Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Terlepasnya Marwah Bidadari Dunia


TintaSiyasi.com -- Siapa bidadari dunia itu? Dialah ibu. Ibu adalah panggilan wanita yang sudah mempunyai keturunan dalam sebuah pernikahan. Panggilan ibu teramat sangat mulia bagi seorang wanita. Terdengar begitu sakral dan mulia baginya setelah melahirkan seorang makhluk kecil mungil ke dunia yang selama sembilan bulan lebih beliau kandung dengan susah payah, sedih senang bahkan kadang disertai dengan tetesan air mata.

Dalam penjagaan, seorang ibu berusaha memberikan yang terbaik untuk buah hatinya. Beliau berjuang agar pemenuhan jasmani dan naluri buah hatinya terpenuhi secara maksimal, hingga terkadang beliau lupa akan pemenuhan kebutuhan dirinya sendiri.

Ibu merupakan pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, Ibulah yang menggoreskan warna-warni dalam lembaran kehidupan sang buah hati. Ibu pula yang mengukirkan kepribadian Islam, membentuk jiwa kepahlawanan pada sang buah hati.  

Posisi ibu dimuliakan tiga kali lebih tinggi tingkatannya dalam Islam dibandingkan dengan seorang ayah. Karena kedudukan seorang ibu yang tinggi itulah Rasulullah bersabda, "Wahai Rasullullah, siapakah di antara manusia yang paling berhak untuk aku berbuat baik kepadanya?" Rasullullah menjawab, "Ibumu", "Kemudian siapa?" tanyanya lagi. "Ibumu," jawab beliau. Kembali orang itu bertanya, "Kemudian siapa?" "Ibumu." "Kemudian siapa?" tanya orang itu lagi. "Kemudian "Ayahmu," jawab Rasulullah." (HR. al-Bukhari dan Muslim).

Kondisi dan situasi tersebut berubah 180 derajat di saat seorang ibu tidak memahami akan tugas, kewajiban, dan haknya dalam penjagaan sang buah hati. Hal ini terjadi saat kapitalisme sekuler yaitu sistem yang memisahkan agama dan kehidupan diterapkan. 

Miris memang, membaca berita yang akhir-akhir ini viral di media sosial yaitu adanya kasus pelecehan di Jambi. Wanita pemilik rental PS di Jambi melecehkan 11 anak laki-laki dan perempuan hingga diajak nonton fim dewasa, Minggu (5/2/2023). Pelaku diketahui berinisial YN dan masih berusia 25 yahun. Ibu muda itu membuka rental playstation di kediamannya di kawasan Alam Barajo, Kecamatan Alam Barajo, Kota Jambi. Dari disuruh nonton live berhubungan intim hingga diajak nonton film dewasa (tvonenews.com, 5 Februari 2023).

Saat ini umat sedang sakit! Kesadaran akan kenyataan ini semestinya dimiliki oleh umat, termasuk kaum perempuan khususnya seorang ibu. Sehingga umat secara keseluruhan harus sadar akan pentingnya perubahan dan kemajuan.


Solusinya Hanya kembali pada Islam

Memang tidak mudah membangun kembali kepercayaan umat pada keabsahan ideologi Islam sebagai solusi tuntas atas semua persoalan yang terjadi. Apalagi hingga saat ini sekularisme-kapitalisme masih menjadi mainstream berpikir mayoritas umat yang memang lahir dan terdidik dengan didikan sekuler. Sebaliknya pemahaman umat atas syariahnya hanya sebatas kulit dan parsial. Bahkan pada sebagian kalangan muncul sikap fobia terhadap isu penegakan syariah Islam.

Sebagai bagian dari masyarakat, perempuan memiliki peran yang besar sebagai agen perubahan baik posisinya sebagai ibu yang melahirkan generasi pemimpin, maupun dalam perannya sebagai guru bagi sesama perempuan, yang senantiasa menyeru kaumnya untuk ikut andil menjadi pejuang penegak syariah dan sistem Islam sebagaimana dirinya.
 
Peran yang bisa dimainkan oleh kaum perempuan dalam berkontribusi mengembalikan kehidupan Islam dalam naungan Slsistem Islam adalah : 

Pertama. Menjadi ibu ideologis. Ibu ideologis adalah ibu yang paham Islam secara kaffah (menyeluruh). Dengan demikian beliau akan mampu mendidik anak-anaknya dengan ideologi Islam pula. Beliau mampu merumuskan desain pembinaan dan pendidikan yang terencana, terstruktur dan terbaik bagi anak-anaknya, bahkan sejak merencanakan kehamilan. Secara politis ini merupakan peran yang sangat strategis bagi perempuan. Sebab, dari dia akan lahir generasi berkualitas prima, yang menjadikan akidah Islam sebagai pijakan dalam mengarungi kehidupannya dan siap berjuang untuk Islam. Dan akan terus belajar, mengembangkan diri dan memperluas wawasan agar mampu mewujudkan anak-anak yang mampu bersaing dalam persaingan global.

Kedua. Mendidik dan membina kaum Muslimah dengan tsaqofah Islam. Apabila kaum Muslimah memahami Islam dengan benar, beliau akan mampu mendidik anak-anaknya dengan benar, menunaikan hak suaminya dan menjalankan kewajibannya dengan baik. Sekaligus sebagai bagian dari umat. Kaum Muslimah pun menyadari akan tanggungbjawab untuk mencerdaskan umat dengan Islam.

Ketiga. Meluruskan pemahaman yang keliru tentang hukum-hukum syariah Islam. Serangan pemahaman sekuler, liberal, fiminisme, kapitalisme telah merapuhkan ketahanan keluarga. Ide kesetaraan gender menjadi racun mematikan bagi kaum ibu. Di sinilah peran Muslimah menangkal pemahaman sesat yang menyerang kaum perempuan.

Keempat. Menjadi bagian dari jamaah politik ideologis. Sebagai kaum Muslimah hendaknya bergabung dalam barisan dakwah agar aktivitasnya terorganisir, terarah, dan tepat sasaran. Di sinilah dia mampu melejitkan potensi dirinya, baik dari penguasaan tsaqofah dan kepribadiannya. Bergabungnya Muslimah dalam politik ideologis merupakan pemenuhan kewajiban dari Allah SWT. Sebagaimana Allah SWT berfirman, "Hendaklah (wajib) ada segolongan umat yang menyerukan kebaikan (Islam) serta memerintahkan kemakrufan dan mencegah kemungkaran. Merekalah orang-orang yang beruntung." (QS. al-Imran [3] : 104).

Dengan demikian Islam telah menjelaskan bahwa seorang Muslimah memiliki peran yang sangat penting dalam menegakkan sistem Islam sebagaimana laki-laki. Tidak ada perbedaan.
 
Dan pada saat yang sama, seorang Muslimah juga mampu melaksanakan peran utamanya sebagai ummun wa rabbatul bayt (ibu dan pengelola rumah suaminya), berhasil mencetak generasi terbaik yang mampu membangun peradaban Islam yang tinggi dan cemerlang. Generasi yang demikian lahir dari ibu-ibu yang paham Islam, yang mengajarkan Islam kaffah kepada anak-anaknya, mengajarkan Islam sebagai ideologi yang lahir darinya berbagai aturan yang sempurna yang mengatur seluruh aspek kehidupan.

Sudah saatnya seorang Muslimah atau ibu menyadari bahwa mereka adalah penyangga dan pembangun peradaban Islam yang mulia, memiliki tanggung jawab yang sama dengan laki-laki untuk melakukan perubahan di tengah-tengah masyarakat menuju peradaban mulia yaitu peradaban Islam.   

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Dewi Rahayu Cahyaningrum
Komunitas Muslimah Rindu Jannah Jember
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments