Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Rental PS Jadi Kedok Pemuas?


TintaSiyasi.com -- Di tengah arus pelemahan peran perempuan, dan kemunduran dunia Islam. Kekerasan seksual terjadi berulang kali. Kali ini yang bikin geger publik terkait kasus pelecehan di Jambi. Wanita pemilik rental playstation (PS) di Jambi lecehkan 11 anak laki-laki dan perempuan hingga diajak nonton film dewasa (tvOnenews, 5/2/2023).

Update terkini total korban adalah 17 anak-anak, yang terdiri dari 7 anak perempuan dan 10 anak laki-laki. Diketahui, pelaku berinisal YN dengan usianya yang masih 25 tahun. Ia menikah muda di usia 20 tahun, saat ini ia telah memiliki satu anak yang masih berusia 10 bulan (kompas.com, 4/2/2023).

Saat akan melancarkan aksinya, dengan secara tiba-tiba ia menutup rentalnya, dan meminta para korban yang masih di bawah umur untuk memenuhi hasratnya. Alih-alih hal tersebut di luar sepengetahuan sang suami. Sehingga respon syok sang suami yang didapat ketika mengetahui hal tersebut.

Permintaan maaf atas perbuatan yang tidak masuk akal tersebut juga diungkapkan oleh suaminya (AF), katanya sang istri kerap mengancam menganiaya anaknya sendiri jika permintaan berhubungan badan tidak dikabulkan suami. Dan hal tersebut juga diungkapkan oleh Direskrimum Polda Jambi, Kombes Andri Ananta Yudhistria, saat pemeriksaan AF di Mapolda Jambi. Dari keterangan suaminya, dia mengaku melihat istrinya menyayat tangannya menggunakan silet.

Inilah kondisi masyarakat saat ini. Kondisi mereka adalah cermin dari penerapan cara pandang hidup kebebasan, tidak lain sekuler kapitalisme. Ia bebas berbuat dengan jaminan kebahagiaan dan kesenangan, sekalipun harus menumbalkan yang lemah dan memilih jauh dari aturan-Nya.

Anak yang seharusnya menjadi generasi pemimpin, kini perlahan melebur seiring dengan arus pelemahan peran perempuan. Karenanya tidak dapat dipungkiri, perempuan yang selama ini dianggap menjadi korban, kini dapat menjadi pelaku, bahkan dalam perbuatan yang sangat keji demi pemenuhan nafsu semata.

Alhasil, output distopia dari sistem yang diterapkan hanya kerusakan demi kerusakan. Semua itu karenakan sekuler kapitalisme yang meyakini bahwa kehidupan harus dipisahkan dari agama.


Islam Solusinya

Demikian ketika Islam dengan segenap aturan dari Sang Pencipta diterapkan, maka akan memberikan banyak maslahat bagi umat. Sebab, Islam adalah rahmat bagi seluruh alam semesta. Dikatakan dalam firman-Nya:

وما ارسلناك الا رحمة للعالمين

Tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam (QS. Al-Anbiya (21) ayat 107).

Selain mengandung rahmat, Allah telah melengkapi hukum Islam dengan berbagai peraturan yang mengatur segala bentuk interaksi manusia di dalam kehidupan mereka. Karnanya, syariat (aturan) Islam telah menetapkan padanya tujuan-tujuan luhur untuk menjaga masyarakatnya, di antaranya pemeliharaan atas akal dan kemuliaan.

Pertama. Pemeliharaan atas akal.
Allah membekali setiap manusia dengan akal, maka wajib atas kita menjaga kewarasan akal. Karenanya syariat melarang mengonsumsi segala sesuatu yang dapat mengganggu fungsi akal. Misalnya, tontonan film dewasa. Akan hal ini, negara bertanggung jawab mengelola informasi, dari arus kemajuan teknologi, guna memfilter adanya informasi sampah tak berfaedah. Dampak yang didapatnya pun akan lebih mudah dan cenderung lama melekat, serta mendorong si penonton film dewasa untuk melakukan hal serupa yang ia tonton.

Kedua. Pemeliharaan atas kemuliaan.
Selain Allah ciptakan akal, Allah ciptakan pula pada diri manusia berbagai naluri (gharizah), salah satunya gharizah nau’. kecenderungan seksual yang terdapat pada gharizah nau’ merupakan khasiat insan yang pemenuhannya bisa dengan dua cara, benar atau salah. Pemenuhan dengan cara yang benar ketika hal tersebut dilakukan sesuai syariat-Nya, dan yang salah ketika menyelisihi syariat-Nya. Hal ini dapat dipilih berdasarkan akal yang telah diberikan oleh-Nya. Karena hal tersebut nantinya akan di mintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.

Dengan dorongan naluri ini, tentu meniscayakan perasaan ibu kepada anak, yakni mengarahkan, mendidik, melindungi, dan memberikan kasih sayang. Namun atas kasus ini membuktikan rusaknya sistem kehidupan yang berlandaskan sekuler kapitalisme. Dengan rusaknya fitrah keibuan.

Demikianlah gagalnya dunia hari ini mengelola arus informasi, aset generasi, dan perilaku per individu. Membuktikan butuhnya naungan Islam untuk mengembalikan kekuatan besar yang terputus, yakni potensi besar pemuda melalui para ibu Muslimah guna mencetak para pemimpin-pemimpin besar yang akan mengeluarkan negeri ini menuju cahaya kemenangan. Allahu Akbar. []


Oleh: Tsabitah Dien Nadiyah
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments