Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Keamanan Pangan dan Kesehatan Anak, Tanggung Jawab Negara


TintaSiyasi.com -- Anak-anak sebagai generasi bangsa tentu memerlukan perhatian penuh dari orang tua, masyarakat dan tentunya dari penguasa dalam memenuhi kebutuhan pokok mereka termasuk kesehatan. Anak-anak yang sehat akan tumbuh menjadi generasi kuat dan cerdas yang akan mudah diarahkan dalam kebaikan. Apalagi jika generasi kuat dan cerdas inilah yang akan membangun negara. Harapan kita tentunya menjadi negara yang makmur serta menerapkan hukum sesuai fitrah manusia.

Namun kenyataannya nasib anak-anak dalam kapitalisme ini sangat miris. Jangankan mengharapkan perhatian pemerintah, tak jarang orang tua pun kurang memperhatikan tumbuh kembang anak karena sudah disibukkan dengan pekerjaan yang mengharuskan ayah dan ibu keluar rumah menghabiskan hari-harinya demi memenuhi kebutuhan hidup. Dampaknya adalah minim perhatian untuk para generasi. Seperti pemberitaan belakangan ini banyak anak yang menderita penyakit diabetes mellitus. 

Dikutip dari voaindonesia.com/1/2/2023 - Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Muhammad Faizi, mengatakan kejadian diabetes mellitus pada anak makin meningkat, baik itu di dunia maupun Indonesia. Di Indonesia sebanyak 1.645 anak mengidap diabetes mellitus tipe satu. Diabetes mellitus merupakan suatu penyakit akibat gangguan metabolisme karbohidrat yang ditandai dengan peningkatan kadar gula darah dalam waktu yang kronis. Peningkatan jumlah penderita Diabetes pada anak hingga 70 kali lipat disinyalir efek dari konsumsi makanan yang tidak sehat. 

Ketua Unit Kerja Koordinasi Endokrinologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr Muhammad Faizi, SpA (K) mengatakan, prevalensi kasus diabetes pada anak meningkat 70 kali lipat pada Januari 2023. Jumlah tersebut dibandingkan dengan jumlah diabetesi anak tahun 2010. Pada 2023, angkanya meningkat 70 kali lipat dibandingkan pada 2010 yang ,028 per 100.000 dan 0,004 per 100.000 jiwa pada 2000 (Liputan6.com, 3/2/2023).

Pemerintah diminta segera menerbitkan regulasi yang dapat mendorong masyarakat membatasi konsumsi gula di tengah pesatnya kasus diabetes yang diderita anak-anak, kata pendiri sekaligus CEO Center for Indonesia’s Strategic Development Initiative (CISDI) Diah Saminarsih (bbc.com, 6/2/2023).

Hal ini terjadi karena negara abai dalam mewujudkan keamanan pangan bagi rakyatnya. Kasus ini juga menunjukkan rakyat belum memiliki pola makan sehat. Tingginya kemiskinan juga makin menambah besarnya kesalahan dalam pola makan. Di sisi lain, terbatasnya modal karena kemiskinan membuat para pedagang menggunakan bahan yang murah meski berbahaya, dalam berdagang. 

Keserakahan manusia juga mengakibatkan industri makanan abai terhadap syarat kesehatan demi mendapatkan keuntungan yang besar. "Sesungguhnya syaitan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah [2]: 168-169).

Islam menentukan makanan yang dikonsumsi harus halal dan tayib. Oleh karena itu, negara Islam memberikan jaminan perlindungan atas terpenuhinya kebutuhan makanan yang halal dan tayib bagi rakyatnya. Sebab makanan yang dikonsumsi itu sangat menentukan kualitas generasi dan peradaban. Makanan yang halal menghasilkan generasi dan peradaban dengan gaya hidup dan kehidupan yang halal pula. Sedangkan makanan yang haram sebaliknya, menumbuhkan generasi serta peradaban dengan perilaku haram. Na’udzubillahi min dzalik. 

Oleh sebab itu, solusi dari permasalah utama di balik kasus anak bangsa yang terancam kesehatannya dan juga masa depannya sebagai generasi cemerlang tak lain adalah Islam. Hanya dengan sistem Islam kaffahlah kesehatan dan kualitas generasi menjadi unggul. Dibmana dalam sistem Islam sajalah yang dapat menjamin kebutuhan pokok masyarakat bisa terpenuhi secara keseluruhan. Dan dalam sistem Islam pulalah segala permasalahan yang menjalar dalam kehidupan ini bisa teratasi. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Yusniah Tampubolon
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments