Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ilusi Pergaulan Islami dalam Sistem Demokrasi


TintaSiyasi.com -- Fakta Pergaulan Saat Ini

Tidak bisa dipungkiri, bagaimana bobroknya pergaulan hari ini. Mulai dari anak-anak, remaja hingga dewasa, tergerus dalam pergaulan yang tidak islami. Bahkan, di lingkungan pesantren pun bisa juga tercampuri dengan hal-hal yang tidak sesuai tuntunan syari.

Perayaan-perayaan hari yang dianggap spesial yang notabenenya bukan berasal dari budaya ketimuran pun sering kebablasan yang berujung pada pergaulan bebas. Semisal saat momen pergantian tahun, Valentine Day, dan lain sebagainya.

Sungguh kasian bagi mereka yang baru memulai hijrah, mereka masih perlu ayoman dan contoh dari orang-orang yang diseganinya. Namun fakta yang terjadi contoh yang dikehendaki sangatlah minim. Sehingga tidak jarang juga kita lihat, masih banyak hal yang dianggap jauh dengan apa yang diperintahkan agama tetap mereka lakukan. Itu dikarenakan ada dari mereka yang hanya terlihat ikut-ikutan saja. Karena trend hari ini seolah menuntun mereka untuk hijrah. Namun sayangnya niat hijrah belum sepenuhnya dapat terlaksana karena masih silau akan pergaulan yang ada.

Saat ini, anak-anak tidak lagi terlihat polos menggemaskan. Sudah banyak berseliweran kerusakan dari generasi penerus peradaban ini. Yang membuat kita mengelus dada saat melihat dan mendengar berita.

Masih Sekolah Tingkat Dasar saja sudah mengenal istilah "ayah bunda", "umi abi". Padahal mau beli permen saja masih minta uang sama orang tua. Astaghfirullah.

Begitu pula halnya saat mereka menginjak usia remaja, sudah tambah parah kelakuannya, bisa sampai melakukan hal yang tak seharusnya bagi pasangan yang belum halal. Na'udzubillah.

Tahukah kita, bahwa pergaulan semacam ini tidak hanya terjadi di kalangan anak-anak atau remaja saja. Orang dewasa pun bisa juga tergelincir di dalamnya. Kubangan dosa pergaulan bebas merajalela. Tak peduli siapa saja bisa terpeleset olehnya.

Pergaulan yang salah ini banyak ragamnya, tidak hanya soal pergaulan dengan lawan jenis, ternyata pergaulan yang sejenis pun tidak kalah meningkat jumlahnya. Sungguh mengerikan bukan?


Kenapa Pergaulan Hari Ini Sangat Jauh dari Kata Islami?

Banyak faktor yang menyebabkan kenapa pergaulan hari ini sangat jauh dari kata islami. Di antaranya adalah karena sistem yang diberlakukan saat ini adalah sistem kapitalis sekularis, hedonis, serba boleh. Tidak melihat lagi mana yang boleh dan tidak, bahkan batas norma agama pun sudah tidak dilihat lagi. Yang menjadi patokan mereka hanyalah kenikmatan dan kesenangan. 

Dalam sistem demokrasi seperti saat ini mengusung empat kebebasan, yaitu kebebasan mengemukakan pendapat, kebebasan berkumpul, kebebasan pers, dan kebebasan beragama. Sehingga wajar, apa yang mereka anggap memberi nikmat dan keuntungan dari segi materi/dunia, maka sah-sah saja dilakukan, yang penting mereka senang dalam versi duniawi. Walaupun dari segi akhirat, sangatlah merugi.

Di samping itu juga, ketidaktahuan umat terhadap hukum dan aturan pergaulan dalam Islam juga sangat minim. Sehingga masih banyak di antara kaum Muslim yang salah dalam bergaul. Ada yang menganggap biasa-biasa saja padahal sedang berkhalwat -berdua-duaan-. Atau ada yang merasa santai saja pacaran, padahal sudah jelas Allah menjelaskan dalam firman-Nya QS. Al Isra' ayat 32:

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا

Artinya: “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan jalan yang buruk.

Islam datang dengan seperangkat aturan yang sempurna. Berasal dari Zat yang Maha Sempurna. Aturan pergaulan pun sudah jelas ada pembahasannya.


Sistem Pergaulan dalam Islam

Setidaknya ada tiga komponen yang bisa mengatasi masalah pergaulan saat ini. Yang pertama dari sisi individu, haruslah tertanam kuat ketakwaan kepada Allah, Sang Pencipta. Meyakini bahwa setiap aturan yang datang dari-Nya pastilah mendatangkan kebaikan untuk dunia dan akhirat. Maka dalam hal ini, sangat perlu untuk mempelajari dan memahami bagaimana hukum tentang pergaulan dalam Islam. Yang kedua, perlu adanya kontrol dari masyarakat yang di dalamnya ada amar makruf nahi mungkar. Dengan demikian, apa yang dilakukan orang sekitar dengan mudah akan terkontrol dan saling menasihati karena Allah, sehingga kesalahan dalam pergaulan akan minim terjadi. Dan yang ketiga yang paling urgen adalah harus ada peran negara yang menerapkan sistem sanksi tegas bagi para pelaku zina dan penyimpangan seksual.

Jadi, tidak mungkin ada pergaulan islami selama sistem yang diterapkan bukan sistem Islam. Bagaimana kuatnya kita menjaga, kalau tak ditopang oleh peran negara, maka suatu saat tetap akan "terjebak" dalam kemaksiatan.

Imam Malik ra berkata: "Tidak akan pernah bisa memperbaiki kondisi generasi akhir umat saat ini kecuali apa yang telah terbukti mampu memperbaiki kondisi generasi awal mereka."

Oleh karena itu, sudah saatnya kita berbenah, konsentrasi dalam mendakwahkan dan memperjuangkan tegaknya sistem Islam kaffah dalam bingkai syariah yang sudah pernah dicontohkan oleh orang-orang terdahulu.

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Radhiatur Rasyidah, S.Pd.I. 
Pemerhati Generasi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments