Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Negara Maju Hanya Angan Belaka Tanpa Taat Aturan Pencipta Manusia


TintaSiyasi.com -- Problem yang terjadi di negeri ini mencakup berbagai aspek kehidupan dan silih berganti, kerusakan muncul dari berbagai lini. Seperti kasus narkoba selama 2022, terdapat hampir 40 ribu kasus narkoba dengan total barang bukti yang diamankan sepanjang 2022 adalah senilai Rp 11 triliun. Selain itu, Kapolri mengatakan bahwa angka kejahatan atau tindak pidana selama kurun waktu 2022 mengalami kenaikan sekitar 7,3 persen dibanding pada tahun 2021 lalu. Pada tahun 2021 lalu ada 257.743 tindakan kejahatan sedangkan tahun 2022 sebanyak 276.507 (republika.co.id, 01/01/2023). 

Dalam laman mediaindonesia.com (01/01/2023), orang nomor satu di Indonesia dalam akun Twitter resminya, mengakui berbagai kejadian dan permasalahan yang dihadapi Pemerintah maupun masyarakat, persoalan dihadapi dengan serius dan itu menjadi penguat. Bahkan, kejadian dan persoalan ini menjadikan seluruh rakyat Indonesia bersatu dan mampu melewati pandemi covid-19 juga mengembalikan kekuatan ekonomi nasional. Dalam tweet juga ditulis: "Semua datang silih berganti, memberi pelajaran, sekaligus menguatkan dan semakin mempersatukan. Kita melewati masa pandemi dan ancaman resesi, perekonomian tumbuh positif, presidensi G20 berjalan baik, situasi politik dan keamanan kondusif, dan pembangunan berjalan sesuai rencana.”

Sehingga dengan persoalan kompleks yang terjadi di negeri ini. Orang nomor satu negeri ini bertekad membawa Indonesia melangkah maju. Mengajak seluruh lapisan masyarakat Indonesia untuk menyongsong harapan dan peluang yang baru di 2023 untuk menuju Indonesia yang maju. Juga diiakui bahwa kejadian dan permasalahan di tahun 2022 menjadi pelajaran berharga bagi Pemerintah, khususnya bagi masyarakat Indonesia untuk terus belajar untuk menghadapi tantangan di masa akan datang. 

Memang, hingga akhir tahun 2022 ada banyak problem yang terjadi di negeri ini, yang belum terselesaikan dengan tuntas. Terlebih terkait dengan kondisi generasi muda, dengan berbagai persoalan yang terjadi di berbagai lini. Harapan ada perbaikan kondisi pada tahun 2023 sangatlah tipis, apalagi menjadikan negeri ini maju. Sedangkan, Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat melimpah sehingga Indonesia memiliki potensi yang sangat besar untuk menjadi negara maju, hanyalah sebuah angan belaka jika masih kapitalisme sekularisme yang mencengkeram negeri ini. Karena tidak akan terjadi perubahan menjadi negara maju ketika penguasa masih menghamba kepada oligarki pemilik modal. Ditambah saat ini fokus para pejabat sudah teralihkan dengan agenda pemilu tahun 2024, maka pengurusan umat akan semakin terbengkelai. 

Harapan adanya perubahan yang membawa kebaikan maupun perubahan menjadi negara maju hanya akan terjadi ketika negeri ini mengembalikan kepemimpinan pada Islam secara kaffah karena hanya Islamlah sistem yang sempurna berasal dari Pencipta manusia. Negeri ini akan mampu menjadi negara maju bahkan adidaya dan hal ini terwujud ketika negeri ini mau taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Saatnya pemuda, masyarakat, penguasa dan pemimpin negeri ini kembali kepada hukum-hukum Allah, untuk segera menerapkannya sebagai aturan kehidupan individu, masyarakat dan bernegara. Dengan demikian harapan maupun cita-cita menjadi negara maju bahkan adidaya dapat terwujud di negeri ini. 

Mengembalikan kepemimpinan Islam berdasarkan hukum Allah selaku Pengatur dan Pencipta manusia. Sehingga, pemimpin dalam Islam adalah orang yang paling tahu tentang hukum Allah dan melaksanakan hukum-hukum tersebut secara kaffah. Sedangkan pemimpin ideal yang menjadi contoh dan suriteladan yang baik yaitu Muhammad Rasulullah SAW. 

Seorang pemimpin harus terikat dengan peraturan Islam, dan boleh menjadi pemimpin selama ia berpegang teguh pada perintah syariah. Lama atau sebentar masa kepemimpinan tidak menjadi ukuran dalam memimpin tapi bagaimana pemimpin itu mampu menjalankan tugasnya sebagai pelayan dan pengurus rakyat. Karena seorang pemimpin akan paham bahwa ia bertanggung jawab bukan hanya kepada rakyat semata, tetapi yang jauh lebih penting adalah tanggung jawabnya kepada Allah SWT selaku pengemban amanah kepemimpinan. []


Oleh: Safda Sae, S.Sosio
Aktivis Dakwah Kampus
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments