TintaSiyasi.com -- Bukan viral namanya kalau tidak bisa menggoncang jagat maya. Sudah sebulan ini jagat maya dihebohkan dengan sosok remaja laki-laki labil yang dikenal dengan julukan sad boy. Bagaimana tidak, dia viral karena kisah cintanya yang kandas. Sehingga dia kerap menampakkan wajah sedih hingga menangis saat menceritakan perjalanan kisah cintanya di depan kamera.
Bahkan, dia tidak malu untuk mengungkapkan pada warganet tentang perjuangannya dalam mempertahankan hubungan dengan pacarnya yang tak pernah dihargai. Anehnya, cerita itulah yang membawa dia terkenal dan diundang oleh banyak vlogger dan youtuber ternama.
Viralnya remaja ini membuat remaja seusianya ramai membahas hingga menceritakan kisah cintanya di media sosial. Ternyata banyak juga komentar dari para remaja yang mendapatkan perlakuan yang sama dari pacarnya. Berjuang sendiri, sakit sendiri, dan usaha untuk menyembuhkannya pun sendiri.
Terlepas dari itu, jika kita lihat kehidupan remaja saat ini sudah kehilangan kontrol. Yang bucin semakin menampakkan kebucinannya tanpa rasa malu, saling menggandeng bahkan memeluk erat pacarnya layaknya pasangan suami istri. Saking banyaknya hal seperti itu, maka sudah dianggap wajar oleh mayoritas orang.
Kurangnya pemahaman agama sehingga membuat remaja hanya berfokus pada urusan perasaan saja. Padahal di usianya yang sangat muda, harapan untuk berkreasi dan menciptakan inovasi sangat besar di pundaknya. Hingga mereka berhasil memunculkan karya dan ide-ide yang cemerlang untuk membangun kehidupan umat yang baik menurut Islam.
Jauhnya remaja dari agama membuat akhlak mereka krisis sehingga menganggap bahwa hal seperti bucin-bucinan itu termasuk hal yang lumrah dirasakan saat ini selagi tidak merugikan orang lain.
Jika dilihat pada masa Rasulullah dan para sahabat yang usianya masih menginjak remaja, mereka sudah disibukkan dengan urusan umat. Mayoritas dari mereka sudah ikut andil dalam melaksanakan amanah jihad di medan perang. Bahkan seorang Ali bin Abi Thalib di usia 15 tahun sudah diamanahi sebagai pemimpin pasukan. Muhammad Al Fatih di usia 21 tahun sudah berhasil menjebol benteng Konstantinopel. Masyaallah.
Tetapi remaja sekarang malah sebaliknya, rela sakit bahkan bunuh diri karena putus cinta. Bahkan banyak dari mereka justru belum mengetahui potensi yang mereka miliki, alih-alih mencari jati diri, justru terbelenggu dengan aktivitas yang melenakan. Menjadi penikmat dan pembebek budaya asing.
Itulah mengapa, pemerintah harusnya memberikan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan remaja, tentunya yang berpatokan dengan hukum Islam. Sehingga generasi-generasinya memiliki akhlak yang terpuji seperti para sahabat, tidak lantas seperti sekarang justru memberikan pandangan yang makin menjauhkan mereka dari Islam. []
Oleh: Lilik Nurliana Fitri
Mahasiswa Bali
0 Comments