Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Stunting Masalah Sistemis, Tak Cukup Hanya Solusi Edukasi Nutrisi

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Muhadjir Effendy, mengungkapkan, permasalahan kemiskinan ekstrem dan stunting saling beririsan. Di mana, irisan tersebut mencapai angka 60 persen. Disampaikan bahwa penyebab stunting dilatarbelakangi oleh fenomena kemiskinan ekstrem seperti kendala dalam mengakses kebutuhan dasar, akses air bersih, fasilitas sanitasi dan lainnya. Disampaikan bahwa stunting ini 60 persen beririsan dengan keluarga miskin ekstrem," (Republika.co.id, 14/01/2023 )

Di awal tahun 2023 ini persoalan negara masih saja berkutat pada masalah gizi. Permasalahan kasus stunting seharusnya menjadi fokus pemerintah untuk diselesaikan. Namun, alih-alih memberikan solusi yang solutif, banyak sekali kebijakan yang kontradiksi. Rakyat diedukasi agar selalu mengonsumsi makanan yang padat nutrisi agar anak-anak bangsa dapat menjadi generasi yang sehat. Tetapi di sisi lain, kemiskinan masih menjadi problem harian bahkan setiap tahun yang tak kunjung usai. Bagaimana bisa masyarakat memenuhi kebutuhan pangan yang padat nutrisi jikalau membeli kebutuhan harian saja tidak mampu? Jangankan makanan bergizi hanya sesuap nasi saja, bisa jadi tidak setiap hari bisa dirasakan. 

Bisa dilihat bagaimana dampak dari stunting pun juga sangat berbahaya, seperti gangguan pada tingkat kecerdasan, beresiko tinggi mengalami penyakit kronis, serta produktivitas yang menurun di masa depan. Generasi penerus pun dipertaruhkan, bukan hanya masalah gizi namun juga penyediaan air bersih, MCK, dan fasilitas sanitasi pun juga masih minim. Di Kabupaten Bogor , warga di Desa Ciomas, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, sempat mengalami kesulitan mendapat air bersih. Hal itu dikarenakan sungai yang biasa mereka gunakan mendapat air bersih, menjadi keruh. 

Selain itu, penanganan stunting dan kemiskinan masih terus menjadi program prioritas pada tahun 2023 ini karena tidak ada kemajuan yang cukup berarti dalam perbaikan dua persoalan besar ini. Kemiskinan merupakan salah satu hal yang dapat menyebabkan stunting pada balita. Tingkat kemiskinan di Indonesia pada tahun 2022 sebesar 9.54%. Jika disampaikan oleh menteri penyebab stunting dilatarbelakangi oleh fenomena kemiskinan ekstrem yang dihadapi masyarakat. Maka sangat jelas tidak cukup hanya diedukasi agar selalu mengonsumsi makanan yang padat nutrisi agar anak-anak bangsa dapat menjadi generasi yang sehat. Problem kemiskinan dan stunting adalah masalah sistemik yang tidak bisa diselesaikan dari satu aspek saja. Tidak cukup hanya mengedukasi, tidak cukup hanya memberikan bantuan praktis berupa beras maupun uang. Pertanyaanya, mau sampai kapan? Ini semua terjadi karena penerapan sistem ekonomi kapitalis. 

Kemiskinan ini begitu tersistematis, akhirnya yang miskin makin miskin yang kaya makin kaya. Mengapa demikian? 

Pertama, karena kepemilikan umum dan negara seperti air, garam, emas, dan hasil bumi lainnya telah diswastanisasi oleh segelintir orang. Akhirnya, rakyat bahkan tidak dapat menikmati apa yang seharusnya menjadi haknya. Ditambah lagi susahnya mencari lapangan pekerjaan dan tingginya harga makanan pokok. Oleh karena itu, membutuhkan sistem ekonomi alternatif agar mampu menyelesaikan problem kronis ini. 
Kedua, tentu saja kurang meratanya distribusi kekayaan oleh pemerintah terhadap rakyatnya. Peran negara seharusnya benar-benar mendata seluruh rakyatnya, memastikan di setiap keluarga terdapat seorang kepala keluarga yang menafkahi. Jikalau memang tidak ada yang memenuhi kebutuhannya di situlah peran negara hadir untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Sehingga, sandang, papan, dan terutama pangan yang harus dipastikan gizi yang padat nutrisinya. Dengan begitu masalah stunting dapat terselesaikan. 

Hanya dengan penerapan sistem islam dalam bingkai Khilafah Islam kaffah lah yang mampu menyelesaikan tuntas problem kemiskinan dan stunting, tak hanya  di negeri ini, namun juga  di seluruh dunia karena satu-satunya sistem yang memiliki regulasi di seluruh aspek adalah sistem islam. Bukan hanya aturan diri sendiri dan sesamanya tetapi tatanan dalam bernegara termasuk aspek pangan, kesehatan, pendidikan, dan ekonomi.

Wallahualam Bissawab

Oleh: Alimatul Mufida
Mahasiswi
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments