TintaSiyasi.com -- Kajian Ibu Shalihah (Kaisha) kembali dihelat, Ahad, 7 Mei 2023. Kali ini tema yang diangkat adalah seputar muhasabah di bulan Syawal tentang Meraih Kemenangan Hakiki. Bagaimanakah aktivitas dan keimanan para muslimah selepas ditinggalkan oleh bulan Ramadhan kemarin, masihkah bersemangat seperti menyongsong Bulan Ramadhan atau malah kembali menjalani aktivitas sehari-hari seperti sediakala yang biasa-biasa saja.
Tepat pada pukul 09.00 WIB, acara kajian rutin bulanan itu dimulai. Bertempat di Ronggojalu No. 192 Leces Probolinggo. Suasana tampak ceria sekali. Para tamu undangan silih berganti memasuki aula kediaman salah satu sahabat muslimah. Senyum hangat tersuguh dari para panitia menyambut kedatangan mereka. Beberapa ibu tampak riweh dengan anak kecil namun semangat halal bi halal dan sekaligus mengkaji ilmu sungguh tampak luar biasa dari para tamu undangan.
Beberapa menit berselang tampaklah Ibu Siti Utari sebagai moderator membuka forum kajian dengan sapaan hangat, dilanjutkan dengan pembacaan tilawah oleh Ananda Zahro dan juga menghadirkan acara kocak Khitobah versi bahasa Madura dengan judul `Qonaah` yang dibawakan oleh Ananda Azizah.
Pucuk dicinta ulam pun tiba. Ustazah Ummu Syauqi sebagai pemateri pun dengan sigap mengisi acara dengan materi yang membahana. Sekelumit pertanyaan terlontar untuk para hadirin, “Bagaimanakah aktivitas dan ibadah kita diawal bulan Syawal sekarang? Sudahkah merasakan menjadi hamba yang bertaqwa dan meraih kemenangan selepas bulan Ramadhan kemarin? Atau hanya cukup mencharger keimanan setahun sekali?
Pemateri menjelaskan, bahwa realita menunjukkan ketika Ramadhan berlalu, maka kita dan mayoritas umat Islam di negara lainnya kembali kepada kehidupan sebelumnya. Di mana segala aktivitas menjadi jahiliah kembali. Contohnya, pada bulan Ramadhan, umat banyak berbondong-bondong memakai pakaian syar`i menutup aurat, meramaikan masjid dengan kegiatan sholat berjamaah dan tilawah qur`an hingga sholat lail. Namun, selepas Ramadhan, aktivitas tersebut sudah tidak nampak memenuhi ruang gerak masyarakat lagi. Penyebab hal ini adalah mayoritas umat Islam masih menganggap Islam itu hanya sebatas agama ritual saja, di mana hanya ketika memasuki momentum keagamaan saja, aktivitas akan diisi dengan agenda kegiatan keagamaan. Selebihnya kembali jahiliah.
Kedua, penyebab yang krusial adalah diterapkannya sistem sekuler di tengah-tengah masyarakat. Sistem ini memisahkan agama (aturan Allah) dari segala aspek kehidupan masyarakat. Sehingga masyarakat tidak lagi mampu menerapkan aturan Islam secara keseluruhan. Aturan Allah hanya digunakan dalam sebagian kecil ibadah mahdoh seperti ketika melakukan sholat, puasa, zakat, dan haji. Sementara berkaitan dengan sistem pergaulan laki-laki dan perempuan, termasuk saat menggunakan media sosial, banyak kaum muslimin yang tidak memahaminya sehingga tergelincir ke dalam perselingkuhan, perzinahan, riba dll. Sontak para hadirin serasa merenungi bahwa yang disampaikan pemateri benar adanya.
Pemateri pun menyampaikan, bahwa kita adalah makhluk sosial, di mana kehidupan kita tidak bisa lepas dari lingkungan dan sistem yang menaungi. Sistem sekuler kapitalis menjamin kebebasan berperilaku, membiarkan manusia bebas tanpa aturan Allah SWT dan hidup semaunya sesuai dengan keinginannya. Dalam sistem ini, adab, akhlak dan moral akan terpinggirkan. Sistem ini menjadikan orang tidak takut kepada Allah SWT, tidak malu kepada manusia karena sistem ini mengagungkan kebebasan individu dalam berpendapat.
Dari Abu dzar Al Ghifari radhiallahu`an, ia berkata rasullullah SAW bersabda :
اتق الله حيثما كنت
Artinya : Bertakwalah kepada Allah dimanapun engkau berada. (HR. Tirmidzi).
Sebagaimana kita tahu bahwa tujuan manusia hidup di dunia untuk beribadah. Karena itu banyak perintah dan larangan Allah dalam Al-Qur`an yang ketika dilaksanakan, aktivitasnya menjadi ibadah. Semuanya bertujuan agar menjadi orang yang bertaqwa. Bulan Ramadhan momentum melatih ketalwaan itu sendiri. Dimana kita sebagai hamba Allah dilatih untuk berproses menjadi insan yang berkarisma taqwa.
Di dalam Al-Qur`an disebutkan,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa. (Q.S Al Baqarah 183).
Apakah taqwa itu? Takwa adalah ketundukan atau ketaatan secara totalitas kepada Allah SWT. Menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi semua larangan-Nya. Selalu merasa diawasi oleh Allah SWT dimanapun, kapanpun dan dengan siapabpun berada. Baik dalam keramaian, sendirian, senantiasa sadar bahwa Allah SWT selalu melihat perbuatan kita.
Taqwa itu harus totalitas, meliputi seluruh aspek kehidupan. Kita tidak boleh memilah dan memilih berdasarkan hawa nafsu dalam menjalankan hukum Allah. Ibadah seorang muslim tidak bisa paripurna jika support sistemnya bukan menggunakan syariat Islam maka ketaqwaannya pun tidak bisa totalitas.
Di dalam Al-Qur`an juga dijelaskan,
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةً ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam islam secara keseluruhan, dan janganlah kamu turuti langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu. (Al Baqarah 208).
Islam sendiri mengatur kehidupan manusia dalam 3 dimensi yaitu :
Pertama. Hablum minallah.
Allah mengatur akidah dan tauhid. Bagaimana cara hambanya beribadah. Tidak sesuka hati dalam beribadah. Hanya Allah yang wajib ditaati dan tidak ada sekutu baginya. Sedangkan saat ini, uang dan gadget laksana sekutu bagi Allah. Umat secara sadar berani melalaikan aturan Allah dalam beribadah. Ibadah dinomerduakan, urusan dosa belakangan.
Kedua. Hablum minannas.
Allah mengatur hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya. Bagaimana dalam hal bermuamalah, berinteraksi antara lelaki dan perempuan, harus infisol (terpisah), yang bukan mahrom masih terlihat campur baur goncengan kesana sini, berkhalwat ditempat sepi, ada yang pacaran padahal hal tersebut berdosa. Dalam muamalah ada yang namanya ijaroh tentang pengupahan, sistem julbeli, pendidikan, kesehatan. Namun umat hanya mempelajari dari satu aspek tidak secara keseluruhan.
Ketiga. Hablu binafsih.
Allah mengatur kepada hambanya untuk menghiasi diri dengan akhlak yang baik, berpakaian sesuai syariat untuk laki-laki dan perempuan. Memakan makanan yang halal lagi thoyyib dan juga cara memperolehnya, dengan cara yang halal, menghindari riba, dll.
Ketiga dimensi tersebut, semuanya wajib terikat dengan syariat islam. Tidak bisa seorang hamba hanya fokus memperbaiki diri tetapi masyarakat dan lingkungan sekitarnya mengabaikan aturan Allah. Jika semua dimensi ini secara keseluruhan menerapkan aturan Allah maka inilah yang dinamakan ketakwaan yang sempurna (hakiki).
Ketakwaan sempurna tidak bisa hanya dilakukan oleh individu-individu saja. Ketakwaan ini harus dilakukan oleh masyarakat hingga dalam tatanan negara. Karena negaralah yang mempunyai kekuasaan untuk menerapkan aturan. Negara harus mengurus masyarakat dengan baik. Tidak boleh terlena dengan kekuasaaan. Namun, pada kenyataannya masyarakat ingin berlomba dengan kekuasaan. Segala cara ditempuh untuk menjadi pejabat di pemerintahan. Haus materi.
Kita ummatan wahidan. Umat yang satu. Bukan karakter seorang muslim jika terfokus hanya memikirkan diri sendiri. Kita harus melihat dan memikirkan Muslim yang lain. Adakah masalah yang tidak terselesaikan dengan baik? Baik tentang kemiskinan, penyimpangan sosial atau tentang ekonomi di suatu negara, apakah pemicunya, adakah solusinya, kenapa hal tersebut bisa terjadi? Sungguh benar, hal ini terjadi karena tidak menerapkan hukum Allah!
Pemateri melanjutkan, hingga sampai saat ini memang tidak ada satupun negara di dunia yang menerapkan hukum Islam secara keseluruhan. Umat islam di seluruh dunia selalu mengalami polemik kehidupan berkepanjangan. Dari Ramadhan ke Ramadhan berikutnya, tidak nampak membawa pengaruh besar untuk memperbaiki kondisi umat dan umat semakin lama semakin terpuruk. Misalnya, negara Palestina yang masih dijajah, Negara Arab yang ikut sekuler, negara Indonesia sendiri masih terpuruk dalam bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, dll.
Terakhir pemateri menyampaikan bahwasannya di sinilah tanggung jawab kita untuk mendakwahkan kepada umat agar dapat meraih kemenangan yang hakiki, meraih ketaqwaan yang totalitas dengan cara mengambil seluruh hukum Allah dalam segala aspek kehidupan dan hal ini hanya dapat terwujud jika kita berada dalam sistem yang menjalankan Islam secara kaffah.
Kemudian acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Antusias para hadirin langsung terlihat. Beberapa pertanyaan terlontar dan pemaparan pemateri semakin menggugah jiwa bahwasanya Sistem Khilafah harus tegak untuk menjaga umat dari gangguan aqidah. Menjaga istiqomah ketakwaan sampai akhir. Umat Islam harus semangat memperjuangkan tegaknya khilafah karena khilafahlah yang menjaga umat Islam agar tidak tergerus zaman.
Acara beranjak dengan pembagian doorprice kepada hadirin. Serta ditutup dengan doa oleh Ustazah Sri. Moderator mengakhiri acara dengan ucapan maaf dan terima kasih atas kehadiran para tamu undangan. Semoga pada kesempatan berikutnya bisa mengkaji ilmu dengan tema menarik lainnya.
Tepat pukul 11.00 Wib, acara selesai dan diakhiri dengan bersalam-salaman serta foto bersama. []
Oleh: Ratih Febrian Kamiswara
Aktivis Muslimah
0 Comments