Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Minim Penanganan di Tengah Pengharapan

TintaSiyasi.com -- Pemerintah Kabupaten Cianjur, Jawa Barat mengatakan, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa magnitudo 5,6 pada Senin (21/11/2022) bertambah menjadi 635 orang. Data itu setelah tim SAR gabungan menemukan tiga jenazah korban tertimbun longsor. Bupati Cianjur, Herman Suherman mengatakan, pencarian hari terakhir korban hilang tertimbun longsor akibat gempa lebih dimaksimalkan meski setiap sore lokasi diguyur hujan deras. "Tidak menyurutkan niat tim SAR gabungan untuk melakukan berbagai upaya pencarian," katanya di Cianjur, Selasa (20/12/2022) (Republika).

Desa Cibeureum adalah satu dari sembilan desa yang menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang dilalui oleh patahan aktif sesar Cugenang, sumber gempa merusak pada 21 November lalu. Namun belum diketahui secara pasti di titik-titik mana di desa-desa itu yang harus dikosongkan dan tidak boleh dihuni. “Saya harap awal tahun nanti setidaknya bisa ada keputusan apakah harus direlokasi atau dibangun di tempat,” kata Yana. Yana sendiri menyatakan bersedia jika harus direlokasi, meski dia meminta pemerintah memastikan kompensasi yang diterima warga sesuai (bbc.com).

Gempa bumi yang terjadi di Cianjur masih menyelimuti duka mendalam. Bagaimana tidak, warga sekitar yang mengalami kerugian materi seperti rumah, harta, dan barang berharga lainnya yang  rusak parah sehingga warga terpaksa tinggal di tenda-tenda pengungsian  berharap bantuan dana dari penguasa benar-benar terwujud. Namun, pencairan dana stimulan yang lambat disebabkan data yang di dapatkam belum maksimal. Selain itu warga juga masih harap-harap cemas begitu pun harapan untuk relokasi masih belum pasti mereka terima, terlebih desa Cibeureum yang paling parah terkena dampak gempa bumi. Gempa susulan pun masih terus menghantui warga sekitar yang masih cemas.

Walaupun kebutuhan pokok warga terpenuhi namun tenda-tenda pengungsian belum layak untuk mereka huni sehingga warga harus menerima pilpahit tinggal di tenda seadanya dengan cuaca ekstrim saat ini, bisa di bayangkan betapa miris hidup warga sekitar mengingat disana ada lansia, balita dan anak-anak yang tinggal disana penyakit pun mudah menyerang mereka akibat ketidaklayakan tempat tinggal warga

Warga tak ubahnya meratapi nasib mereka tinggal di tenda yang tidak layak, semua harapan seolah tidak ada artinya berharap relokasi tetapi hingga detik ini tak ada kepastian. Jelasklah pengurusan terhadap urusan warga tidak berjalan maksimal seperti yang diharapkan warga yang terkena gempa. Dalam hal ini mestinya penguasa serius menangani masalah serius ini dan segera melakukan relokasi serta perbaikan tempat tinggal warga sehingga semua segera selesai hingga warga bisa beraktivitas kembali seperti biasa. 

Mestinya ketika rakyat mengalami bencana alam penguasa harus menjadi garda terdepan dalam menangani rakyatnya sebab ini perkara penting yang tidak biasa diabaikan mengingat rakyat merupakan tanggungjawan penguasa khsusunya dalam hal ini nasib warga Cianjur. Namun semua itu membuat rakyat merasa terabaikan manakala mengingat gempa yang terjadi di lain tempat para pejabat mengadakan pesta acara cukup meriah di tengah kondisi warga Cianjur berduka kejadian ini tidak hanya sekali namun sudah beberapa kali sungguh miris!

Penguasa tidak hanya di artikan sebagai orang yang menduduki sebuah jabatan namun lebih kepada pengurus urusan rakyat serta kebijakan-kebijakan yang menyangkut urusan rakyat juga penjaga harta kekayaan alam sebuah negeri tempat ia memimpin yang jelas Rasulullah Saw terangkan dalam hadis bersabda, "Pemimpin rakyat adalah pengurus dan ia akan mempertanggungjawabkan atas kepemimpinanya." (HR Bukhari dan Muslim).

Jika terjadi gempa dan berbagai bencana alam lainnya maka penguasa harus menjalankan fungsinya sebagai riayah (pengurusan) bagaimana menangani nasib rakyatnya yang terkena musibah bukan untuk berleha-leha apalagi mengadakan pesta yang menghabiskan uang demi acara yang kurang memberi manfaat apalagi rakyat kini menaruh harapan terhadap nasib mereka. Namun penguasa seolah mengabaikan amanah yang diberi kepercayaan kepada rakyatnya. Maka ketidak amanahnnya  seorang punguasa akan mendapat dosa akibat abainya kewajiban mengurus rakyat.

Rasulullah SAW mengingatkan para umatnya seperti sabdanya, "Tidaklah seseorang yang diberi amanah mengurusi rakyat, kemudian lalai menjalankannya, maka dia tidak mencium bau surga." (HR Bukhari). Peringatan Rasulullah SAW bagi siapa saja yang tidak amanah dalam menjalankan tugasnya maka, bau surg pun tidak ia dapatkan.

Islam memiliki solusi sampai ke akar masalah yang tidak ada dalam kapitalisme, karena Islam bertentangan dengan kapitalisme yang mengabaikan derita rakyatnya saat bencana terjadi penanganannya pun sangat jauh berbeda dengan Islam. Penguasa  saat ini menimbulkan lambat menangani bencana alam. Sementara Islam hadir memberikan solusi sholih yang berasal dari Sang Pencipta sehingga penyelesaiannya pun juga sistemis.

Dalam Islam setiap makhluk ciptaan-Nya akan terjaga termasuk lingkungan alam yang berpotensi terjadinya bencana. Lingkungan alam sebab tinggalnya seluruh makhluk hidup baik yang bernyawa maupun yang tidak bernyawa sebagaimana firman Allah SWT, "Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya, yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman." (QS. Al-A'raf : 85).

Sehingga manusia harus mampu menjaga dan melestarikan alam serta memfungsikannya sebagai tempat yang layak huni bagi seluruh makhluk sehingga mampu menggunakan alam sebagai sumber kehidupan yang diberkahi Allah SWT. Segala bentuk bencana akan selalu menghampiri negeri ini, jika pengaturan negeri berdasarkan kapitalisme.

Sehingga tidak heran masyarakat yang telah terhimpit dari berbagai persoalan hidup, akan semakin terpuruk akibat sistem yang hanya berasaskan manfaat saja. Maka Allah SWT memperingati manusia bagaimana mereka merusak alam yang mestinya harus dijaga sesuai dengan Firman Allah SWT, “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (QS. Al-Rûm [30]: 41). []


Oleh: Milda
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments