Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Nasib Kaum Pemuda dalam Sistem Rusak Liberalisme

TintaSiyasi.com -- Pemuda yang merujuk kepada kelompok usia antara remaja dan dewasa muda, biasanya dalam rentang usia 15 hingga 30 tahun. ini sering digunakan dalam konteks sosial, politik, dan ekonomi, karena pemuda dianggap sebagai kelompok yang memiliki potensi dan energi yang besar untuk menciptakan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat.

berdasarkan data dan informasi yang tersedia, dapat dikatakan bahwa nasib pemuda di tangan kapitalis sangat bervariasi tergantung pada konteks dan situasi yang berbeda. 

Di satu sisi, kapitalisme dapat memberikan peluang dan kemajuan ekonomi bagi pemuda milenial yang berbakat dan berusaha keras untuk meraih kesuksesan. Pemuda dapat memanfaatkan teknologi dan inovasi untuk membangun bisnis mereka sendiri dan meraih keuntungan yang signifikan dalam lingkungan bisnis yang kompetitif. 

Namun, di sisi lain, kapitalisme juga dapat menimbulkan ketidakadilan sosial dan ekonomi bagi pemuda milenial yang kurang beruntung atau kurang memiliki akses ke sumber daya dan kesempatan yang sama. 

Pemuda saat ini terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan ketidakadilan sosial mungkin kesulitan untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan yang sama dengan pemuda yang lebih beruntung. Namun, ternyata gelombang sistem kapitalisme liberal yang diterapkan di negeri ini rupanya telah menggerus idealisme pemuda hari ini. Pemuda seakan lupa dengan jati dirinya, sebagai agen perubah bangsa. Ia secara tak sadar justru menjadi benih-benih perusak bangsa. 

Sering kita saksikan berita tentang kerusakan moral pemuda. Berbuat mesum, mencuri, membunuh, mengonsumsi narkoba, mabuk-mabukan dan lain sebagainya. 

Inilah realita pemuda dalam sistem kapitalisme liberal. Sistem inilah yang melahirkan orang-orang individualis dan berperilaku serba bebas. 

Kapitalisme berorientasi pada materi, sehingga menjadikan individu-individu yang ada di dalamnya ketika beraktivitas hanya berorientasi mencari keuntungan materi semata.

Liberalisme berorientasi pada kebebasan, sehingga menjadikan individu-individu yang ada di dalamnya bertingkah laku serba bebas. 

Dampak dari sistem kapitalisme liberal ini pun akhirnya turut dirasakan oleh pemuda saat ini. Banyak pemuda yang akhirnya menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkan banyak uang. Tak jarang mereka yang akhirnya terjebak pada gaya hidup serba bebas, bahkan sampai mengantarkan pada seks bebas.

Pemuda dalam Naungan Sistem Islam

Perlu kita menyadari bahwa generasi saat ini tidak baik-baik saja karena itu sebelum melangkah lebih jauh maka, para pemuda harus segera menyadari perannya. Pemuda hari ini harus berusaha mengembalikan idealismenya sebagai agen perubah. Namun, hal ini akan sangat sulit terwujud selama negeri ini masih dicengkeram oleh sistem kapitalisme liberal.  Maka kita butuh sistem yang lebih baik, yang mampu mencetak generasi penerus bangsa yang cemerlang dan itu hanya akan terlahir dari sistem yang cemerlang pula, yaitu sistem Islam. 

Karena Islam yang diturunkan oleh Allah telah begitu sempurna mengatur kehidupan ini. Mulai dari sistem pergaulan, sistem pendidikan, sistem ekonomi, sistem hukum, sampai sistem politik dan pemerintahan, semuanya ada di dalam Islam.

Dalam bidang pendidikan, sistem pendidikan Islam mampu membentuk individu-individu berkepribadian Islam. Negara akan menjamin pemenuhan kebutuhan pendidikan atas seluruh rakyatnya. Negara melakukan pengelolaan dalam sistem pendidikan melalui empat hal, yakni biaya pendidikan yang dibebaskan (gratis), penyediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, penyediaan guru yang berkualitas dan penyiapan orangtua yang berkualitas.

Dalam bidang ekonomi, sistem ekonomi Islam juga mampu menjamin kesejahteraan seluruh rakyat. Negara akan menjamin terdistribusikannya harta secara adil dan merata kepada seluruh rakyat. 

Sistem ekonomi Islam juga mampu menjauhkan masyarakat dari segala bentuk kemaksiatan seperti kecurangan dalam timbangan, penipuan dan sebagainya.

Dalam bidang sosial, sistem pergaulan Islam mampu membersihkan masyarakat dari seks bebas dan akhlak yang rendah. Selain itu, negara juga akan menerapkan sistem sanksi (uqubat) yang tegas sehingga mampu menjadikan masyarakat takut dan berhati-hati dari melanggar aturan Allah. Jadi, pencegahan kemaksiatan dalam sistem Islam tidak sekedar memberi sanksi berat tapi juga memberangus sarana dan media-media penyedia pornografi-pornoaksi yang ada di masyarakat.

Inilah solusi tuntas yang diberikan Islam untuk mengatur kehidupan umat manusia. Solusi ini akan mampu terimplementasikan dengan sempurna melalui institusi negara yang menerapkannya. Dengan adanya ketakwaan individu, yang bersinergi dengan kontrol dari masyarakat, serta penerapan komprehensif yang dilakukan oleh negara. Pilar-pilar inilah yang menjadi jaminan bahwa pendidikan akan benar-benar mampu menghasilkan generasi cemerlang, agen perubah yang bertakwa.

Inilah mekanisme Islam dalam melindungi remaja dari kerusakan. Tidak heran apabila sistem Islam mampu melahirkan generasi yang tidak hanya menguasai ilmu sains dan teknologi, namun juga memiliki kepribadian Islam. 

Sejarah telah mencatat penerapan Islam yang kaffah dalam bingkai khilafah mampu melahirkan generasi yang cemerlang dengan segudang prestasi. Kita lihat sejarah Muhammad Al Fatih. Di usianya yang masih belia, ia mampu menghafal Al-Qur’an. Di usia 14 tahun, ia mampu menguasai 6 bahasa dunia. Di usia 21 tahun, ia menggantikan ayahnya menjadi kepala negara di Kesultanan Turki Utsmani.

Tidak hanya itu, ia juga ahli dalam taktik militer. Di saat yang sama, tetap ia menjadi pribadi yang shalih yang tidak pernah meninggalkan kewajibannya kepada Allah SWT.

Kemudian seorang sosok Zubair bin Awwam cukup menginspirasi sebagai tokoh pemuda Islam yang terkenal. Ia adalah sepupu dari Nabi Muhammad SAW sekaligus adik ipar (Asma, istri Zubair, adalah saudara kandung dari Aisyah, istri Rasulullah SAW). Perjalanan hidup Zubair dan kencintaannya kepada Islam dibuktikan dengan pengbadian dan pengorbanannya dalam melindungi Rasulullah dari berbagai ancaman. Puncaknya adalah tercantum dalam sebuah hadits riwayat Bukhari Muslim yang berbunyi, “Setiap nabi mempunyai penolong (hawari), dan hawariku adalah Zubair bin Awwam.” (HR. Bukhari Muslim).

Sosok Zubair juga merupakan pedagang yang sukses, namun itu menjadi sarana bagi dirinya untuk berkorban di jalan Allah. Kisah kedermawanannya Zubair pernah dijelaskan dalam buku Kisah-Kisah Terpuji Asma’ul Husna, salah seorang sahabat berkata: “Zubair memiliki 1.000 macam kekayaan yang digunakan untuk berdakwah. Namun tidak ada 1 dirham pun masuk ke rumahnya.”

Begitu besarnya potensi yang dimiliki oleh para pemuda, seharusnya menjadikan kita lebih memperhatikan kondisi generasi muda negeri ini. Jika kapitalisme liberal telah terbukti sukses merusak moral generasi muda bangsa saat ini, maka tak perlu kita pertahankan terlalu lama. Di sisi lain, sistem Islam ternyata telah terbukti sukses melahirkan generasi muda yang tangguh dan hebat. Maka, sungguh tak ada salahnya jika sistem Islam tersebut kita jadikan sebagai alternatif solusi untuk melahirkan generasi cemerlang, demi terwujudnya peradaban gemilang di masa mendatang. Inshaa Allah.
 
Wallahu a’lam bisawwab

Oleh: Zul'aiza S.P
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments