TintaSiyasi.com -- Belum kering berita mengenai dua anggota geng motor yang ditembak oleh polisi akibat melakukan tindak kejahatan jalanan dengan membacok AR (19) di Jalan Pesantren di RT 03/16, Kelurahan Cibabat, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi pada Senin (23/1/2023) sekitar pukul 02.00 WIB dini hari.
Sosial media kembali dikejutkan dengan beredarnya video yang memperlihatkan aksi kawanan geng motor yang meresahkan akhir-akhir ini. Dilansir dari rgb.id, video yang beredar, tampak sekitar pukul 02;32 WIB puluhan anggota geng motor tersebut menyerang salah satu apartemen di kawasan Jakarta Selatan. Aksi mereka terekam kamera Closed Circuit Television (CCTV), Sabtu (4/2/2023).
Tak hanya di kawasan Ibukota ternyata geng motor juga merambah ke kota-kota lainnya (Sindonews.com, 11/2/2023). Di Bogor, seorang pemuda berinisial LA (21) mengalami luka bacokan usai diserang sekelompok orang tidak dikenal di wilayah Cibinong, Kabupaten Bogor pada pukul 02.00. Korban mengalami luka bacokan senjata tajam di bagian kepala dan punggungnya.
Maraknya kembali geng motor tentu sangat meresahkan masyarakat bahkan telah melukai masyarakat. Kondisi ini menjadi sebuah cerminan banyak hal, di antaranya adalah gagalnya kapitalisme sekuler dalam mengatur dan mengurusi rakyat. Sekularisme yang merupakan akidah kapitalisme adalah ide yang batil. Dikarenakan telah memisahkan agama dengan kehidupan. Yang mengakibatkan kerabunan dalam menyelesaikan berbagai persoalan, nilai-nilai agama hanya diposisikan dalam ibadah ritual saja bukan bagaimana mengatur kehidupan manusia seutuhnya. Akhirnya manusia bebas untuk melakukan segala sesuatunya tanpa mau diatur. Akibatnya pemuda hari ini tidak lagi memiliki jati diri. Yang mereka tahu hanya bagaimana memuaskan hasrat eksistensi diri sekalipun anarkis. Inilah yang menyebabkan munculnya geng motor hari ini.
Sistem pendidikan dalam mengarahkan kepribadian generasi hari ini pun dipertanyakan. Karena sistem pendidikan hari ini hanya terfokus pada nilai-nilai materialisme. Keberhasilan hanya dilihat dari segi nilai kompetensi dan serapan tenaga kerja. Sedangkan urusan jati diri atau kepribadian tidak menjadi hal yang penting, banyak pemuda kebingungan mencari jati diri mereka. Karena semua dilimpahkan pada pilihan individu masing-masing. Sistem pendidikan telah gagal membentuk kepribadian generasi hari ini yang memiliki akidah yang lurus.
Hari ini negara telah salah dalam melihat akar masalah yang ada, hanya menindak para pelaku geng motor dengan pemberian sanksi tanpa adanya edukasi mengenai tujuan hidup pemuda. Tanpa mengenalkan jati diri mereka sebenarnya dengan akidah yang lurus sesuai dengan agama. Sehingga hukuman yang telah diberi tak membekas melainkan makin membuat brutal para pemuda ini karena tak paham standar yang harus dipakai dalam kehidupan yang sebenarnya.
Berkaca dari peradaban gemilang 1.300 tahun lamanya, peradaban Islam telah berhasil untuk membuat pemuda mengekspresikan eksistensi diri dengan cara yang benar. Bahkan dari banyak karyanya mampu menghantarkan kemaslahatan umat dunia dan dipakai hingga kini karyanya mampu menembus ruang dan waktu sekalipun telah tiada. Tokoh pemuda peradaban Islam bisa kita saksikan di antaranya: Imam Syafi'i salah satu imam mahzab yang sampai hari ini masih dipakai karya-karyanya, Ali bin Abi Thalib sang kepala negara yang hebat, Alkhawarizmi sang penemu angka 0, Muhammad Al Fatih sang penakluk Konstantinopel, dan masih banyak lagi. Peradaban Islam terbukti melahirkan generasi berkualitas.
Hal ini tentu tak lepas dari sistem pendidikan yang ditanamkan pada pemuda Islam. Negara memerintahkan pada semua pihak untuk berperan serta mendidik generasinya dengan benar, dari sisi keluarga orang tua berperan mendidik anak-anaknya dengan pemahaman akidah Islam yang benar. Masyarakat memiliki kultur amar makruf nahi mungkar sehingga anak bisa mengimplementasikan akidah yang diperolehnya dari keluarga. Negara akan berupaya menetapkan pendidikan Islam yang akan melahirkan anak-anak dengan kepribadian Islam yang pola pikir dan sikapnya islami.
Demikian juga jaminan keamanan oleh negara lewat media dan ketegasan aparat dalam menjaga keamanan warga masyarakat yang ada. Negara mensuasanakan adanya media dengan hanya menampilkan tayangan-tayangan yang diperbolehkan oleh syariah saja.
Adapun jika ada yang masih melakukan tindakan kriminal barulah diberikan sanksi yang tegas. Islam menjaga para pemuda dan anak-anak agar tidak mendapat celah sedikit pun untuk berbuat amoral seperti kelompok geng motor yang meresahkan serta melukai masyarakat.
Dalam asuhan Islam, pemuda akan tumbuh menjadi generasi terbaik dan dapat berkontribusi positif terhadap negara.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Wilda Nusva Lilasari S.M.
Aktivis Muslimah
0 Comments