TintaSiyasi.com -- Eksistensi diri menjadi popularitas bagi sebagian individu di dunia maya ataupun di dunia nyata. Terlebih lagi didunia maya dengan kehadiran banyak akun medsos dengan berbagai konten yang bisa menjadikan seseorang viral seketika. Tak terkecuali konten yang membahayakan diri.
Seperti yang belum lama ini terjadi pada perempuan muda, W (21) yang meninggal karena iseng membuat konten gantung diri di sebuah kontrakan, Desa Cibeber, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Rabu (1/3/2023). W meregang nyawa ketika sedang membuat konten berpura-pura ingin mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
(tribunnews.com.regional, 2023/03/04)
Kapolsek Leuwiliang Kompol Agus Supriyanto, mengatakan peristiwa tersebut terjadi ketika W sedang melakukan panggilan video dengan teman-temannya. Kepada teman-temannya, W sempat menyebut hendak membuat konten gantung diri, dengan kain melilit di leher.
(detik.com/3/3/2023)
Dari fakta tersebut tentu membuat hati kita sedih. Betapa kondisi ini menunjukkan kepada kita rendahnya moral dan taraf berfikir generasi kita saat ini. Hanya karena konten supaya viral bahkan sampai mengorbankan nyawa.
Taraf berfikir yang rendah ini tentunya dipengaruhi oleh cara pandang yang salah. Cara pandang masyarakat hari ini adalah sekularisme kapitalisme. Sekularisme telah membuat masyarakat jauh dari nilai agama. Maka, jika sekularisme ini dijadikan cara pandang dalam kehidupan pantas jika kondisi masyarakat saat ini jauh dari nilai agama yang tidak lagi mempertimbangkan benar-salah atau halal-haram. Semua perbuatan sesuai dengan kehendak masing-masing.
Sekularisme akan melahirkan kapitalisme. Kapitalisme akan melahirkan asas manfaat dalam melakukan suatu perbuatan. Maka, wajar saja jika membuat konten viral demi terkenal sangat digandrungi oleh generasi muda saat ini. Jika kondisi seperti ini terus dibebaskan tanpa batas, tentu akan terus menerus merusak pola pokir dan pola sikap generasi kita saat ini.
Maka jelas bagi kita bahwa sekularisme kapitalisme ini sangat membahayakan kehidupan kita. Tentu kita membutuhkan sistem hidup lainnya yang dapat membuat generasi kita menjadi generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap yang baik.
Negara dengan penerapan sistem kapitalisme sekularisme telah gagal mencetak generasi berkualitas baik. Malah sebaliknya, generasi yang lahir dari sistem rusak ini adalah generasi yang rendah moral dan rendah taraf berfikirnya. Padahal masa depan bangsa ini berada ditangan generasi muda.
Maka dari itu, jika negeri ini ingin mewujudkan keberadaan generasi yang berkualitas baik secara pemikiran dan pola sikap, maka harus membuang sistem kapitalisme sekularisme yang buruk ini dan mengganti nya dengan sistem Islam.
Islam adalah satu satu nya sistem kehidupan yang berasal dari Rabb pencipta alam semesta. Sudah syariat yang datang dari Rabb pencipta alam semesta adalah aturan yang pasti baik jika diterapkan dalam kehidupan.
Dalam Islam, sistem pendidikan yang diterapkan tentu nya harus mampu mencetak generasi unggul, beriman, bertaqwa dan berbudi pekerti luhur.
Melahirkan generasi berkualitas baik adalah bagian dari tugas negara untuk mewujudkan keberadaan mereka melalui sistem pendidikan. Maka, peran negara sangat penting dalam hal ini.
Untuk itu, negara yang mampu mewujudkan itu semua hanyalah negara Islam yaitu daulah khilafah Islam. Didalam nya diterapkan seluruh aturan Islam tidak hanya dari aspek pendidikan tetapi seluruh aspek lain nya.
Hal ini telah terbukti sepanjang sejarah penerapan khilafah Islam didalam kehidupan.Wallahua'lam Bishshawab.[]
Oleh: Pipit Ayu
(Aktivis Muslimah)
0 Comments