Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

UIY: Tidak Boleh Ada Toleransi terhadap Kemungkaran


TintaSiyasi.com -- Cendekiawan Muslim Ustaz Muhammad Ismail Yusanto (UIY) mengatakan tidak boleh ada toleransi terhadap kemungkaran. "Tidak boleh ada toleransi terhadap kemungkaran," jelasnya dalam diskusi bertajuk Ramai Remaja Hamil di Luar Nikah, Ada Apa? di Youtube UIY Official, Ahad, 22 Januari 2023.

UIY kemudian melontarkan pentingnya peran negara dalam hal amar makruf nahi mungkar. "Yang paling punya kekuatan untuk bisa menegakkan amar makruf nahi mungkar adalah negara. Sebab, kemungkaran jika dibiarkan, makin hari makin besar dan kuat. Contohnya, hari ini siapa saja yang melawan LGBT akan tampak seperti orang yang jahat dan salah, LGBT yang benar," imbuhnya.

Menurutnya, persoalan negeri ini tidak hanya ekonomi, tetapi juga meliputi kehidupan sosial. "Sebenarnya negara sudah berada dalam posisi tidak hanya menghadapi persoalan ekonomi, negara juga gagal melindungi moralitas rakyatnya seperti masalah pergaulan bebas, perzinaan remaja hingga aborsi. Padahal keberadaan negara dalam Islam punya tugas yang penting yaitu amar makruf nahi munkar, menyuruh yang baik dan mencegah dari yang mungkar," tegasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Cendekiawan Muslim itu menyampaikan kekhawatirannya yaitu jika negara abai terhadap kemungkaran, maka itu tanda kehancuran atau dalam bahasa Al-Qur'an disebutkan sebagai kesesatan yang sangat nyata. Apabila negara yang sudah tersesat, maka hal demikian sangatlah berbahaya bagi kehidupan warganya.

Salah Diagnosis

UIY mengumpamakan kondisi hari ini seperti seorang dokter yang salah mendiagnosis. "Ibarat dokter, ini sudah salah diagnosis. Hasilnya terapi yang diberikan pun salah, maksud terapi di sini apa? Yaitu menghentikan, mencurigai kegiatan Islam di kalangan remaja atau pemuda, menuduhnya sebagai biang teroris, radikal, dan segala macam itu," bebernya.

Kemudian UIY menilai, hari ini perkara mungkar justru dianggap kebaikan dan sebaliknya. "Hari ini terbalik-balik, siapa dan apa yang dianggap persoalan itu terbalik-balik. Ketika mengajak, mendorong, dan menumbuhkembangkan kegiatan keagamaan di kalangan remaja itu harusnya dianggap kebaikan. Namun, hari ini justru dianggap kemungkaran. Sementara yang seharusnya dianggap kemungkaran seperti pergaulan bebas, hari ini justru dianggap sebagai kebaikan," pungkasnya.[] Tenira
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments