TintaSiyasi.com -- Status jalun rusak menunggu perbaikan. Seperti kondisi jalan di Lampung saat ini. Kami berharap pertama kali menyebar di jejaring sosial, kemudian akan ada rencana yang diakhiri dengan penerapan perbaikan sesuai fakta di bawah ini. Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkunjung ke Provinsi Lampung pada Jumat (5/5) untuk meninjau jalan rusak yang belakangan viral di media sosial (cnnindonesia.com, 5 Mei 2023). Presiden Joko Widodo membayar Rp 800 miliar untuk memperbaiki 15 ruas jalan di Provinsi Lampung (Katadata.co.id, 5/5/2023).
Jika tidak viral di media sosial, mungkin tidak akan ada tindakan cepat untuk membenahi fasilitas yang sangat dibutuhkan bagi pergerakan orang-orang tersebut. Padahal, jalan merupakan salah satu ruang yang dibutuhkan masyarakat. Masyarakat membutuhkan jalan yang aman untuk berbagai moda transportasi. Mulai dari pekerjaan, sekolah, rumah sakit dan masih banyak kebutuhan lainnya.
Jadi teringat kisah ibu hamil yang diusung dengan tandu saat melahirkan di jalan yang rusak dan tidak bisa dilalui kendaraan. Setibanya di rumah sakit, sang ibu sudah meninggal dunia dan jenazahnya dibawa pulang lagi dengan berjalan kaki. Astaghfirullah.
Kondisi jalan yang rusak menelan banyak korban jiwa, tidak hanya di Provinsi Lampung. Namun berbagai daerah di Indonesia juga mengalami hal yang sama. Tidak semua orang menjadi viral begitu saja, dan mereka tidak seberuntung itu karena koreksi segera dilakukan. Bahkan ada yang sudah berbulan-bulan menanam pohon pisang untuk menghindari lubang.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengumumkan bahwa kondisi jalan di Indonesia semakin memburuk. Situasi ini ditunjukkan dengan kurangnya anggaran untuk tindakan perlindungan jalan. Dirjen PUPR Bina Marga Hedy Rahadian menjelaskan pada 2020-2021 kondisi jalan turun menjadi level baik sepanjang 2.259 kilometer. Ruang ini akan diperluas menjadi 2.928 km pada tahun 2022 (Bisnis.com, 2022).
Meski telah dilakukan perbaikan, fakta menunjukkan masih banyak jalan yang rusak, mulai dari jalan daerah hingga jalan tol. Hal ini seolah menjadi bukti kelalaian penguasa dalam sistem demokrasi.
Mereka benar-benar tidak peduli dengan kehidupan dan kebutuhan orang. Mereka mendatangi orang-orang hanya jika diperlukan hanya dengan suara mereka. Setelah itu, mereka melupakan semua janji manisnya.
Citra penguasa saat ini sangat jauh dari citra penguasa Islam. Dalam Islam, kekuasaan adalah iman. Dan penguasa bertanggung jawab atas amanat kekuasaannya. Penguasa yang disebut khalifah dalam Islam harus melayani rakyatnya, memenuhi kebutuhannya, termasuk membangun jalan dan infrastruktur lainnya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Pernah seorang khalifah, penguasa kaum Muslim, bernama Umar bin Khattab ra, berkata: “Jika seekor keledai jatuh ke sungai di kota Bagdad, Umar pasti akan bertanggung jawab dan bertanya: kenapa tidak untuk dia?"
Hal ini menunjukkan bahwa penguasa Muslim sangat memperhatikan rakyatnya. Nyatanya, hati-hati saja dengan keledai agar tidak berakhir di jalur yang sama.
Kita tidak dapat menemukan pemimpin dan penguasa seperti itu dalam sistem demokrasi yang tidak menjadikan aturan Tuhan sebagai dasar pengelolaan hidup kita. Maka sudah saatnya menjadikan Islam sebagai satu-satunya harapan kebaikan dan keberkahan dalam hidup. Wallahu a'lam. []
Oleh: Asma Sulistiawati
Pegiat Literasi
0 Comments