Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Yakinlah, Indonesia Maju dan Berkah dengan Islam Kaffah!


TintaSiyasi.com -- Indonesia, negeri zamrud katulistiwa, berlimpah sumber daya alam yang beraneka macam. Kemdikbud RI menyatakan, potensi Sumber Daya Alam (SDA) Indonesia adalah hutan, lautan, minyak bumi, gas alam, dan batu bara. Hutan di wilayah Indonesia adalah terluas ketiga di dunia. Luas hutan Indonesia sekitar 99 juta hektar yang membentang dari Indonesia bagian Barat sampai bagian Timur. Akan tetapi, luasan hutan di Indonesia makin mengalami penurunan. Laju kerusakan hutan Indonesia sekitar 610.375,92 hektar per tahun dan tercatat sebagai tiga terbesar di dunia. Padalah potensi hutan Indonesia sangat besar, mencakup kayu dan semua makhluk yang mendiami hutan. Demikian juga sumber daya laut yang dimiliki Indonesia berupa biota laut, tambang minyak lepas pantai dan pasir besi. Potensi ikan laut Indonesia mencapai 6 juta ton per tahun. Potensi laut Indonesia berada di urutan keempat pada 2009 di dunia. Potensi gas alam di Indonesia pun sangat banyak. Diperkirakan cadangan gas alam Indonesia sekitar 2,8 triliun meter kubik. Sayang, potensi minyak bumi di Indonesia terus mengalami penurunan setiap tahunnya. Maka dari itu, Indonesia melakukan impor minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan di dalam negeri. Terkait batu bara, Indonesia adalah penghasil batu bara terbesar kelima di dunia. Indonesia menjadi negara pengekspor batu bara terbesar di dunia dengan egara tujuan ekspor batu bara Indonesia adalah Hongkong, Taiwan, China, Korea Selatan, Jepang, India, Italia dan negara Eropa lainnya (Kompas.com, 31/01/2022). 

Dengan kekayaan alam yang dimilikinya, wajar banyak yang berharap Indonesia menjadi negara maju yang mampu menyejahterakan rakyatnya. Namun, mengapa justru rakyat Indonesia hidup dalam kondisi yang memprihatinkan? Berdasarkan data BPS per September 2022, jumlah penduduk miskin di Indonesia sebesar 26,36 juta orang. Angka tersebut mengalami kenaikan 0,20 juta orang dibanding Maret 2022 (idntimes.com, 01/02/2023). Ditambah lagi persoalan utang yang tak kunjung berakhir. Utang Indonesia hingga akhir Juli 2022 membengkak dari bulan sebelumnya. Posisi utang hingga 31 Juli 2022 mencapai Rp 7.163,12 triliun setara 37,91 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia. Besaran utang Indonesia ini mengalami kenaikan dari bulan sebelumnya yang berada di angka Rp 7.123,62 triliun (Kompas.com, 15/08/2022). Kasus korupsi pun kian marak terjadi dan terus bermunculan seiring waktu berjalan. Penilaian Indeks Persepsi Korupsi 2021 yang dicetuskan oleh Transparency International mendudukkan Indonesia di peringkat ke-96 dari total 180 negara dengan skor sebesar 38 dari 100 poin. Sementara itu di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menduduki peringkat ke-5 (goodstats.id, 02/09/2022).

Tentu, berbagai macam persoalan ini harus dicari penyebab dan akar permasalahannya, sehingga dapat diambil solusi yang tepat.


Akar Permasalahan Masyarakat Indonesia

Selama ini, Indonesia menerapkan sistem kapitalis dalam menjalankan roda pemerintahannya. Akibatnya, sistem politik menghalalkan segala cara hingga melahirkan banyak koruptor. Sistem ekonomi bertopang pada ekonomi ribawi. Sistem sosial mengalami kekacauan, pun sistem pendidikan jauh dari harapan. Jangan ditanya soal sistem hukum/peradilan, yang lebih banyak berpihak pada yang kuat. 

Sistem kapitalis telah gagal membawa bangsa Indonesia menuju kemakmuran. Selain itu, sistem ini juga tidak membawa keberkahan hidup. Manusia masih bergelimang kemaksiatan, dan itu malah dianggap sebagai hak asasi. Mereka menganggap, asalkan perbuatan mereka tidak merugikan orang lain, hal itu sah-sah saja dilakukan.

Jalan satu-satunya untuk mewujudkan impian dan harapan menjadikan Indonesia sebagai negara maju, adalah merubah sistem kapitalis menjadi sistem Islam. Sistem Islamlah yang akan memberi solusi tuntas terhadap semua permasalahan yang ada. Mengapa? Karena sistem Islam berasal dari Sang Pencipta manusia, yaitu Allah SWT yang paling tahu ciptaan-Nya. Dengan penerapan secara kaffah (menyeluruh), Islam tidak akan membedakan umat manusia; semua sama di hadapan Allah kecuali tingkat ketakwaannya. Sistem Islam akan menyelesaikan masalah ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, dan sebagainya dengan aturan-aturan yang sahih dari Sang Pencipta, yang menjamin kesejahteraan dan kebahagiaan hidup di dunia maupun akhirat. Karena Islam adalah rahmat bagi seluruh alam; tidak hanya manusia, tapi seluruh makhluk di muka bumi. Tidak hanya umat Islam, tapi non-Muslim pun dapat merasakan hidup aman, adil dan sejahtera dalam naungan sistem Islam kaffah.


Perubahan ke Sistem Islam Kaffah, Mungkinkah?

Sebuah perubahan, sangat mungkin untuk dilakukan. Pun perubahan sebuah sistem masyarakat. Dengan kerja sama seluruh komponen masyarakat dan niat ikhlas karena Allah SWT, perubahan ke sistem Islam niscaya dilakukan. Hal ini tentu memerlukan perjuangan dan pengorbanan yang luar biasa, mengingat sistem saat ini sangat jauh berbeda dengan sistem Islam. Bagaimana cara Indonesia berubah secara sistemis dari kondisi yang menyengsarakan menuju kondisi yang menyejahterakan? Ada beberapa hal yang diperlukan:

Pertama, harus ada kesadaran umum bahwa ideologi kapitalisme sekuler terbukti gagal membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Yang dihasilkan dari penerapan ideologi ini justru ketimpangan ekonomi antara si kaya dan si miskin, kemaksiatan yang merajalela, dan kesengsaraan hidup sebagaimana fakta dan sejarah yang terjadi saat ini. 
Kedua, adanya tekad kuat dari kaum Muslim untuk bersatu dengan ikatan akidah kepada Allah. Kaum Muslim harus bisa mencari unsur persamaan, bukan perbedaan. Juga menyiapkan diri menghadapi risiko perjuangan yang ada.
Ketiga, mengangkat seorang pemimpin (khalifah) yang akan memimpin kaum Muslim di seluruh dunia di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Khilafah yang akan membentuk struktur pemerintahan yang baru dan menyelesaikan permasalahan negeri-negeri Muslim yang bergabung dengannya, apakah terkait utang jahiliah dengan negara kafir di masa lalu atau perjanjian-perjanjian lainnya.
Keempat, Daulah Khilafah Islamiyah membentuk struktur instansi negara mulai dari mua’win tanfidz, mu’awin tafwidh, departemen-departemen, gubernur (wali), amil, dan seterusnya sampai ke level setara RT/RW yang efektif dan efisien dalam bekerja. Semua mengikuti apa yang dulu dilakukan oleh Rasulullah SAW dan para sahabatnya radhiyallahu anhum.
Kelima, harus ada partai-partai Islami yang berfungsi mendakwahkan Islam dan khilafah serta mengoreksi penguasa Islam di wilayah Daulah Khilafah Islamiah jika sudah terbentuk.

Demikianlah, dengan political will yang besar dari simpul-simpul umat di Indonesia untuk berubah, adanya opini umum di tengah masyarakat untuk mengganti sistem kehidupan saat ini menuju sistem Islam kaffah, kesadaran bahwa ini adalah kewajiban dari Allah SWT, serta kesadaran bahwa perubahan ini akan membawa keberkahan; sesungguhnya Indonesia mampu untuk berubah, insyaallah. Hidup berkah dengan Islam kaffah! Allahu Akbar! Wallahu a’lam bishshawab. []


Oleh: Noor Hidayah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments