Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ruang Terbuka Publik, Benarkah Tingkatkan Bahagia Masyarakat?


TintaSiyasi.com -- Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung meresmikan Seke Bakan Teureup di RW 10 Kelurahan Pasir Jati, Kecamatan Ujungberung, Selasa 11 April 2023. Seke atau mata air ini memiliki luas 1.500 meter persegi yang dibangun di atas lahan 2.200 meter persegi dan memiliki fungsi konservasi, ekonomi, juga sebagai ruang publik terbuka. Di tempat yang sama, Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan mengatakan, hadirnya Seke Bakan Teureup merupakan prestasi ke sekian yang telah ditorehkan Pemkot Bandung. Selain punya fungsi konservasi, Ia juga mengungkapkan tempat ini bisa meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat.  

Maret lalu, Walikota Bandung meresmikan Ruang Terbuka Publik lainnya di Kota Bandung, yakni di Cipamulihan, Gedebage. Pemerintah Kota Bandung bahkan mengklaim cukup percaya diri mampu meningkatkan Indeks Kebahagiaan Masyarakat dengan dibangun banyaknya Ruang Terbuka Publik (RTP). Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM) Kota Bandung, Didi Ruswandi menuturkan, pembangunan area publik untuk membuat warga senang. Warga biasanya Bahagia bila datang ke tempat yang menyenangkan. Maka Pemkot Bandung akan memperbanyak area publik (jabarekspress.com, 02/03/2023).


Sekadar Hiburan

Mengunjungi tempat-tempat yang indah maupun menyenangkan belakangan menjadi tren di kalangan masyarakat. Istilah healing digunakan, merujuk pada aktivitas piknik untuk melepas penatnya rutinitas. Mengagumi keindahan maupun melakukan aktivitas menyenangkan mungkin mampu menghadirkan rasa bahagia. Sayangnya, kebahagiaan ini hanyalah sementara. Ketika aktivitas healing usai, masyarakat harus kembali pada berbagai permasalahan yang harus dihadapi.

Sangat disayangkan pemerintah Kota menyederhanakan kebahagiaan masyarakatnya diukur hanya dari aktivitas yang sifatnya sekedar hiburan. Sementara kebutuhan pokok lainnya masih banyak yang perlu diperhatikan. Harga bahan pokok yang cenderung naik, angka pengangguran yang tinggi, putus sekolah, diperlukan peran pemerintah untuk mengatasi permasalahan ini. Selain itu, pergaulan remaja kota Bandung juga perlu diperhatikan. Kasus bullying, penggunaan obat-obat terlarang, pergaulan bebas, hingga kasus asusila di Lembaga pendidikan, terjadi di kota Bandung. Dengan segala permasalahan yang ada, mampukan masyarakat bahagia?


Bahagia dalam Kapitalisme

Tanpa disadari, masyarakat telah masuk ke dalam jerat kapitalisme yaitu ketika masyarakat menyandarkan kebahagiaan pada materi. Misalnya bahagia ketika memiliki barang tertentu, bahagia ketika memiliki uang yang berlimpah dan bahagia ketika melakukan berbagai aktivitas menyenangkan. Bahagia dalam kehidupan saat ini hanya seputar food, fun, fashion, gadget, dan kendaraan.

Kebahagiaan dalam kapitalisme tidak akan pernah selesai. Inovasi dilakukan pada berbagai produk menyebabkan orang tidak akan puas terhadap barang yang dimilikinya. Kebahagiaan diraih bila ia selalu Update dan Upgrade barang yang dimilikinya. Pengalaman menyenangkan di satu tempat tidak akan membuatnya puas. Ia justru akan semakin ingin menjajal aktivitas lain di tempat yang berbeda untuk mendapatkan pengalaman menyenangkan lainnya.


Bahagia Seorang Muslim

Sebagai seorang Muslim, tidak akan menyandarkan kebahagiaan pada materi. Sebab ia memahami, bahwa materi yang dimiliki di dunia ini tidaklah abadi. Yang abadi hanyalah ridha Allah SWT. Ridha Allah SWT hanya bisa diraih dalam ketaatan, bukan kemaksiatan atau kelalaian. Maka sebagai seorang muslim, sepatutnya bahagia dalam ketaatannya kepada Allah SWT.

Seorang Muslim semestinya tidak terjebak dalam aktivitas-aktivitas yang bisa melalaikannya dari kewajiban. Ia akan menyibukan diri dengan amalan-amalan baik yang mengundang ridho Allah SWT, yaitu amalan wajib dan sunah.

Kebutuhan jasmani seperti makan dan minum serta kebutuhan dasar lainnya seperti pakaian dan tempat tinggal hanya dipandang seorang muslim sebagai pemenuhan kebutuhan. Bukan tujuan hidup atau sumber kebahagiaan. Seorang muslim akan memiliki rasa syukur sebagai batas keinginannya. Bila sudah terpenuhi secara layak, maka itu cukup baginya.


Peran Pemerintah dalam Islam

Pemerintah memiliki peran, tugas atau kewajiban terhadap rakyatnya lebih dari sekedar memenuhi aspek hiburan. Masyarakat lebih membutuhkan harga bahan pokok yang terjangkau, akses pendidikan dan layanan kesehatan yang merata dan ketersediaan lapangan pekerjaan.

Dalam sistem pemerintahan Islam, para pemimpin merupakan pelayan bagi rakyat. Maka kekuasaan yang dimiliki dipergunakan hanya untuk mengurus kepentingan rakyat. Negara akan mengupayakan pemenuhan hak-hak dasar rakyatnya secara maksimal sesuai dengan ketentuan hukum Islam dalam segala aspek kehidupan. Rasulullah SAW bersabda, “Seorang imam (pemimpin) adalah raa’in (pengurus pengurus rakyat) dan dia akan dimintai pertanggungjawaban atas rakyat yang dia urus.” (HR. Bukhori dan Muslim).

Negara yang dijalankan dengan landasan Al-Qur’an dan As-Sunnah tidak akan mengambil keputusan atau kebijakan yang bertentangan dengan syariat Islam. Mendorong masyarakat untuk berinteraksi di ruang publik dengan mengabaikan hukum-hukum Islam bukanlah cerminan pemimpin yang bertakwa. Pemimpin yang menjadikan Al-Qur’an sebagai landasannya akan menjaga pergaulan masyarakatnya dengan menegakkan sistem pergaulan Islam. Sehingga masyarakatnya akan selamat di dunia dan di akhirat. Inilah kebahagiaan hakiki bagi seorang muslim, Ketika ia mampu meraih ridha Allah yang mengantarkannya ke surga. 

Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: "Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah ; 25) .

Kebahagiaan hakiki hanya akan diraih Ketika hidup manusia diatur dengan aturan-aturan yang telah Allah tetapkan dalam segala aspek kehidupan. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Tita Rahayu Sulaeman
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments