sesuai kehendak orang tertentu. Tidak adanya aturan baku yang pantas untuk ditaati oleh seluruh kalangan masyarakat, baik kalangan atas maupun kalangan menengah menjadi sebab terjadinya berbagai kekeliruan dalam kehidupan bermasyarakat. Fenomena ini mendasari banyak terjadinya ketidaksesuaian dan kekacauan perputaran rantai ekonomi di tengah-tengah masyarakat. Adapun ketergantungan negara terhadap asing menyebabkan terjadinya lonjakan harga pakan dalam negeri, sehingga mengancam produksi dalam negeri.
Tindakan pemerintah yang seharusnya bisa menjadi contoh dan panutan rakyatnya pun ternyata tidak bisa diandalkan. Justru sebaliknya, kekacauan malah dimulai dari kursi atas sehingga makin parah turun kebawah. Sehingga tidak heran jika banyak orang yang menjalani hidup sesuka hatinya saja sampai akhirnya berimbas juga pada nasib masyarakat. Demi harga murah untuk memenuhi kebutuhan pesta demokrasi, pemerintah rela melanggar perputaran rantai perekonomian yang menimbulkan ketidakefektifan. Hal tersebut terjadi karena sistem ekonomi ala kapitalis yang masih mengakar dalam tubuh negeri sehingga makin menyengsarakan rakyat.
Ketika terdapat suatu kondisi permintaan pasar naik maka tidak tanggung-tanggung harga di pasaran pun akan naik. Saat itu, akan ada banyak orang yang mencari tau bebagai cara untuk mendapatkan barang elite dengan harga murah, tanpa memikirkan nasib orang banyak. Hal tersebut tidak jarang terjadi di sistem perekonomian yang telah disetir oleh para korporat asing, maka tidak heran jika saat sekarang banyak ekor masalah yang menghantui kehidupan rakyat. Distributor bermasalah, penimbunan barang, hingga pengabaian hak-hak rakyat yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi kondisi kesejahteraan khalayak umum.
Adapun solusi yang ditawarkan oleh pemerintah tidak dapat menyelesaikan problematika secara tuntas, yang ada malah makin memperkeruh keadaan. Mana mungkin stunting akan selesai dengan memberi bansos telur di 7 provinsi saja, sedangkan penyebab stunting bukan hanya perihal makanan dan yang mengalami stunting juga bukan hanya ada di 7 daerah provinsi tersebut. Maka dari itu, solusi tambal sulam tidak akan pernah bisa menuntaskan berbagai problematika umat saat sekarang. Permasalahan umat adalah permasalahan yang sudah mengakar, dan akar dari segala problematika umat adalah sistem. Maka cara memperbaiki berbagai masalah umat adalah dengan memperbaiki sistemnya.
Berlari Menuju Indahnya Cahaya Islam
Telur adalah kebutuhan dasar umat yang sangat penting dan mendesak. Hal tersebut karena telur tergolong ke dalam jenis makanan pokok yang banyak diminati dan dikonsumsi oleh umat saat sekarang. Maka dari itu, hati seakan teriris ketika mendengar harga telur yang melonjak drastis. Kompleksnya sebab akibat terjadinya fenomena tersebut berhasil menjadi bukti bahwa hanya negara Islam yang mampu menyejahterakan umat.
Negara Islam berdiri dilandaskan oleh sistem peraturan Sang Pencipta yakni Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam negara Islam kebutuhan dan kemaslahatan umat adalah yang terpenting untuk dipenuhi oleh sebuah negara. Adapun Islam memandang bahwa urusan umat adalah urusan yang tidak boleh dipersulit, hal tersebut seirama dengan firman Allah SWT, “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia melarang (melakukan) perbuatan keji, kemungkaran, dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran” (QS. An-Nahl: 90).
Dengan itu, negara akan bertanggung jawab penuh atas kemudahan-kemudahan yang sudah menjadi hak umat. Allah SWT berfirman, Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukannya” (QS. Al-Muddasir: 38). Senantiasa melakukan pengelolaan secara mandiri dan maksimal akan menambah kewibawaan negara Islam sehingga tidak mudah diperdaya oleh asing dan aseng. Dengan begitu, negara tidak akan ragu untuk memberikan bahan makanan pokok secara gratis bagi umat yang berada dalam naungannya.
Oleh: Annisa Sukma Dwi Fitria
Aktivis Muslimah
0 Comments