Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Transformasi Digital Terpadu untuk Kemajuan Tamadun


TintaSiyasi.com -- Abad 21, merupakan puncak dari perjalanan panjang alur teknologi digital. Abad ini dalam fase transformasi digital. Dimana komponen teknologi digital telah maju dan terus berkembang ditambah kompetensi digital manusia yang kian meningkat juga. Sehingga dalam beberapa tahun terakhir dunia kita fokus memindahkan segala hal bersifat fisik menjadi digital. 

Pandemi Covid-19 turut andil besar dalam meraksasanya transformasi digital. Pasalnya lockdown yang diterapkan demi mencegah penularan virus corona membuat 80 persen aktivitas kehidupan berhenti. Para ayah tidak bisa bekerja ke kantor dan terpaksa dari rumah. Para ibu tidak bisa berbelanja di tukang sayur, bahkan anak-anak terpaksa disekolahkan dari rumah. Maka muncullah berbagai sistem dan aplikasi untuk menunjang segala pekerjaan hanya dengan hentikan jari. Mau belanja? Tinggal duduk manis buka Alfagift atau Midikring belanjaan sampai di rumah. Lapar? Tinggal buka Gofood dan makanan akan diantar. Bahkan banyak kantor hingga lembaga negara yang terus mengembangkan work from home sebab lebih efisien dan fleksibel. 

Tak menutup kemungkinan, akan ada penemuan mutakhir selanjutnya. Namun di tengah melesatnya transformasi digital, ada banyak buntut negatif dari kemajuan ini. 

Di Makassar, seorang bocah ditemukan tewas dibunuh oleh dua remaja yang tergiur bisnis jual-beli ginjal (BBCNewsIndonesia 13/1). Usai diusut oleh Kominfo, ternyata ada banyak situs penjualan organ ilegal yang beredar di internet. Diantaranya drsamuelbansal, Organ City, dan Heavenly Organs (CNNIndonesia.com, 14/1/2023).

Atau akhir-akhir ini, pengemis online yang sedang marak di TikTok dengan memanfaatkan fitur live. Mereka beraksi dengan mengancam akan menyiram sebaskom air jika tidak diberi gift. Sehingga mengundang banyak empati viewers dan mendulang banyak gift. Belum lagi maraknya kejahatan online dengan berbagai cara yang menjerat banyak korban.


Pisau Bermata Dua

Transformasi digital ibarat pisau bermata dua, yang menyimpan potensi baik serta buruk sama-sama besar. Tergantung penggunanya.

Adapun saat ini, era digitalisasi dalam hegemoni kapitalisme justru menjadi hutan rimba. Dimana hukum rimba siapa yang kuat dia yang akan bertahan berlaku. Orang memanfaatkan perkembangan digital untuk melimbang keuntungan materi semata. Tanpa menghiraukan bagaimana kondisi sekitar dan efek negatif dari orang lain.

Contohnya saja, polemik keberadaan Gojek dan Grab yang diklaim mematikan sumber usaha ojek pengkolan. Sebab tidak semua ojek mampu bergabung dengan jaringan raksasa Gojek dan Grab.

Belum lagi cengkeraman sekularisme dan liberalisme yang mencetak pribadi bersifat apatis dan individualis. Banyak konten kretaor yang asal buat konten dan upload di sosial media tanpa memperhatikan etika dan norma. Belum lagi fenomana flexing merebak, melukai nurani orang-orang yang membutuhkan uang sekadar memenuhi kebutuhan hariannya.

Kebebasan tanpa batas yang digaungkan liberalisme telah berperan andil mengaburkan nilai baik buruk dalam dunia maya. Banyak perlakuan tidak beretika bahkan senonoh, namun tak dapat dijerat hukum dengan dalih melestarikan kebebasan. Contoh saja situs pornografi yang tak pernah habis, bahkan konten porno saat ini makin mudah di akses lantaran film dan berbagai cerita Wattpad mengandung unsur tersebut.


Transformasi Digital Terpimpin

Islam selalu sesuai dengan zaman kapan pun sehingga tidak mungkin menerima perubahan alam dan sosial yang terjadi. Seperti perkembangan teknologi yang terus terjadi. Islam tidak menolak keberadaan gawai dan perangkat elektronik maju yang ada saat ini. Namun membawanya pada kebaikan yang mendatangkan manfaat.

Bahkan, Islam terdepan dalam menemukan berbagai teknologi hidup terbarukan. Seperti irigasi air, astrolabe, obat-obatan, jam mekanik air, dan sebagainya merupakan hasil dari peradaban Islam. Rancangan pesawat pertama juga datang dari Islam.

Namun, negara sangat bertanggung jawab dalam memimpin kemajuan ini agar terarah. Seperti transformasi digital yang ada saat ini, Islam akan mendukung dan mengarahkan. Sebisa mungkin gawai atau alat elektronik lainnya bisa dijangkau oleh seluruh rakyat daulah. Agar tidak gaptek dan merasakan manfaat kemudahannya. Terutama jika mayoritas kehidupan dijalankan melalui layar hp.

Negara akan membekali masyarakat dengan literasi digital yang mumpuni serta memberikan berbagai edukasi penggunaannya. Hal demikian dilakukan supaya masyarakat memahami dan tidak mudah dikelabui.

Dunia digital ibarat dunia kita secara langsung, maka diperlukan pula cyber crime. Berfungsi menjaga keamanan dalam dunia digital. Melindungi umat dari berbagai tipuan dan kejahatan dalam berbagai bentuk lainnya. Bahkan menjaga keamanan data-data pribadi warga negara yang tersimpan.

Kemudian, negara tidak hanya bertanggung jawab menjaga keamanan harta umat. Namun berkewajiban menjaga pemikiran dan akidah masyarakat. Maka segala konten yang mengandung nilai non islami jelas akan dibanned. Situs jual organ, pengedaran narkoba, atau film bokep jelas akan dijegal. Bukan malah memblokir akun dakwah yang mengajak umat pada kebangkitan hakiki.

Terakhir, bentuk dari paripurnanya ajaran Islam akan mencetak generasi shalih yang sopan serta berbudi pekerti. Orang nyaris tak berpikiran membuat konten kontroversial ataupun membuat situs ilegal bermuatan nilai non islami. Karena rasa takutnya kepada pengawasan Allah SWT.

Individu-individu juga sungkan mengupload konten tak berbobot dalam sosial media. Karena kesadaran bahwa seorang Muslim yang baik adalah yang bermanfaat bagi Muslim lainnya. Maka transformasi digital di bawah naungan Islam akan memudahkan kehidupan kaum Muslim dan mendatangkan banyak benefit bagi seluruh rakyat. Bisa jadi kemudahan akses berbagai pelajaran dan daurah masyayikh, atau sosial media yang akan dipenuhi berbagai hikmah dan nasihat dari berbagai konten kreator. Marketplace juga akan dibanjiri toko dan produk masyarakat untuk melariskan dagangan mereka. 

Semuanya hanya bisa terealisasikan dalam sistem yang aturannya berasal dari Sang Pencipta. Maka untuk menyelesaikan paradoks transformasi digital saat ini hanya dengan menegakkan sistem Islam. []


Oleh: Qathratun
Member geosantri.id
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments