Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Digital Jalan Dakwahku


TintaSiyasi com -- Fakta saat ini, ada banyak berita ramai di medsos, sebut saja video wanita berhijab pamer payudara kemudian viral di TikTok, perempuan pemilik akun ASM tersebut akhirnya meminta maaf. Sabtu, (28/05/22 suarabanten.id). Ada lagi kasus remaja lainya, dua remaja di Makassar berinisial AD (17) dan MF (14) tega membunuh dan menculik bocah SD berusia 11 tahun bernama Muh Fadli Sadewa. Motif pembunuhan bocah SD itu, karena tergiur situs jual beli organ manusia dan bakal dapat uang dari hasil perdagangan tubuh manusia itu. (12/01/23 kompas.tv)

Kasus viral lainnya 176 perkara anak di Ponorogo, Jawa Timur yang mengajukan dispensasi nikah di Pengadilan Agama (PA). Berdasarkan penjelasan Dinas Pendidikan Ponorogo Nurhadi Nahuri, para pemohon bukanlah siswa tapi lulusan SMP yang sudah tidak melanjutkan sekolah. "Tidak semua pemohon dispensasi masih berstatus pelajar, sebagian sudah lulus setingkat sekolah menengah atas,'' terang Nurhadi dikutip dari situs Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Ponorogo, Selasa (17/01/23 detik.com).

Itu semua mereka lakukan berawal dari media sosial, dengan beragam alasan yang dikemukakan oleh pelaku. Negara berperan besar dalam memberikan edukasi kepada remaja dan umat manusia, terkait kemanfaatan dan kemudharatan dari media sosial. Itulah gambaran kasus saat ini, ternyata masih banyak kasus dan konten-konten negatif lainnya. Lalu dari mana mereka bisa mengakses informasi itu, kalau bukan dari media sosial. Media sosial seperti Tiktok, Facebook, Instagram, Twitter, YouTube, dan lainnya adalah lahan untuk berdakwah. Jangan sampai penuh dengan konten-konten yang merusak dan pendapat dakwah di media sosial haram itu adalah pendapat kurang tepat.

Berapa banyak konten negatif berseliweran di medsos, jika pendakwah tidak terjun dalam beramar makruf di medsos. Padahal kita tahu saat ini kita tidak lepas dari dunia digital. Mulai dari pendidikan, jual beli pakaian, makanan dan lainnya.

Untuk saat ini media sosial bisa menjadi sarana dakwah selama isinya tetap dalam rangka mengingatkan diri kepada Allah, agar tetap istiqamah dalam ketaatan, saling menasehati dalam kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran. Sebaliknya akan menjadi haram ketika dilakukan untuk bermaksiat seperti kasus diatas.

Sebagaimana dalam kitab Nizamul Islam, bahwa Hadlarah adalah sekumpulan mafahim (ide yang dianut dan mempunyai fakta) tentang kehidupan. Sedangkan Madaniyah adalah bentuk-bentuk fisik dari benda-benda yang terindera yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan. Maka hadlarah bersifat khas, terkait dengan pandangan hidup. Sedangkan Madaniyah bisa bersifat khas tapi ia juga bisa bersifat umum untuk seluruh manusia. Lalu bentuk Madaniyah yang dihasilkan dari Hadlarah adalah patung, lonceng, dupa dan lainnya (atau sesuatu benda untuk ritual agama tertentu). Sedangkan bentuk Madaniyah yang menjadi kemajuan sains dan perkembangan teknologi/industri tergolong bersifat umum, dan ini menjadi milik seluruh umat manusia. Maka media sosial seperti FB, Ig, Twitter, YouTube, adalah salah satu bagian dari hasil Madaniyah yang lahir dari perkembangan teknologi, maka boleh melalukan dakwah di media sosial dalam rangka amar makruf nahi mungkar.

Hanya perlu dua syarat agar, dakwah di media sosial menjadi amal shalih. Pertama kita butuh meluruskan niat semata hanya mengharapkan ridhoNya. Kedua cara yang dilakukan benar sesuai ajaran Islam. Bukan untuk melakukan perbuatan menyimpang seperti ajang pamer aurat.

No problem! Justru medsos bisa menjadi jalan dakwah aku dan kamu. Karena dakwah merupakan elemen penting dalam Islam maka segala upaya dilakukan agar Islam kembali diterapkan di tengah masyarakat dan perkembangan teknologi tidak bisa dipisahkan.

Semoga dengan perkembangan digital ini, menjadi sebab bangkitnya pemikiran umat manusia. Sehingga Kemuliaan hidup dalam aturan Islam akan terwujud kembali. Selain saranan pun yang dibutuhkan adalah hadirnya sekelompok manusia yang mampu mengingatkan kita akan kehidupan setelah kematian.

Sebagaimana dalam firman-Nya:
"Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung." (TQS. Al-Imran : 104). Wallahu'alam bishawab.

Oleh: Lia Haryati, S.Pd.I.
Pendidik dan Pemerhati Remaja
Baca Juga

Post a Comment

1 Comments

  1. Ma Syaa Allah
    Tulisan yang sangat mencerahkan pemikiran
    Barakallah

    ReplyDelete