Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sekularisme Akibatkan Tren Bunuh Diri!


TintaSiyasi.com -- Lagi, negara ini dihebohkan dengan berita duka yang diakibatkan oleh kasus bunuh diri. Yang makin lama kasus bunuh diri ini bukannya makin berkurang, malahan makin bertambah. Sehingga bunuh diri menjadi tren dalam rangka menyelesaikan permasalahan. Pelakunya pun makin beragam tidak hanya orang yang sudah berkeluarga saja, sebagaimana kasus bunuh diri yang selama ini terjadi. Yang penyebabnya kebanyakan adalah karena faktor ekonomi. Seperti tidak mampu menanggung nafkah keluarga, banyak utang, dan lain-lain. Namun, mirisnya bunuh diri saat ini dilakukan oleh kaum pelajar yang sejatinya mereka belum memiliki beban tanggungan hidup yang harus mereka tanggung yang menyebabkan mereka harus membunuh diri mereka.

Seperti kasus bunuh diri yang dilakukan oleh seorang mahasiswi Universitas Indonesia (UI) berinisial MPD (21) yang ditemukan tewas di sebuah apartemen kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Korban diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 18 apartemen tersebut pada Rabu (8/3/2023) sekitar pukul 23.45 WIB. 

Menurut Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Kebayoran Baru Komisaris Tribuana Roseno menyatakan, berdasarkan informasi yang didapat bahwa korban sempat meninggalkan pesan melalui story, yang intinya menyampaikan permintaan maaf kepada keluarga dan juga teman-teman sebelum mengakhiri hidupnya beberapa hari sebelum wisuda. Hingga saat ini belum diketahui apa yang menjadi motif MPD melakukan bunuh diri tersebut (TribunJakarta.com, 12/3/2023).


Akibat Sekularisme

Dalam Islam apa pun motif pelaku untuk melakukan bunuh diri tidaklah dibenarkan. Sebab, Allah SWT telah melarang hamba-Nya untuk menzalimi dirinya sendiri baik berupa melukai apalagi sampai menghilangkan nyawa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat An-Nisa':

"Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (TQS. An-Nisa: 29-30).

Orang yang bunuh dirinya ia akan diazab oleh Allah di akhirat kelak sebagaimana ia membunuh dirinya. Jika ia menggantung dirinya dengan tali, maka dengan begitu juga yang akan ia lakukan di akhirat nanti. Jika ia bunuh diri dengan melompat dari gedung, maka begitu juga di akhirat, jika ia membunuh dirinya dengan benda tajam dan sejenisnya, maka begitu pula yang ia lakukan di akhirat. 

Sebagaimana sabda Nabi SAW: “Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu, ia akan di azab dengan itu di hari kiamat”. (HR. Bukhari no. 6105, Muslim no. 110). Na'udzubillahi min dzalik. Semoga kita beserta keluarga kita senantiasa dilindungi oleh Allah dari perbuatan tersebut. Aamiin.

Bunuh diri gampang terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Hal ini tidak lain karena negeri ini menerapkan kapitalisme yang berakidahkan sekularisme, yaitu pemisahan peraturan agama dari kehidupan. Agama tidak boleh dibawa di dalam menyelesaikan problem kehidupan, sementara masalah kehidupan semakin kompleks yang sebenarnya butuh penyelesaian menurut agama (Islam).

Sementara itu, kehidupan yang individualis juga membuat masing-masing orang sibuk dengan aktivitasnya, tidak perduli dengan kondisi yang terjadi di sekitarnya. Hal demikian menyebabkan timbulnya depresi makin parah yang menyebabkan bunuh diri. Apalagi kondisi keimanan yang lemah akibat kapitalisme dengan akidah sekularismenya.

Dalam pemahaman sekularisme menganggap bahwa kehidupan dunia dengan akhirat itu terpisah, tidak ada sangkut pautnya. Permasalahan di dunia dianggap hanya masalah dunia, sementara di akhirat lain lagi. Sehingga sering sekali penderitaan dunia dianggap akan berakhir dengan mengakhiri kehidupan. Karena itu, membuat keputusan untuk mengakhiri hidup dianggap merupakan solusi dari berbagai permasalahan ketika hidup di dunia.

Saat ini masyarakat walaupun ia seorang Muslim pun memiliki pemahaman sekularisme, mereka tidak mau agama (Islam) mengatur kehidupan. Mereka menganggap bahwa Tuhan hanya berperan untuk menciptakan saja tanpa mengaturnya. Di sisi lain menusialah yang berhak membuat aturan. Manusia bebas membuat aturan sendiri, sehingga bebas pula untuk melakukan apapun tanpa ada konsekuensi dari apa yang akan dilakukan kepada Allah SWT. Karena itu, mereka tidak menjadikan Islam sebagai solusi dalam permasalahan kehidupan baik secara individu, bermasyarakat maupun bernegara.

Sehingga negara dalam kasus bunuh diri ini hanya memberikan solusi yang bersifat parsial tidak menyelesaikan sampai ke akarnya yaitu masalah akidah. Karena sejatinya negara saat ini masih menerapkan kapitalisme yang berakidahkan sekularisme. Sehingga negara tidak terlalu nampak perannya dalam menyelesaikan kasus bunuh diri tersebut.

Sungguh nampak nyata wajah negara yang tanpa visi yang jelas terhadap insiden bunuh diri di Indonesia yang makin marak terjadi. Kasus bunuh diri mencerminkan terganggunya kesehatan mental warga. Baik karena masalah ekonomi atau perihal hati dan lain-lain. Yang pastinya ada banyak faktor penyebab akibat buah dari paham sekularisme. Seperti, sedikitnya jam pelajaran agama, apalagi sempat muncul wacana jam pelajaran agama hendak dihilangkan dari kurikulum, pengajian dibatasi bahkan dilarang. Kemudian kurikulum yang bermasalah, pola asuh keluarga juga bermasalah, sehingga melahirkan generasi yang kian rapuh.  

Semua mengerucut pada buruknya sistem dan penguasa yang abai atas rakyat. Sebab, Islam memandang manusia secara utuh, dan menyeluruh. Karena itu pembangunan manusia tidak hanya aspek fisik, akan tetapi juga mental dan menjadikan akidah Islam sebagai asas dalam kehidupan. Sehingga menghasilkan manusia yang tangguh, sabar akan cobaan dan yakin akan hari akhirat. Di sisi lain, negara juga menjamin kehidupan sehingga mengurangi adanya tekanan.


Kembali kepada Islam

Islam adalah agama yang Allah turunkan lengkap dengan segala aturannya yang mampu mengatasi masalah individu, masyarakat hingga permasalahan negara. Hanya sistem Islam yang diterapkan secara kaffah dalam institusi khilafah yang mampu melindungi serta mensejahterakan masyarakat. Karena sistem Islam khilafahlah semua permasalahan kehidupan akan terselesaikan.

Dalam Islam seorang pemimpin memikul amanah yang sangat besar dalam perihal mengurusi urusan rakyatnya. Sebab itu, para aparatur negara akan melakukan tugasnya sesuai dengan kewajiban yang telah ditetapkan kepada mereka, dengan menjadikan hukum Islam satu-satunya acuan dalam berpikir dan bertindak yang akan membawa ke surga atau ke neraka. 

Kesejahteraan rakyat adalah tanggung jawab pemimpin. Memperhatikan kebutuhannya, menjaga dari semua hal yang membahayakannya, dan menjamin kesejahteraannya hingga bisa tumbuh dan berkembang biak sebagaimana yang diharapkan.

Dengan begitu rakyat akan merasakan kesejahteraan hingga tidak ada gangguan mental apalagi sampai mengakibatkan terjadinya kasus bunuh diri. Sebab, rakyat selain adanya pengawasan dan penjagaan serta jaminan pemenuhan kebutuhan dari negara, karena khilafah memberikan pendidikan keimanan yang kokoh, memudahkan masyarakat mengakses kebutuhan hidup. Serta kehidupan masyarakat dalam khilafah yang bersosial (bermasyarakat). Sehingga masyarakat bisa mengatasi berbagai permasalahan dirinya sendiri. Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Nur Ayu Kadina
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments