Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Tak kenal Halal Haram, Kehidupan Remaja Makin Suram


TintaSiyasi.com -- Ironi, di salah satu wilayah negeri ini dijumpai banyaknya remaja hamil di luar nikah mengajukan dispensasi nikah. Dalam sebuah berita di salah satu media mengungkapkan bahwa pihak Pengadilan Agama Ponorogo merinci jumlah siswi yang mengajukan dispensasi nikah mencapai ratusan (CNBC Indonesia, 15/01/2023). Bahkan pada pekan pertama 2023 pihaknya menerima tujuh permohonan dispensasi (CNN Indonesia, 13/01/2023).

Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi angkat bicara terkait ratusan pelajar di Ponorogo, Jawa Timur yang hamil di luar nikah. Menurutnya, perkara ini harus menjadi perhatian bersama karena kehamilan usia remaja dapat berdampak buruk terhadap tumbuh kembang mereka. "Menjadi perhatian kita bersama tentunya baik orang tua, dan sekolah serta tentunya alim ulama. Pernikahan dini tentunya akan berdampak terhadap kesiapanan remaja baik secara mental maupun fisik," jelas Nadia kepada CNBC Indonesia, Minggu (15/1/2023) (CNBC Indonesia, 15/01/2023).

Persoalan hamil di luar nikah seharusnya menyentuh pada persoalan bobroknya pergaulan remaja saat ini akibat sekularisme liberal. Bukan sekadar menyentuh pada kekhawatiran atas pernikahan dini. Mengapa hamil di luar nikah pada remaja dapat terjadi dengan jumlah yang makin meningkat? 

Tatanan kehidupan sekuler liberal telah menciptakan individu, masyarakat, dan negara yang gagal. Lahir individu yang hidup bebas tanpa peduli agama, lahir masyarakat yang individualis, dan negara yang juga tak mampu menjadi perisai untuk menjaga umat manusia baik menjaga jiwa, harta, akal, maupun keturunan. Negara gagal memberi kesejahteraan dan kemuliaan hidup manusia.

Sindrom sekuler liberal telah menjangkiti masyarakat saat ini. Islam hanya diterapkan pada skala individu yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, sementara hukum Islam yang mengatur hubungan sesama manusia dalam aspek politik, ekonomi, pergaulan, pendidikan, kesehatan, dan sanksi sama sekali tidak dilirik baik karena ketidaktahuan atau karena kesombongan. 

“Nggak usah bawa-bawa agama!” kalimat ini yang sering kita dengar di ruang publik yang diucapkan oleh muslim. Akibatnya, manusia mengambil dan menerapkan aturan yang dikehendaki untuk menyelesaikan masalah. Sayangnya, hanya menambah tingkat keparahan yang mendekati kebinasaan. Generasi muda hari ini apakah akan terus dibiarkan dalam kondisi sakit atau kita berharap mereka bangkit?

Dalam mewujudkan perubahan yang mengantar pada kebangkitan diperlukan tiga pilar yakni: 

Pertama, adanya ketakwaan individu. Ketaqwaan adalah buah dari keimanan individu yang lahir dari proses berpikir yang benar. Keimanan yang kokoh pada remaja mengantarkan pada kesadaran hubungan dirinya kepada Allah, ia akan senantiasa takut kepada Allah sehingga setiap perbuatannya akan senantiasa memperhatikan aspek halal haram. Pacaran yang menjadi pintu perzinahan tidak akan ia lakukan. Ia hanya akan fokus pada ketaatan dan amal kebaikan.

Kedua, kontrol sosial masyarakat. Budaya saling menasehati, dakwah amar makruf nahi mungkar, dan peduli terhadap sesama dihadirkan sebagai upaya penjagaan kehidupan manusia. Kemaksiatan yang dilakukan remaja tidak didiamkan.

Ketiga, peran negara. Negara yang menerapkan Islam akan menutup semua pintu-pintu menuju perzinahan, baik di dunia nyata maupun maya. Negara akan memberikan pendidikan dan edukasi kepada remaja dengan kurikulum berbasis akidah Islam sehingga lahir kepribadian Islam. Lalu negara juga akan memberikan sanksi yang tegas bagi para pelaku zina untuk memberi efek jera dan sebagai pencegah. Selain itu, menegakkan sistem ekonomi Islam untuk menjamin pemenuhan kebutuhan rakyat. 

Di sinilah pentingnya Islam hadir dalam kehidupan masyarakat yang rusak hari ini. Tidak ada solusi lain untuk memperbaiki generasi dan peradaban selain dengan Islam. Penerapan islam dalam kancah kehidupan semata karena dorongan keimanan. Sementara mempertahankan sistem rusak hari ini sama saja merelakan masa depan dalam kebinasaan.

Allah SWT berfirman, “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” (QS. Taha:124).

Wallahu a'lam. []


Oleh: Putri Dwi Kasih Anggraini
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments