Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Moderasi Beragama di Forum Global, Solusi Memajukan Dunia?

TintaSiyasi.com -- Forum Lintas Agama G20 tahun 2023 berlangsung pada 8-10 Mei di Rumah Ibadah Baha’i, New Delhi. Forum ini berkonsentrasi pada tema Presidensi G20 India: Satu Bumi, Satu Keluarga, dan Satu Masa Depan. Dikutip dari www.kompas.id praktik-praktik baik dalam moderasi beragama di Indonesia menjadi contoh dan bahasan di Forum Lintas Agama G20 tahun 2023. Praktik-praktik moderasi beragama disertai desakan pesan moral tanpa melupakan nilai kemanusiaan dan pelestarian lingkungan dianggap akan mampu memajukan ekonomi dunia.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Ruhaini Dzuhayatin mengatakan modalitas keagamaan Indonesia yang moderat menyumbang moral imperative call atau panggilan moral untuk bertindak melalui Forum Inter-Faith G20 di India. Dalam forum itu, Ruhaini menyampaikan arahan dari Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang searah dengan harapan Duta Besar Indonesia untuk India agar dapat menyuarakan modalitas keagamaan Indonesia yang moderat dan terbuka bagi kemajuan dunia. Dalam kesempatan tersebut, Ruhaini Dzuhayatin juga menyampaikan ketangguhan sosial itu perlu terus dirawat melalui saling percaya dengan menguatkan faktor yang paling fundamental sekaligus sensitif, yaitu keragaman agama dan budaya. (www.antaranews.com)

Topeng Di Balik Moderasi Beragama

Hingga hari ini moderasi beragama dengan berbagai proyek implementasinya dipandang oleh pemerintah Indonesia bisa menjadi solusi masalah utama bangsa. Bahkan dipandang sangat penting bagi kemajuan Islam dan juga dunia secara keseluruhan. Tidak heran pemerintah bercita-cita menjadikan Indonesia sebagai poros moderasi Islam dunia. 

 Pada dasarnya, ide moderasi beragama tegak atas asumsi bahwa identitas agama menjadi dasar fundamentalisme. Sikap ini pada akhirnya menafikan nilai-nilai kebenaran dari kelompok lain. Dari sinilah muncul paham pluralisme, yaitu paham yang dianggap mampu menyatukan perbedaan antar agama. Menurut kaum pluralis, konflik dan kekerasan yang mengatasnamakan agama akan sirna jika masing-masing agama tidak lagi menganggap agamanya adalah yang paling benar. Atas dasar inilah, ide moderasi semakin digalakkan. Namun demikian, benarkah dengan menggalakkan ide moderasi akan mampu memajukan negeri bahkan dunia ini?

Sungguh ironi, saat bangsa ini ditimpa berbagai krisis yang terjadi, pemerintah justru gencar menggalakkan ide Islam yang dimoderasi. Seolah-olah moderasi Islam adalah solusi bagi segala problematika yang terjadi di negeri ini. Padahal sesungguhnya masalah perekonomian bahkan krisis multidimensi yang menimpa dunia dan negeri ini semuanya berpangkal pada penerapan sistem sekuler kapitalisme neoliberal. Sistem ini menjadikan negara-negara barat dengan leluasa melancarkan hegemoninya di negeri-negeri kaum muslim. Sistem tersebut telah mengeruk kekayaan alam negeri-negeri muslim hingga menjadikannya sebagai pasar hasil produksi barat. Praktik-praktik penjajahan tersebut, berjalan dengan sangat mulus dan legal. Terlebih, tidak bisa ditutupi bahwa Barat merancang narasi terorisme dan radikalisme untuk menghadang kebangkitan Islam dan kaum muslim. Tidak bisa menafikan pula bahwa proyek moderasi Islam adalah rekomendasi sekaligus proyek global Barat untuk menyerang pengusung Islam politik, menjauhkan umat dari Islam kaffah dan perjuangannya.

Moderasi Beragama, Racun Berbalut Madu

Dokumen-dokumen lama RAND Corporation jelas menunjukkan, ada hubungan erat antara penyebarluasan Islam moderat di negeri muslim dengan agenda liberalisasi ekonomi. Ada kaitan pula antara pembentukan jaringan muslim moderat ini dengan kepentingan nasional Amerika di kancah politik internasional.

Proyek-proyek moderasi pun dijalankan oleh penguasa negeri muslim yang tidak lain adalah antek barat. Sungguh naif, penguasa yang seharusnya menjadi pelindung umat, justru ikut menjadikan proyek moderasi islam sebagai proyek yang baik untuk mereka. Bahkan ikut menyukseskan target global pengukuhan penjajahan Amerika. Proyek moderasi tersebut telah masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024. Proyek ini dianggap berhasil memukau sebagian kalangan, lantaran Barat menarasikan Islam dengan narasi Islam ramah atau Islam jalan tengah, yaitu Islam moderat yang tidak condong ke kiri (liberal) dan tidak pula condong ke kanan (radikal).

Dengan proyek ini, mereka memaksa umat Islam untuk menilai dan mendefinisikan Islam dengan cara pandang Barat, yakni Islam yang kompromistis dengan nilai-nilai mereka dan siap menanggalkan syariat atas nama modernitas, kesetaraan atau perdamaian dunia. Penguasa negeri ini bukannya fokus mencampakkan sistem sekuler kapitalis neoliberal penyebab krisis di berbagai bidang, tetapi mereka malah berupaya meneguhkan kedudukan sistem tidak manusiawi ini di tengah kehidupan umat Islam.

Islam Solusi Hakiki

Sebagaimana penjelasan di atas, bahwa moderasi beragama ini adalah agenda Barat, maka penting bagi kaum muslimin untuk mewaspadai gagasan ini. Moderasi beragama adalah bentuk perang pemikiran untuk menghadang kebangkitan Islam. Padahal kemuliaan Islam dan kaum muslimin sejatinya akan kembali ketika mereka berpegang teguh pada Islam ideologi. Karena Islam ideologi meniscayakan bahwa solusi kehidupan bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah dalam setiap aspek kehidupan, dari ekonomi, politik, sosial, pendidikan, hingga ranah akidah. Penerapan Islam kaffah mewujudkan rahmat bagi seluruh alam. Sungguh, Allah subhanahu wata’ala telah menjamin bahwa satu-satunya agama yang diridai di sisi-Nya hanyalah Islam. Allah juga memberikan jaminan keamanan kepada siapa pun bahwa tegaknya syariat islam akan menjadi rahmat bagi seluruh alam. Syariat islam adalah petunjuk kehidupan, bukan hanya petunjuk dalam ibadah ritual saja.

Sejarah membuktikan, pada masa kekhilafahan islam berjaya, Islam menaungi berbagai agama, suku dan budaya. Jiwa serta harta mereka terlindungi. Sementara itu, khilafah adalah sistem politik pemerintahan Islam. Dengan hadirnya sistem khilafah di tengah-tengah kaum muslim, akan terwujud penerapan syariah Islam secara menyeluruh di kehidupan umat. Khilafah islam juga akan mengemban ideologi Islam ke seluruh penjuru dunia. Karena hanya islam yang mampu menyelamatkan manusia dari seluruh krisis yang timbul akibat dari penerapan kapitalisme global. Wallâhu a’alam bish-shawâb wa shallallâhu ‘alâ nabiyyinâ Muhammad.


Oleh: Cahya M. Azdarany, S.Si.
Aktivis Dakwah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments