Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rusaknya Fitrah Keibuan di Sistem Sekuler

TintaSiyasi.com -- Kasus pelecehan seksual semakin meningkat di negeri ini. Sebagaimana berita terbaru yang cukup menggegerkan tanah air adalah adanya kasus pelecehan yang dilakukan pemilik rental PS di Jambi. Dikutip dari media online tvonenews.com Minggu (5/2/2023) seorang wanita pemilik rental PS di Jambi lecehkan 11 orang anak laki-laki dan perempuan hingga diajak menonton film dewasa.

Atas kejadian itu pelaku pun ditangkap, hal itu dikonfirmasi oleh Kasubdit IV Renakta Ditreskrimum Polda Jambi, AKBP Kristian Adi Wibawa dengan mengatakan, “Benar sudah kita amankan dan untuk statusnya sudah ditetapkan sebagai tersangka,” Sabtu (4/2/2023). Saat proses pendalaman kasus, bahkan ditemukan kemungkinan  besar bahwa ada korban lain di luar dari 11 anak tersebut.

Hasil dari Rusaknya Sistem

Kasus ini menyadarkan bahwa sistem Kapitalis Sekuler melahirkan kerusakan pada individu. Alamiahnya seorang ibu memiliki rasa kasih sayang yang tinggi dan kelembutan, tetapi  malah menjadi sosok mengerikan yang jauh dari fitrahnya. Di dalam sistem ini, individu terbiasa untuk memisahkan perkara agama dari kehidupan. Dengan demikian, standar melakukan aktivitas bukan dari halal dan haram melainkan menuhankan hawa nafsunya semata. 

Landasan yang salah akan menghasilkan pola pikir dan pola sikap yang salah pula. Sebagaimana diketahui bahwa manusia memiliki naluri melestarikan keturunan (gharizah an-naw’). Dengan pemisahan agama dari kehidupan di sistem ini, kita banyak menemukan penyimpangan dari pemenuhan naluri tersebut. Misalnya, menyalurkannya dengan hubungan sesama jenis yang tentunya menyimpang dari tujuan karena tidak akan bisa menghasilkan keturunan.

Lalu, ada pula pemenuhannya dengan lawan jenis tetapi tanpa ikatan pernikahan. Walau bisa menghasilkan keturunan, tetapi pemenuhan ini tidak bisa menjaga eksistensi martabat manusia. Pemenuhan tanpa ikatan sesuai hukum syara hanya akan menjaga eksistensi hewani manusia. Maksudnya sama halnya dengan binatang yang ingin berhubungan seksual tanpa tetek bengek ikatan.

Dalam sistem ini juga, orientasi hanyalah keduniaan yaitu memfokuskan pada kesenangan. Bahkan kalau tidak mendapatkan kesenangan di dalam pernikahan, dianggap rasional jika mencari yang lain di luar sana.

Maka kasus perselingkuhan pun terus meningkat hari ini. Baik laki-laki maupun perempuan akan selalu memiliki kemungkinan untuk menjadi pelaku dari tindakan-tindakan penyimpangan dan merugikan. Hal itu, karena landasan perbuatannya hanyalah kesenangan semu yang menjerumuskan. 

Kita tidak bisa berharap lebih pada sistem hari ini, walau pelaku sudah ditangkap tetapi pemahaman mendasar terkait memisahkan agama dari kehidupan ini masih ajek di dalam pemikiran para individu bahkan menjadi kebiasaan yang dianggap biasa di tengah masyarakat. Tentu kasus ini akan terus ada selama sistem rusak ini ada. Maka, perlu ada peralihan kepada pemahaman jalan hidup yang semestinya.

Islam Sebagai Jalan Hidup

Pada sistem Kapitalis Sekuler, mengantarkan jalan hidup rakyat untuk berlaku sebebas mungkin. Dengan kebebasan itu, maka hawa nafsu akan menjadi tuan yang mengatur pemikiran dan sikap. Hal itu membuat rakyat dan kehidupan ini bukannya semakin mengarah pada perbaikan tapi justru semakin rusak. Karena tidak adanya peran agama dalam aktivitas mereka, maka rakyat menjadi buta akan hakikat kebenaran dan terjerumus dalam dosa. Hal ini pun sudah Allah sampaikan di dalam Al Qur'an surat Ar-Rum ayat 41 yang artinya :

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan-tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).”

Jangan sampai kita dibutakan atau menjadi korban dari strategi Kapitalis Sekuler yang nyata ini. Yaitu sebagaimana dikutip dari Mayer Amschel, anak dan penerus dari Amschel Moshe Pour, Pendiri keluarga Rothschild. William G Carr, Yahudi Menggem Dunia (1991) ;

 “Dalam rangka menguasai sumber daya dunia, untuk mencapai tujuan harus mengandalkan sejumlah hal berikut ; minuman keras, obat-obat terlarang, kebejatan moral dan seks, serta suap dan mencampakkan hati nurani kemanusiaan.”

Maka sudah jelas bahwa permasalahan ini baik muncul dan penyelesaiannya di dalam sistem ini adalah suatu umpan dan hasil dari tujuan mereka. Bagaimana rakyat menjadi teralihkan dari nilai-nilai agama yang seharusnya apabila digenggam mampu menyelamatkan mereka. 

Dengan itu, Kapitalis Sekuler dapat menguasai dunia. Hal ini juga terbuktikan dari hukuman bagi para pelaku yang tidak sampai pada memberikan rasa jera bagi pelaku itu sendiri dan bagi rakyat secara luas. Dengan itu, rakyat menjadi merasa tenang jika ingin melakukan penyimpangan demikian dan tidak menutup kemungkinan pelaku melakukannya kembali.

Melihat hal itu, tentu kita harus menolak hidup di dalam kubangan sistem yang merusak. Kita harus beralih kepada jalan hidup yang berlandaskan Islam. Apabila rakyat menjadikan Islam sebagai landasan maka hakikat kebahagiaannya tidak lain adalah menggapai ridho Allah SWT. Untuk mencapainya akan tercurahkan dari aktivitas ketaatan kepada Allah SWT. Dengan demikian, tentu tidak akan kita dapati kasus-kasus penyimpangan semacam ini lagi. 

Di dalam Islam pula, rakyat akan terkontrol pola pikir dan pola sikapnya untuk terus berada di dalam koridor Islam. Hal ini didukung pula dengan adanya fasilitas yang mengarahkan pada ketaatan dan juga hukuman tegas bagi para pelaku penyimpangan. Semua ini hanya ada di dalam sistem Islam, bukan sistem yang lain. Maka sudah saatnya bergegas menjadikan Islam sebagai jalan hidup, agar rakyat bisa berjalan sesuai fitrahnya, mendapat kebahagiaan dan tentunya keselamatan.

Wallahu'alam bishshowab.[]

Oleh: Rifdah Reza Ramadhan, S.Sos.
Baca Juga

Post a Comment

1 Comments

  1. Kembali ke fitrah makna nya kembali ke Islam...
    Tidak kembali ke Islam...maka byk fitrah yg menjadi rusak

    ReplyDelete