Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ketidakwajaran Perilaku Tanpa Penerapan Islam Kaffah

TintaSiyasi.com -- Pemilik rental playstation di Jambi menjadi pelaku pelecehan seksual dengan 17 korban yang masih dibawah umur. Pelaku berinisial YS merupakan seorang ibu muda yang berusia 25 tahun dan memiliki seorang balita.

Namun, pelaku kerap enggan mengakui bahwa dirinya adalah yang melecehkan anak-anak tersebut dan mengaku sebaliknya yaitu ibu ini menjadi korban pelecehan anak-anak. Sangat miris karena ibu muda ini tidak hanya menargetkan anak-anak laki-laki, namun banyak juga anak-anak perempuan yang menjadi korban.

Dengan adanya fakta tersebut, Polda jambi dan UPTD PPA Provinsi Jambi sedang menjadwalkan untuk pemeriksaan ke rumah sakit jiwa, karena memang perbuatan ibu ini terlihat sangat menyimpang. (tvonenews.com, 7/02/2023).

Ketidakwajaran dalam kehidupan ini semakin banyak dan merajalela, bukan soal kriminalitas saja namun memang sudah jauh dari prinsip kemanusiaan yang beradab dan memiliki nilai moral yang bisa saling menghargai atas manusia yang satu dengan yang lain.

Banyak hal yang bersifat private diungkapkan sendiri oleh yang memilki perihal tersebut, ataupun ruang yang seharusnya bukan konsumsi publik sengaja dibuka agar mendapat keuntungan terutama jika kita berbicara konten atau zaman yang sudah kebanjiran informasi seperti saat ini.

Dengan adanya kasus seperti ini, sebetulnya bukan kali pertama ataupun tidak bisa dijamin, akan menjadi kasus yang terakhir karena limpahan informasi yang bisa didapat oleh siapapun dan kapanpun, termasuk konten dewasa.

Kita hanya mampu mengelus dada karena pelecehan seksual ini tentu ada pengaruh dari informasi yang menjurus ke arah konten dewasa yang terus menerus diproduksi. Bahkan sebanyak 94 persen remaja sudah terpapar konten pornografi, hal tersebut terjadi di tahun 2017 berdasarkan catatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan naik di tahun 2018 menjadi 98 persen.

Konten yang bersifat pornografi sulit diblokir karena nama-nama mereka kerap berganti nama, dan itu yang menjadi dalih bagi Kominfo karena negara kita dengan negara luar berbeda, kalau diluaran sana konten seperti ini tidak apa-apa.

Standar yang digunakan jadi membingungkan dan pemerintah memberikan kesimpulan kalau generasi kita memerlukan seks edukasi. Namun, bagaikan dua sisi yang bisa memberikan dampak, satu sisi anak-anak jadi lebih mengetahui dan kita berharap mereka mampu membentengi diri, namun disisi lain mereka yang sudah tahu, bisa jadi ada yang penasaran dan mempraktekkan.

Maka sebetulnya untuk memblok konten saja tidak cukup, kita perlu penjagaan informasi dari tingkat individu, keluarga, masyarakat hingga negara yang semua memiliki standar yang sama dalam memandang konteks seksual dan pengajarannya kepada generasi.

Setelah penjagaan informasi kita dapatkan, maka kekhawatiran kita dalam menjaga generasi setidaknya tidak terlalu berlebihan dari segala arah. Kita harus menggantungkan harap dan meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wa ta’alaa untuk senantiasa dibimbing, dijaga dan diberi petunjuk serta kemudahan dalam melakukan amal kebaikan.

Maka hiasi diri kita dengan ilmu, dan iman agar setidaknya kita mampu menjadi menjaga generasi dan membangun lingkungan kita agar selaras dengan apa yang kita pahami dan yakini. Selain menghiasi diri kita dengan ilmu dan iman, kiat juga perlu mendakwahkan serta menyebarkan bahwa kerusakan ini sudah sangat mengkhawatirkan, kita tidak bisa bebas tanpa berpikir ke depan, karena jika kita hanya ingin terus menerus hidup dalam kebebasan, sejauh apapun kita pergi kita akan tetap bertemu dengan pertanggungjawaban.

Maka, ketidakbebasan bukan berarti tidak memanusiakan namun jika kita memahaminya dengan ilmu sesungguhnya ketidakbebasan disini adalah kasih sayang agar kita tidak rusak dan kita tetap ada dalam rules yang membuat kita terjaga dan berkembang serta memberikan yang terbaik untuk kehidupan ini.

Maka diri kita perlu menyadari standar yang sama yang mampu membangun dan membangkitkan manusia adalah standar yang diciptakan oleh Yang Menciptakan manusia, kehidupan, alam semesta dan seisinya. Karena Allah-lah yang mengetahui titik kerusakan dan bagaimana memperbaikinya.

Maka kita perlu Islam yang memiliki aturan dari Allah untuk menjalani kehidupan ini, kita perlu Islam yang menyeluruh dan hakiki agar kehidupan kita tidak rusak oleh konten yang tidak menjaga diri kita dari kemaksiatan.

Kita perlu penjagaan yang besar dalam sebuiah institusi yang mampu menerapkan Islam secara menyeluruh, dan agar semuanya tergambar kita perlu bersabar untuk memahami bahwa Islam bukan sekedar agama namun bisa menjadi solusi bagi kehidupan termasuk dalam memberhentikan segala informasi yang mampu merusak masyarakat.  

Adapun jika pelaku adalah yang terganggu jiwanya karena gila, maka seharusnya dari awal kita pahami juga bahwa orang yang tidak memiliki kewarasan ada tempatnya dan tidak sepantasnya membangun tempat usaha sembarangan, kadang memang pengawasan terhadap masyarakat juga sekarang berakhir sangat minim sehingga kita juga tidak bisa membedakan mana yang betul-betul masih waras, ataupun tidak waras.

Dari Ali -raḍiyallāhu 'anhu-, dari Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam-, beliau bersabda, “Pena (pencatat amal) akan diangkat dari tiga orang, yaitu: dari orang yang tidur sampai dia bangun, dari anak-anak sampai dia balig, dan dari orang yang gila sampai dia sadar (berakal).”
Rasulullah shallallahu ‘alihi wasallam bersabda;

اضْمَنُوالِيسِتًّامِنْأَنْفُسِكُمْأَضْمَنْلَكُمْالْجَنَّةَ، اُصْدُقُواإذَاحَدَّثْتُمْ، وَأَوْفُواإذَاوَعَدْتُمْ، وَأَدُّواإذَااؤْتُمِنْتُمْ، وَاحْفَظُوافُرُوجَكُمْ ، وَغُضُّواأَبْصَارَكُمْ،وَكُفُّواأَيْدِيَكُمْ

“Jika kalian bisa menjamin enam hal, maka aku akan jamin kalian masuk surga: [1] Jujurlah dalam berucap; [2] tepatilah janjimu; [3] tunaikanlah amanatmu; [4] jaga kemaluanmu; [5] tundukkan pandanganmu; [6] dan jaga perbuatanmu.” (HR. Al Hakim:8066 dan Ibnu Hibban: 107)

Semoga kita senantiasa mengupayakan agar Islam segera diterapkan secara menyeluruh dan Allah menjaga kita serta generasi selanjutnya dengan kemuliaan Islam. Aamin yaa Allah yaa rabbal’alamin.[]

Oleh : Yauma Bunga Yusyananda
( Member Ksatria Aksara Kota Bandung )
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments