Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mengapa Emak-Emak Harus Mengaji?

TintaSiyasi.com -- ”Jika kamu tidak sanggup menahan lelahnya belajar, maka kamu harus sanggup menahan perihnya kebodohan.”

Kalimat di atas adalah salah satu quote dahsyat dari Imam Syafi'i. Ngeri kan, ya kalau hari ini kita masih saja malas dalam urusan belajar atau menuntut ilmu. Apalagi ilmu agama, yang akan menjadi bekal kita untuk ke akhirat.

Kita rela mengejar ilmu dunia hingga gelar doktor, tapi untuk urusan mencari ilmu agama, kita selow saja. Bahkan kalau diibaratkan kita masih duduk di bangku TK. Jangan sampai kita hanya pintar dalam urusan dunia, namun nol dalam urusan agama alias tidak tahu apa-apa. Padahal menuntut ilmu agama hukumnya adalah fardhu 'ain. Sedangkan ilmu dunia hanya fardu kifayah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW :

"Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim.” (HR. Ibnu Majah no. 224).

Anehnya, kewajiban menuntut ilmu agama ini maknanya justru dikerdilkan dalam sistem sekuler. Entah mengapa pengajian hanya dianggap sebuah kegemaran atau budaya.

Seperti pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri beberapa waktu lalu. Ketika menjadi pembicara dalam acara Kick Off Pancasila dalam Tindakan 'Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting. Ia mempertanyakan mengapa ibu-ibu zaman sekarang budayanya senang sekali ikut pengajian. Lalu ia juga mengkhawatirkan bagaimana nasib anak-anak yang ditinggalkan ibunya saat pengajian (viva.co.id,18/2/2023).

Pernyataan di atas seolah-olah menganggap bahwa ibu-ibu yang hadir di pengajian suka melalaikan anak. Padahal pengajian itu tidak dilakukan setiap hari dan saat pengajian juga tidak memakan waktu yang lama. Tuduhan seperti ini jelas tidak berdasar. Ini adalah salah kaprah tentang hukum menuntut ilmu agama, yang merupakan kewajiban setiap muslim.

Mendidik anak bukanlah perkara yang mudah. Terlebih di zaman modern seperti sekarang ini. Jadi para ibu tidak boleh hanya mencukupkan dirinya dengan ilmu dunia saja. Karena ilmu agama jauh lebih penting bagi pendidikan anak.

Ibu adalah pilar utama dalam pendidikan anak. llmu agama akan menjadi modal terbesar bagi para ibu untuk mendidik anak-anaknya menjadi generasi yang unggul.

Mengurus anak di rumah adalah kewajiban ibu, sedangkan menuntut ilmu juga merupakan kewajiban. Hanya saja, kedua hal yang wajib ini bukan untuk dibenturkan satu sama lain. Akan tetapi bagaimana cara agar keduanya bisa berjalan dengan baik, tanpa mengorbankan salah satunya.

Lagipula para ibu yang masih memiliki anak balita bisa mengajak anak-anak mereka ikut ke pengajian. Dengan habbits ini, insyaaAllah anak-anak akan terbiasa dengan suasana majelis ilmu sedari kecil. Adapun hal lain yang dapat dilakukan adalah para ibu menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah tangga terlebih dahulu barulah berangkat ke pengajian. 

Ibu-ibu yang sering ikut pengajian tentu akan lebih paham bagaimana manajemen waktu yang efektif, tanpa harus melalaikan anak. Sebab dalam pengajian mereka dibekali ilmu dari agama yang sempurna, yaitu Islam. Ilmu yang berasal dari wahyu Allah sudah pasti akan menjadi solusi bagi setiap problematika hidup manusia.

Pengajian juga merupakan salah satu alternatif bagi setiap muslim untuk memahami hukum Allah secara kafah, yang sangat dibutuhkan untuk beribadah dan mengarungi kehidupan ini. Termasuk mendidik anak.

Seperti yang kita ketahui bahwa pelajaran agama yang didapatkan anak-anak kita di bangku sekolah dalam pendidikan sekuler begitu minim. Itu artinya mereka belumlah memperlajari Islam secara keseluruhan. Sebab itulah para ibu perlu menempa dirinya dengan ilmu agama. Agar generasinya tidak salah arah.

Semakin banyak para ibu mengetahui hukum-hukum Allah, maka semakin baik pula kepribadiannya. Sehingga layak menjadi panutan atau role model bagi anak-anaknya. Bukankah ketika kita berbicara dan berbuat harus berdasarkan ilmu. Perkataan bisa dianggap salah jika tidak disandarkan kepada ilmu agama. Begitu pun dengan perbuatan, bisa dianggap buruk, jika tidak didasari ilmu agama.

Jika seluruh perbuatan sudah sesuai dengan syariat Islam. Tentu akan terbuka bagi kita dan generasi penerus kita jalan mudah menuju surga. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.

وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Siapa yang menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan mudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim, no. 2699).

Bukan hanya itu, menuntut ilmu agama akan mendatangkan banyak kebaikan. Jika hati sudah mulai tergerak untuk datang ke pengajian, itu pertanda Allah menyayangi kita. Karena saat Allah menginginkan kebaikan untuk hamba-hamba-Nya, maka Dia akan memahamkan hamba-hamba-Nya tersebut dalam masalah agama. Masya Allah!

Dari Mu’awiyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim No. 1037).

Oleh karena itulah, mengapa emak-emak harus mengaji Islam secara kafah. Emak-emak yang notabene paling berat problematika hidupnya. Terkadang galau, gelisah, mudah stres dalam urusan rumah tangga, terutama masalah anak. Insyaallah dengan mengaji, kegalauan akan hilang, ketenangan yang akan didapatkan. Untuk emak-emak di manapun berada. Ayo, semangat mengkaji Islam secara kaffah. Semoga Allah selalu melindungi kita. Allahuakbar! Wallahu a'lam bishshowab.[]

Oleh: Esi Aulia
Pendidik Generasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments