TintaSiyasi.com -- Jelas dan terang benderang hal-hal yang membatalkan puasa bisa diindra. Enggak abstrak apalagi gaib. Seperti: makan minum dan muntah dengan sengaja, haid atau nifas, jima', mengeluarkan air mani dengan sengaja, dll.
Sayangnya, saat Ramadhan tiba kita enggak berbicara tentang hal-hal yang membatalkan puasa. Kita pun diajak berpikir dan memahami ada hal-hal yang membatalkan pahala puasa. Bahkan, Rasulullah sudah memperingatkan ada orang yang hanya dapat lapar dan dahaga saja ketika puasa. Nauzubillahimindzalik ya?
Rasulullah SAW mengabarkan:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR Ath-Thabrani).
Astaghfirullah. Hanya pada Allah saja kita mohon ampunan agar tidak digolongkan ke dalam golongan ini ya? Sungguh, sayang banget jika sampai lapar dan dahaga kita seharian sia-sia di mata Allah.
Lalu, apa aja yang membatalkan pahala puasa kita? Yuk, lanjut baca!
Pertama. Berucap dusta.
Rasulullah mengingatkan:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِى أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta malah mengamalkannya, maka Allah tidak butuh dari rasa lapar dan haus yang dia tahan.” (HR Bukhari no. 1903).
So, hati-hati banget dengan lidah tak bertulang ini! Jangan sampai ucapan bohong jadi penggugur amal puasa! Plus, hati-hati dengan jemari! Jangan sampai jadi penyebar hoaks!
Kedua. Lagwu dan rofats.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda:
لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الأَكْلِ وَالشَّرَبِ ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهُلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ : إِنِّي صَائِمٌ ، إِنِّي صَائِمٌ
“Puasa bukanlah hanya menahan makan dan minum saja. Akan tetapi, puasa adalah dengan menahan diri dari perkataan lagwu dan rofats. Apabila ada seseorang yang mencelamu atau berbuat usil padamu, katakanlah padanya, “Aku sedang puasa, aku sedang puasa." (HR Ibnu Majah dan Hakim).
Lagwu adalah perkataan sia-sia dan semisalnya yang tidak berfaedah. Rofats adalah kata-kata porno. Dua hal ini sangat dan wajib dihindari agar puasa enggak sekadar lapar dan dahaga saja.
Ketiga. Bermaksiat.
Alangkah ruginya jika saat menjalankan kewajiban puasa dan berada di bulan yang paling mulia di antara 11 bulan lainnya, kita masih sempat bermaksiat pada Allah. Sungguh, kesia-siaan yang bakal kita dapat. Pasti enggak mau 'kan?
So, perhatikanlah petuah yang sangat bagus dari Ibnu Rojab Al Hambali. Beliau berkata, “Ketahuilah, amalan taqarub (mendekatkan diri) pada Allah dengan meninggalkan berbagai syahwat (yang sebenarnya mubah ketika di luar puasa seperti makan atau berhubungan badan dengan istri, pen) tidak akan sempurna hingga seseorang mendekatkan diri pada Allah dengan meninggalkan perkara yang Dia larang yaitu dusta, perbuatan zalim, permusuhan di antara manusia dalam masalah darah, harta dan kehormatan.” (Latho’if Al Ma’arif, 1/168, Asy Syamilah).
Lalu, gimana caranya kita tahu bahwa perbuatan kita masuk kemaksiatan atau ketaatan? Enggak ada cara lain selain kita kudu bersungguh-sungguh mengkaji Islam. Dengan mengkaji inilah kita bakal tahu mana perbuatan yang diharamkan oleh Allah. Semisal: ghibah, memfitnah, membuka aurat di hadapan yang bukan mahram, meninggalkan shalat lima waktu, minum khamr, free sex, gaul bebas, dll.
Dengan mengkaji Islam pula kita bakal tahu tentang apa-apa aja yang wajib dilakukan. Seperti: berdakwah, menjauhi larangan-larangan-Nya, mengkaji Islam, berbakti pada orang tua, dll.
Tantangan terbesar saat ini adalah dijauhkannya kaum muslimin dari agamanya. Sehingga, banyak yang menganggap bahwa puasa hanya ritual tahunan sekadar meninggalkan makan dan minum saja. Syariat yang lainnya yang membatalkan pahala puasa enggak ada yang merasa penting untuk memahaminya.
Padahal, tanpa pemahaman yang benar, puasa kita hanya akan jadi kesia-siaan. So, jangan malas mengkaji aturan halal haram dalam Islam ya biar pahala puasamu enggak ambyar! Oke? []
Oleh: Choirin Fitri
Aktivis Muslimah
0 Comments