Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Berdoalah di Saat Suka dan Duka


TintaSiyasi.com -- Allah SWT berfirman:

وَاِ ذَاۤ اَنْعَمْنَا عَلَى الْاِ نْسَا نِ اَعْرَضَ وَنَاٰ بِجَا نِبِهٖ ۚ وَاِ ذَا مَسَّهُ الشَّرُّ فَذُوْ دُعَآءٍ عَرِيْضٍ

"Dan apabila Kami berikan nikmat kepada manusia, dia berpaling dan menjauhkan diri (dengan sombong); tetapi apabila ditimpa malapetaka maka dia banyak berdoa." (QS. Fussilat 41: Ayat 51).

Allah SWT adalah satu-satunya Dzat tempat kita meminta. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia telah berjanji akan mengabulkan semua doa dan permintaan hamba-Nya, karena Dia Maha Mengabulkan Doa. Dan Allah SWT sangat suka jika hamba-hamba-Nya banyak berdoa dan memohon kepada-Nya.

Manusia sebagai hamba Allah harusnya memahami hal ini. Tapi pada kenyataannya tidak! Manusia seringkali lupa, lalai kepada Allah. Ketika manusia berada dalam kondisi yang menyenangkan, dalam kondisi dimana segala kebutuhan dan keinginannya sudah terpenuhi, manusia seringkali lupa kepada Allah. Merasa sudah tercukupi semuanya sehingga tidak perlu meminta apa- apa lagi kepada Allah. Ini tentu sikap yang tidak tepat.

Tapi sebaliknya, ketika manusia diuji oleh Allah SWT dengan kesempitan hidup, diuji dengan keluarga dan anak-anak, dihimpit masalah yang seolah tak ada lagi jalan keluarnya, manusia baru ingat kepada Allah SWT. Dia baru berdoa kepada Allah, memohon pertolongan dan kekuatan untuk menghadapi ujian-Nya. 

Begitulah manusia, tempatnya salah dan lupa, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Muhammad SAW. Kabar dari Rasulullah ini harusnya menjadi pengingat manusia untuk selalu ingat kepada Allah sebagai pencipta dan pengaturnya. Kabar ini harusnya mengingatkan manusia untuk selalu memperhatikan setiap tingkah laku dan perbuatannya. Apa yang harus dilakukan ketika keadaan hidupnya begitu dimudahkan; dan apa yang harus dilakukan ketika hidupnya seolah-olah penuh dengan kesulitan. 

Sejatinya, kemudahan dan kesulitan hidup adalah sama-sama ujian dari Allah SWT. Keduanya sama posisinya di hadapan Allah. Diberi kemudahan hidup oleh Allah bukan berarti dicintai oleh Allah. Diberikan kesulitan hidup bukan berarti dibenci oleh Allah. Tapi keduanya, kemudahan dan kesulitan, sama-sama ujian dari Allah yang diberikan kepada semua hamba yang dikehendaki-Nya untuk menguji, siapakah di antara mereka yang paling bertakwa. 

Jadi tak ada manusia yang tak diuji, baik dengan kemudahan atau kesulitan. Karena begitu lah hakikat hidup, penuh dengan ujian. Tapi yakinlah, Allah takkan menguji hamba-Nya di luar kemampuannya. Terus apa yang harus manusia lakukan menghadapi ujian ini?

Pertama, bersyukur ketika diuji dengan kemudahan. Jangan lalai, jangan merasa kemudahan adalah kenikmatan yang diberikan Allah tanpa maksud apa- apa. Jangan merasa Allah memuliakanmu dengan kemudahan yang diberikan kepadamu. Kemudahan juga ujian untuk mengukur sejauh mana rasa syukurmu. Kemudahan juga ujian untuk mengukur sejauh mana kedekatanmu kepada Allah. Apakah ketika hidupmu penuh kemudahan, tanpa ada kesulitan berarti, kamu masih ingat kepada Allah? Kamu masih butuh kepada Allah? Maka, jangan lupa untuk mensyukuri segala kenikmatan yang telah Allah SWT anugrahkan kepadamu. Bersyukurlah, niscaya Allah akan melipatgandakan kenikmatannya kepadamu. Jangan kufur nikmat, karena sungguh azab Allah SWT sangatlah pedih bagi orang- orang yang kufur nikmat. Nau'udzubillah.

Kedua, bersabar ketika diuji dengan kesulitan. Sabar, satu hal yang terkadang sulit untuk dilakukan. Tapi sabar adalah sifat agung yang berkali- kali disebutkan oleh Allah dalam Al Qur'an. Karena itulah Allah SWT memberikan balasan luar biasa bagi hamba- hambaNya yang bersabar. Bersabar bukan berarti diam saja atas ketentuan yang sudah Allah berikan. Bersabar adalah melakukan ikhtiar yang bisa dilakukan sebagai manusia atas masalah yang menimpa, kemudian menyerahkan apapun hasilnya kepada Sang Pembuat Keputusan. Bersabar adalah ridha/ menerima semua keputusan Allah, yakin bahwasanya semua kesulitan yang menimpa adalah kehendak Allah. Yakin bahwasanya ada kemudahan bersama kesulitan. Yakin bahwasanya semua ujian kesulitan pasti ada hikmahnya. Yakin bahwasanya Allah tidak akan menguji hambaNya di luar kemampuannya. Dengan begitu manusia akan tetap husnudzon kepada Allah SWT.

Dan puncak dari kepasrahan manusia atas segala ujian dari Allah, baik itu berupa kemudahan atau kesulitan adalah doa. Ketika diberi kemudahan, manusia hendaknya berdoa semoga kenikmatan yang diberikan oleh Allah memberi keberkahan di dunia dan di akhirat. Berdoa semoga dia termasuk golongan hamba Allah yang senantiasa bersyukur. Berdoa semoga dia tidak kufur nikmat. Berdoa juga semoga saudara-saudara seakidah yang lain juga diberikan kenikmatan yang sama, diberi kemudahan atas segala urusan mereka.

Dan ketika diberi ujian kesulitan, dia berdoa kepada Allah semoga diberikan kesabaran dan kekuatan atas ujian yang menimpa. Berdoa semoga Allah memberikan pertolongan kepadanya. Berdoa semoga Allah memberikan jalan keluar kepadanya.

Jadi sebenarnya, bagi seorang muslim itu sama saja, apakah diberi ujian kemudahan atau kesulitan. Keduanya sama baiknya ketika seorang muslim menyikapinya sesuai dengan arahan Allah SWT. Bersyukur ketika diberi kemudahan, bersabar ketika diberi kesulitan. Dan terus berdoa memohon kepada Allah SWT dalam dua keadaan tersebut.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Salma Azizah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments