Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemudik Lebaran Makin Melejit, tetapi Transportasi Kian Buruk

TintaSiyasi.com -- Mudik menjadi sebuah tradisi bagi masyarakat Indonesia, khusunya bagi umat Islam menjelang Hari Raya Idul Fitri. Mudik merupakan sebuah momen yang menggembirakan bagi para perantau untuk pulang ke kampung halaman. Pulang bukan sekedar pulang, ada momen kebahagiaan didalamnya yakni bertemu dengan orang tua, keluarga, sanak saudara, kerabat dan teman masa kecil sekalipun yang menjadi momen silaturahmi yang tak ternilai harganya.

Terlebih saat mudik Idul Fitri tiba, masyarakat berlomba-lomba untuk segera pulang kampung baik dari masyarakat bawah hingga menengah keatas. Tak jarang terjadi kemacetan yang cukup parah karena pemudik yang memilih pulang kampung dengan waktu yang bersamaan. Tahun ini diperkirakan ada 12,9 juta pemudik akan memasuki wilayah Jawa Tengah.

Menurut Wakil Ketua Komisi D DPRD Provinsi Jawa Tengah Hadi Santoso, lebih dari 82 titik kemacetan paling banyak karena pasar tumpah sebanyak 42 titik. Selebihnya sejumlah exit tol persimpangan jalan, perlintasan kereta api dan penyempitan jalan. Selain itu, ada 67 proyek yang belum selesai pengerjaannya.

Ia juga mengingatkan para pemudik untuk waspada adanya cuaca ekstrem yang berpotensi menimbulkan kejadian bencana, terutama tanah longsor, banjir dan amblesan. Ia menyebutkan, ada lebih 127 titik banjir, 39 titik longsor di jalan provinsi, dan lebih dari 52 titik di jalan nasional (Rejogja.republika.co.id 09/04/2023).

Transportasi umum, baik transportasi darat, laut, maupun udara dirasakan masih mahal oleh masyarakat luas. Ketua Komisi V DPR RI, Lasarus mengatakan, tiket pesawat dan tiket kereta api belakangan menjadi topik pembicaraan utama bagi rakyat yang hendak melaksanakan mudik. Ia berharap pemerintah bisa segera mencarikan jalan keluar. Antara lain dengan mencermati betul soal tiket baik transportasi darat, laut maupun udara, khususnya kereta api karena moda transportasi itu menyentuh hajat hidup banyak orang (Ramadhan.republika.co.id 05/04/2023).

Menyikapi berbagai masalah di atas, pemerintah memberikan jalan keluar yang tidak solutif. Solusinya hanya sebatas regulasi semata yaitu harus berbadan hukum, menyetorkan pajak, memiliki pool, argo dan KIR. Hal ini tentu akan menimbulkan masalah baru yaitu tingginya biaya sewa transportasi yang akan dirasakan oleh masyarakat. Belum lagi banyak sektor transportasi yang dikelola oleh swasta dan asing. Banyak proyek yang dikuasai oleh China seperti bandara, pelabuhan, listrik, termasuk proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.

Penerapan sistem yang faktanya tidak dapat memberikan kesejahteraan hidup dari segala sisi kepada masyarakatlah yang menjadi akar dari semua permasalahan yang ada. Dalam hal ini, penyediaan sarana transportasi yang merupakan fasilitas umum dikuasai oleh perusahaan dan swasta sehingga orientasinya adalah semata untuk mendapatkan keuntungan, bukan sebagai pelayanan kepada masyarakat. Imbasnya bukan menjadi suatu pilihan lagi bagi masyarakat menengah kebawah untuk mendapatkan transportasi yang aman dan nyaman, melainkan asalkan biayanya murah. Terlebih lagi, mereka memilih kendaraan pribadi seperti motor yang membahayakan jiwa mudik mereka. 

Seharusnya negara berwenang penuh dan bertanggungjawab langsung terhadap penyediaan transportasi publik yang aman, nyaman (bersih, tidak pengap, tidak berdesakan, tepat waktu), dan murah (terjangkau harganya dengan mengedepankan aspek pelayanan daripada keuntungan).

Dalam sejarah sistem Khilafah, khalifah datang untuk mengurus urusan umatnya. Segala keperluan umat dipenuhi oleh khalifah dan aparatnya baik muslim atau non-muslim, salah satunya yaitu pengelolaan transportasi. Moda tersebut dikelola dengan sangat baik, sebab para khalifah memandang posisinya sebagai konsekuensi dari amanah yang diembannya. Sesuai sabda Rasulullah SAW dalam sebuah hadist Imam Bukhari yang diriwayatkan dari Ibnu Umar yang mengatakan, Nabi Muhammad SAW bersabda, "Imam adalah (laksana) pengembala (pelayan) dan dia akan dimintai pertanggung jawaban terhadap urusan rakyatnya". 

Bangun dan sadarlah bahwa hanya penerapan syariah dalam semua aspek kehidupan oleh Daulah Khilafah Islamiyah yang insyaAllah akan mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi masyarakat. Khilafah penjaga perjalanan mudik umat manusia. Wallahu ‘alam bishshawab.

Oleh: Nency Ravica Lia Erlyta
(Aktivis Muslimah)
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments