Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Kapitalisme Kuasai Dunia, Bumi pun Merana


TintaSiyasi.com -- Bendera perang terhadap pemanasan global telah dikibarkan oleh negara-negara di dunia sejak beberapa dekade yang lalu. Namun sayangnya, tidak banyak langkah nyata yang dilakukan oleh negara-negara tersebut. Tidak lebih dari sekadar konferensi dan komitmen-komitmen semu. Faktanya bumi semakin panas, bahkan beberapa negara baru-baru ini mengalami serangan gelombang panas ekstrem.

Sebagian negara di Asia, seperti India, Bangladesh, China, Jepang, Laos, Korea, Myanmar dan Thailand, mengalami peningkatan suhu hingga mencapai 40 derajat Celcius. Puncak sementara, wilayah Kumarkhali, kota di distrik Kusthia, Bangladesh menjadi daerah terpanas dengan suhu maksimum harian yang tercatat sebesar 51,2 derajat Celcius pada 17 April 2023. Sedangkan di India, 60 persen wilayahnya telah mengalami cuaca ekstrem tersebut. Bahkan pada 16 April lalu, tercatat ada 13 orang meninggal (mongabai.co.id, 07/05/2023).

Di Indonesia sendiri, berdasarkan catatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), beberapa daerah juga mengalami peningkatan suhu. Daerah Ciputat, Tangerang Selatan menjadi kota terpanas dengan suhu mencapai 37,2 derajat Celcius pada tanggal 17 April 2023 (theconversation.com, 04/05/2023).

Secara ringkas, pemanasan global adalah fenomena kenaikan suhu di seluruh permukaan bumi. Fenomena ini salah satunya disebabkan oleh penggunaan bahan bakar fosil yang berlebihan. Peningkatan populasi manusia dan modernisasi di segala lini pastilah meningkatkan konsumsi bahan bakar, baik untuk transportasi maupun industri. Menurut Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), selama 3 abad terakhir, suhu rata-rata di permukaan Bumi telah meningkat 1 derajat Celcius (liputan6.com, 28/10/2022).

Semakin parahnya pemanasan global adalah bukti bahwa negara-negara di dunia tidak seberapa peduli terhadap kondisi lingkungan. Berbagai aktivitas dilakukan oleh manusia tanpa memperhatikan dampak jangka panjang. Orientasi satu-satunya hanyalah keuntungan materi sesaat saja. Padahal, ketidakpedulian terhadap dampak lingkungan akan merugikan manusia di masa yang akan datang, bahkan kerugiannya akan yang jauh lebih besar daripada keuntungan yang diperoleh. 

Pertanian, yang merupakan sektor penting dalam perekonomian, sangat dipengaruhi oleh lingkungan terutama iklim. Kenaikan suhu dan perubahan pola curah hujan dapat berdampak terhadap penurunan hasil pertanian, seperti jagung, padi, dan gandum, terutama di daerah tropis, yang normalnya memiliki produksi pangan tinggi. Pemanasan global juga identik dengan peningkatan kadar CO2. Dimana peningkatan CO2 juga berkaitan erat dengan penurunan kandungan protein dan nitrogen pada tanaman yang mengakibatkan menurunnya kualitas hasil panen. Terutama pada spesies tanaman sejenis gandum, kedelai, dan padi.

Dampak terhadap sektor pertanian hanyalah salah satu masalah yang ditimbulkan. Masih banyak masalah-masalah lain yang harus dihadapi manusia akibat kelalaian menjaga kelestarian bumi. Diantaranya masalah kesehatan, di mana sudah terbukti bahwa kenaikan suhu ekstrim telah menelan korban jiwa. Dampak negatif terhadap kesehatan secara jangka panjangpun pastinya juga ada, seperti meningkatnya resiko kanker kulit dan lain sebagainya. 

Pemanasan global ternyata juga menyebabkan terjadinya berbagai bencana alam. Kekeringan, kebakaran hutan yang diikuti kabut asap, naiknya permukaan air laut yang bisa menyebakan banjir rob dan hilangnya sebagian daratan, hingga topan dan badai salju adalah alarm bahwa bumi kita sedang sekarat.

Persoalan pemanasan global jelas bukan persoalan satu negara saja, melainkan persoalan yang harus dicari solusinya oleh seluruh negara di dunia. Mustahil apabila satu atau beberapa negara saja yang serius mengatasi masalah ini. misalnya hanya Indonesia saja yang melakukan upaya penanggulangan pemanasan global, sedangkan negara lain terus meningkatkan emisi karbonnya tanpa memperhitungkan dampak lingkungan, maka efek pemasan global praktis akan menimpa semua negara di dunia termasuk indonesia. Dengan demikian persoalan skala global ini mutlak butuh pula solusi global.

Apabila kita cermati, akar masalah kenaikan suhu bumi ini adalah terus meningkatnya emisi gas sisa pembakaran sementara tidak disediakan sebuah aturan sistematis untuk menanggulangi dampak negatifnya. Tujuan utama manusia dalam memanfaatkan alam hanyalah tentang keuntungan materi. Inilah sebuah keniscayaan dari penerapan kapitalisme. 

Semua hal hanya diukur dari segi keuntungan pribadi semata. kaum pemilik modal besar tak segan merusak lingkungan demi meraup pundi-pundi uang. Sedang dampak buruk lingkungannya dirasakan oleh semua masyarakat, bahkan yang paling menderita pasti adalah masyarakat kalangan bawah. Maka artinya, selama kapitalisme masih mengusai dunia, selama itu pula persoalan pemanasan global dan dampak ikutannya akan terus melanda. kapitalisme harus dicabut dan digantikan oleh sistem yang sempurna yaitu sistem Islam.

Ide persatuan global, yaitu tidak adanya sekat antar negara di dunia, merupakan ide utama dalam sistem islam. Menilik masalah naiknya suhu bumi, maka sistem Islam adalah satu-satunya sistem yang mampu menyelsaikan persoalan ini secara global. Sistem islam berdiri diatas landasan akidah. Tujuan utama dari penerapannya yang berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah adalah menggapai ridha Allah SWT. Sehingga keuntungan materi bukanlah tujuan utama dari sistem Islam. Inilah yang pasti akan membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia di dunia.

Dalam konsep Islam, manusia tidak terlepas dari alam. Eksistensi makhluk hidup di muka bumi sangat bergantung pada sejauh mana manusia mampu berlaku adil terhadap alam. Pengelolaan alam demi kepentingan manusia harus tetap mengedepankan aturan sebagaimana tertuang dalam syariat.

Dalam sistem Islam, Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh negara harus diolah sendiri. Tidak akan diserahkan kepada swasta atau asing yang berpotensi besar menimbulkan ekploitasi besar-besaran tanpa diimbangi perbaikan lingkungan. Dengan demikian SDA benar-benar mampu memakmurkan dan mensejahterakan rakyat. Bukan seperti sekarang, Indonesia kaya SDA namun rakyatnya mayoritas miskin. Hasil kekayaan SDA hanya dinikmati segelintir kaum kapital. Sedang rakyat kecil hanya mendapat dampak buruk rusaknya lingkungan. 

Islam juga memaksimalkan pengelolaan lahan. Tidak boleh ada tanah yang tidak digarap. Negara bersistem Islam akan memberdayakan lahan-lahan mati dengan penghijauan dan reboisasi. Lahan tidak terpakai selama jangka waktu tertentu akan diambil alih negara untuk diberikan kepada rakyat yang mampu mengolahnya. 

Islam memerintahkan untuk berlaku baik terhadap alam. Termasuk di dalamnya segenap makhluk hidup atau benda mati sekalipun yang ada di bumi. Contohnya dalam perang fisabilillah saja kaum Mukmin dilarang memotong pokok pohon, apalagi dalam keadaan damai. Islam juga melarang pemanfaatan alam secara berlebihan. Contoh sederhananya adalah kaum Muslim dilarang berwudhu berlebihan yang dianggap membuang-buang air meskipun pada saat itu air sedang berlimpah.

Islam adalah sebuah sistem yang sempurna. Mampu memberi solusi bagi seluruh persoalan manusia. Dengan menerapkan sistem Islam niscaya keseimbangan alam akan terjaga dan seluruh umat manusia di muka bumi ini akan hidup dalam keberkahan. Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Dinda Kusuma W.T.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments