Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Apresiasi Keliru terhadap Potensi dan Prestasi Pemuda

TintaSiyasi.com -- Belum lama ini media memberitakan penyanyi Indonesia Putri Ariani diundang ke istana karena talentanya yang memukau dunia lewat penampilan di panggung America's Got Talent 2023 dan berhak mendapatkan uang senia US$ 1 juta, atau setara 14,8 miliar.

Sebelumnya istana juga pernah mengudang dan memberikan penghargaan sebagai duta kekayaan Intelektual kepada penyanyi cilik Farel  Prayoga.

Berbeda dengan apresiasi terhadap pemuda yang berprestasi dibidang akademik ataupun dibidang keagamaan (hafidz qur'an, ahli hadits, ahli dakwah, ahli fiqih dan ahli tafsir) yang kurang diberitakan media dan dibanggakan negara.

Saat ini negara dan sebagian besar masyarakat pemikirannya dirusak dengan pandangan bahwa pemuda berprestasi itu adalah pemuda yang menghasilkan banyak uang (materi), yang terkenal, banyak folowernya, sering muncul di medsos, berprestasi dibidang intertainment atau industri hiburan dan olahraga tanpa peduli halal haram.

Standar masyarakat bukan lagi agama, tetapi pemikiran sekulerisme lebih mendominasi. Agama dianggap sebagai candu yang akan menghambat hak asasi manusia untuk berekspresif.

Apalagi negera saat ini menganut sistem kapitalisme, yang memandang prestasi adalah yang mendapatkan keuntungan materi sebanyak-banyaknya tanpa memperdulikan halal atau haram. Negara tidak peduli nasib generasi yang hanya dijadikan eksploitasi demi keuntungan pemilik modal, karena negara hanya sebagai regulator saja.

Pemuda seharusnya sebagai agen of change. Pemuda sebagai garda terdepan dalam memperbaiki kondisi umat. Potensi dan prestasi pemuda lebih besar daripada menghasilkan uang dan popularitas.

Standar Islam pemuda berprestasi adalah yang dapat memadukan kehidupan dunia dengan akhirat dan masuk surga. Pemuda yang berani menyuarakan amar makruf nahi munkar, pemuda yang mendakwahkan Islam dan syariatnya.

Firman Allah QS. Al-Hujurat ayat 13:
"Sesungguhnya orang yang paling mulia disisi Allah adalah orang yang paling bertakwa"

Jadi pemuda berprestasi menurut pandangan Islam bukan yang uangnya banyak, viral, banyak folowernya, dapat penghargaan, dijadikan duta, tetapi pemuda yang paling bertakwa disisi Allah dan sudah banyak dicontohkan pada masa kejayaan Islam.

Ada Musab bin Umair, pemuda bangsawan yang rela meninggalkan kekayaannya menjadi duta Islam di Madinah, hingga berdirilah negara daulah Islam di Madinah. 

Muhammad Al Fatih, pemuda 21 tahun  yang mampu menaklukkan konstantinopel, yang saat itu berada dibawah kepemimpinan Romawi.

Islam sudah punya aturan yang jelas bagaimana pemuda Islam itu wajib berprestasi. Pemuda tidak hanya berpangku tangan, pemuda harus berani menyuarakan kebenaran, pemuda harus banyak berkarya , menghasilkan karya  yang bermanfaat untuk umat, sesuai dengan Al Qur'an bukan prestasi berdasarkan pandangan manusia. 

Di masa Khalifah Al-Makmun yang memberikan emas kepada Hunain bin Ishak seberat kitab-kitab yang ia salin ke bahasa Arab dengan ukuran yang sama beratnya. Demikianlah sistem Islam sangat menghargai ilmu pengetahuan, pemimpin dalam hal ini Khalifah telah memberikan imbalan lebih dari cukup kepada pengarang, penterjemah dan ilmuwan demi agar mereka bisa hidup layak.  Bila kehidupan terjamin maka konsentrasi dan dedikasi bisa lebih fokus untuk pengembangan ilmu pengetahuan demi kemajuan Islam. 

Tak heran bila saat itu, wilayah kekhilafahan Islam menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi mengalahkan peradaban lainnya di zaman itu. Hanya dengan sistem Islam sajalah bagaimana sejatinya pemuda berprestasi itu, sudah ada petunjuknya didalam Al-Qur'an dan pemuda berprestasi akan dihargai setinggi-tingginya di dunia dan diberikan balasan surga diakhirat kelak.

Oleh: Yesi Wahyu I.
Aktivis Muslimah

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments