Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Sistem Sekuler Mengganas, Pedofilia Menjangkiti Ibu Muda


TintaSiyasi.com -- Tanggal 5 Februari 2023 warganet tengah digegerkan dengan pemberitaan seorang ibu muda berinisial YN berusia 25 tahun yang menurut informasi sementara, bahwa dia adalah pelaku yang telah melecehkan 11 anak yang terdiri dari 9 laki-laki dan 2 perempuan. Dari interogasi kepada para korban ternyata masih berkembang angka 11 anak hanya di antaranya saja. Pelecehan tersebut dilakukan di tempat rental PlayStation milik YN yang berkediaman di Alam Barajo, kec.Alam Barajo, Kota Jambi. 

Dari kisah YN kita sadar bahwasanya kekerasan seksual pada anak terus terjadi meskipun pemerintah telah menetapkan PP hukuman kebiri kimia bagi pelaku kekerasan seksual pada anak pada Nomor 70 tahun 2020. Aturan ini bertujuan untuk menekan kekerasan seksual pada anak. Tentu solusi yang dihadirkan untuk menindak lanjuti kekerasan pada anak hari ini tidak solutif. Terbukti kekerasan seksual pada anak terus terjadi. 

Perlu dipahami bahwa kejahatan seksual bukan hanya muncul akibat dari rangsangan syahwat yang dipengaruhi hormonal saja, namun secara alamiah syahwat pun akan muncul jika terdapat pemicu dari luar seperti konten-konten seksualitas yang akhirnya membentuk fantasi seseorang. KPAI menyebut kasus kekerasan seksual anak meningkat akibat pengaruh digital. Kekerasan seksual pada anak sebenarnya bisa dipengaruhi dari cara pandang seseorang untuk memenuhi potensi seksualitas dalam dirinya. Sayangnya umat manusia saat ini dipengaruhi oleh ide sekularisme Barat yang mendewakan kebebasan tanpa mengaitkan kebutuhan tersebut dengan agama. Barat memandang jika kebutuhan seks harus dipenuhi saat itu juga, maka yang ada adalah eksploitasi kepuasaan kebutuhan biologis dengan berbagai cara seperti zina, homo, lesbi bahkan pedofilia. Sementara jika cara pandang Barat masih ada di dalam masyarakat maka harapan bahwa kejahatan kekerasan seksual bisa diatasi adalah sesuatu yang tidak mungkin.

Kasus ini sungguh mengerikan, tentu hal ini telah menjadi sebuah pembuktian betapa rusaknya sistem sekuler atau sistem yang memisahkan antara agama dengan kehidupan hari ini. Fitrah keibuan menjadi rusak. Ibu yang seharusnya menjaga, mendidik, dan mengajari anak dengan hal baik namun justru mencekoki anak-anak dengan konten-konten porno. Tentu hal ini amat keji, karena kualitas ibu yang buruk akan melahirkan generasi yang buruk maka sepantasnya kita tidak berharap akan adanya kebaikan yang didapat jika masih menerapkan sistem sekuler kapitalisme seperti hari ini. Karena sistem inilah yang merusak kehidupan manusia. Tak mau diatur dengan aturan Sang Ilahi, ingin bebas, dan apa yang terjadi hari ini? Kerusakan moral tak mampu dikendalikan lagi. 


Islam Solusi yang Tepat

Islam memiliki aturan kehidupan yang sempurna dan menyeluruh untuk mengatur kehidupan dunia dan menetapkan pertanggungjawaban di akhirat. Melihat peran strategis dan politis ibu sebagai ummu warabbatul bait yang bertugas untuk mendidik anak dan pengatur tugas rumah tangga termasuk pembendaharaan harta suami karena tugas seorang ibu amatlah berat maka, seorang ibu haruslah memiliki kriteria:

Pertama. Sosok yang memiliki keimanan dan ketakwaan yang tinggi, sebagai modal untuknya memahami hakekat kehidupan bahwa kemuliaannya tatkala mendapat ridha dari Allah SWT. Ketakwaan ini juga yang bisa menjadi bekal dalam mendidik anak dengan akidah Islam sehingga anak tergambar akan tujuan hidupnya hanya untuk beribadah kepada Allah SWT serta menjadi teladan bagi anak-anaknya.

Kedua. Memahami bahwa anak adalah amanah dari Allah, sehingga akan dididik dengan benar sesuai perintah Allah yakni menjadi para pejuang peradaban yang lurus.

Ketiga. Memiliki kesadaran politik Islam yang sadar akan beramar makruf nahi mungkar. Peka saat ada kezaliman, karena paham bahwa pentingnya pemeliharaan urusan umat harus diatur dengan syariat Islam agar kehidupan tidak rusak. 

Sehingga manusia mampu terjaga tetap dalam fitrahnya karena sadar gerak geriknya senantiasa diawasi oleh Sang Mahakuasa. Adanya sosok ibu seperti itu tidak semata karena ketakwaan individu namun ada suasana keimanan, peran serta dukungan dari negara. 

Dalam Islam, pendidikan berkualitas mencetak generasi yang memiliki kepribadian Islam yang memiliki pola pikir dan perilaku yang Islami. Kemudian menyediakan forum-forum kajian kerumahtanggaan untuk mencetak sosok ibu yang mulia, sistem pergaulannya diatur untuk mencegah interaksi berbahaya, serta media yang dikontrol ketat dalam negara. 

Islam tidak melarang adanya kantor-kantor media akan tetapi jika media memproduksi dan menyebarkan konten-konten yang bisa merusak umat maka akan diberikan sanksi takzir yang tegas menurut kesalahan yang dilakukan. Sehingga Islam mampu menjaga manusia sesuai dengan fitrahnya sebagai seorang manusia. Dan manusia akan menjadi sebaik-baiknya ciptaan ketika aturan Islam ditegakkan secara keseluruhan. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Wilda Nusva Lilasari S.M.
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments