Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ketakwaan Bukan Hanya di Bulan Ramadhan Saja


TintaSiyasi.com -- Berbicara tentang Ramadhan, tak lepas dari yang namanya takwa. Karena bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan keistimewaan dan penuh keberkahan. Ketika Ramadhan akan tiba, kaum Muslim pun bersiap menyambutnya. Mereka berusaha untuk membenahi diri menjadi lebih baik. 

Bulan Ramadhan disebut juga bulan puasa. Orang yang tidak biasa berpuasa, berusaha untuk puasa. Orang yang biasanya tidak menutup aurat, berusaha untuk menutup aurat. Atau orang yang jarang solat berusaha untuk solat. Semuanya berusaha untuk taat. Suasana keimanan pun berubah menjadi begitu khusyuk ketika Ramadhan tiba. Meski terlihat terpaksa, tetapi begitulah jika perintah Allah dijalankan secara serentak. Semua akan terkondisikan secara alamiah.

Namun, tidak di bulan Ramadhan saja kita harus taat, di bulan-bulan yang lainnya pun kita harus taat. Hidup kita di dunia hanya sementara, sudah seharusnya kita bertakwa kepada Sang Pencipta seluruh alam semesta yaitu, Allah SWT dengan menjauhi apa yang dilarang dan menjalankan perintah-perintah-Nya.

Karena dengan ketakwaan kepada Allah SWT sajalah seluruh amal perbuatan yang dilakukan akan terlaksana dengan ikhlas. Bahkan akan berusaha untuk menghindari sesuatu yang melanggar syariat. Selalu memperbaiki diri jika ada amal perbuatan yang belum sempurna. Maka dengan ketakwaan inilah kunci keselamatan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat akan dapat diraih.

Oleh karena itu adalah kesalahan besar jika ketakwaan hanya muncul pada bulan Ramadhan saja. Di manapun kita berada, dan dalam kondisi apapun kita saat ini, kuncinya hanya bertakwa. Dengan begitu keberkahan hidup pun juga akan diperoleh.

Memang benar jika saat ini untuk bisa menjalankan ketakwaan kepada Allah SWT dengan sempurna cukup berat karena kita berada di sistem yang sekuler. Suatu sistem yang mengatur urusan kehidupan manusia dan agamanya secara terpisah. Alhasil, kehidupan seperti ini yang diambil hanya berdasarkan kemanfaatan materi saja, tidak ada memikirkan apakah itu akan berpahala dan berdosa. Sistem ini membebaskan siapa pun melakukan perbuatan sesuai keinginannya meskipun harus melanggar syariat.

Berbeda dengan Islam yang memperhatikan secara detail amal perbuatan yang kita lakukan. Jika ada yang melanggar hukum syarak atau memilah-milah hukum syarak, maka penguasanya akan memberi sanksi sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan. []


Oleh: Nuryanti
Aktivis Muslimah Jembrana-Bali
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments