TintaSiyasi.com -- Anak merupakan titipan Allah SWT yang wajib dijaga, dirawat, dididik dan dilindungi keberadaanya, kenapa? Karena mereka adalah makhluk Allah yang belum sempurna akalnya dan masih harus terus dibimbing sampai mereka mengerti dan mampu membedakan antara yang haq dan bathil.
Anak dilahirkan secara fitrah yaitu Islam. Tergantung orang tuanya mau menjadikanya Yahudi, Nasrani atau Majusi. Kira-kira siapa yang bertanggung jawab penuh dalam masalah akhlak, akidah dan pendidikan anak-anak? Ya tentunya pertama dan utama adalah Ibunya. Ibu sebagai madrasatul ula. Semua pihak keluarga, masyarakat dan tentunya negara saling bersinergi dalam membentuk kepribadian anak-anak kita.
Hanya saja baru baru ini miris mendengar berita tentang kerusakan Akhlak dan moral anak-anak Indonesia. Wal'iyadzubillah.
Dilansir dari Liputan6.com (20/1/2023), bocah Taman Kanak-kanak (TK) di Mojokerto diduga telah menjadi korban perkosaan tiga anak Sekolah Dasar (SD). Korban mendapat perlakuan tak senonoh secara bergiliran.
Astaghfirullah, betapa rasa ingin menangis membaca berita di atas. Betapa bobroknya akhlak anak-anak Sekolah Dasar ini. Itu hanya 1 dari kejadian amoral yang terjadi di negeri ini. Kira kira kenapa ya masalah besar ini bisa sampai terjadi?
Tentu hal ini terjadi karena sistem sekularisme yang menjadi asas kehidupan ini. Pemisahan agama dari kehidupan. Pemuda bahkan anak-anak kehilangan pegangan dalam tujuan hidup mereka.
Kurangnya perhatian keluarga pada pengajaran adab dan akhlak anak-anak tentang pergaulan dengan lawan jenisnya masih kurang diperhatikan. Apalagi media media seperti kemudahan dalam mencari konten konten amoral sangat mudah ditemukan. Ini akibat dari kurangnya kontrol pemerintah dalam menghandle kebebasan dalam mengakses media-media tersebut.
Hal ini berbeda dalam sistem Islam. Islam menanamkan akidah dan ketakwaan pada anak-anak dan pemuda dengan kuat terhadap Allah SWT. Sehingga mereka bisa menghalau setiap serangan dan ajakan maksiat pada Allah SWT. Islam juga sangat ketat mengatur pergaulan dengan lawan jenis. Islam mengajarkan laki-laki ataupun anak-anak untuk tidak memegang yang bukan mahramnya. Tidak berdua duaan di dalam tempat yang sepi. Menundukkan pandangan jika melihat yang bukan mahramnya. Untuk perempuan juga wajib menutup auratnya. Dari kecil sudah diajari menutup aurat agar terbiasa sampai jika kelak mereka dewasa.
Orang tua juga mengontrol penuh tentang film film apa saja yang ditonton anak-anak kita. Dalam hal ini pemerintah juga harus mengontrol penuh tentang apa saja yang boleh diakses oleh masyarakat.
Jika terjadi kasus perzinaan negara juga bisa menerapkan aspek praktis yaitu memberikan hukuman cambuk untuk pelaku agar jera dan tidak mengulangi perbuatannya itu.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Venny Hartiyah
Sahabat TintaSiyasi
0 Comments