TintaSiyasi.com -- Publik dibikin heboh oleh beredarnya video pendek seorang qariah disawer ketika sedang membaca ayat suci Al-Qur'an. Warganet menanggapinya beragam. Sebagian besar menyayangkan aksi penyawer yang dinilai tak menghormati qariah dan Al-Qur'an yang tengah dibacanya. Namun, ada pula yang justru menyerang qariah tersebut, Nadia Hawasyi.
Menanggapi kehebohan ini, sang qariah akhirnya buka suara. Nadia mengaku sangat marah dan kecewa saat terjadi aksi sawer itu. Namun, kemarahan itu tidak langsung diungkapkan mengingat posisinya tengah membaca Al-Qur'an sehingga harus tetap menjaga adab membaca Al-Qur'an (Liputan6.com, 9/1/2022).
Kasus sawer seorang qariah yang tengah membaca Al-Qur'an tak layak dianggap masalah sepele. Pasalnya hal tersebut masuk kategori pelecehan dan desakralisasi Al-Qur'an. Adab terhadap kitab suci yang harus dijunjung tinggi nyatanya tak diperhatikan. Sebagaimana dinyatakan dalam surat Al-A'raf ayat 204, ketika terdapat seseorang yang sedang membaca Al-Qur'an maka dengarkan dan diam agar mendapat rahmat Allah SWT.
Dalam surat Al-A'raf terdapat perintah untuk mendengarkan dan diam ketika ayat Al-Qur'an dibacakan. Kemudian mengamalkan dan terwujudlah rahmat Allah SWT atau bertambahlah kebaikan-kebaikan. Pembacaan Al-Qur'an oleh seorang qari atau qariah tak layak disamakan dengan tampilan penyanyi atau biduan di panggung yang biasa disawer para penonton.
Pembacaan Al-Qur'an oleh qari atau qariah yang bersuara merdu memang begitu menarik didengar. Namun sangat tak layak disawer dan malah terkesan merendahkan qarinya. Selain bertentangan dengan adab, tak selayaknya budaya sawer dilakukan dengan dalih demi mengapresiasi. Tak semua bernilai atau bisa disejajarkan dengan uang. Apalagi dalam hal ibadah semisal pembacaan Al-Qur'an yang pastinya memiliki adab tertentu yang harus dihormati.
Sangat disayangkan negeri dengan mayoritas Muslim namun faktanya banyak kaum Muslim yang masih tidak memahami banyak hal yang berkaitan dengan agamanya sendiri. Semisal pada kasus sawer qariah, yang seharusnya tak layak dilakukan. Hal ini jelas akibat penerapan sekularisme di negeri ini. Paham sekuler telah merasuki pemikiran kaum Muslim. Islam hanya dijadikan agama individu yang hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah di saat melakukan ibadah mahdhah saja. Sedangkan dalam kehidupan, tak mau memakai aturan Allah.
Dampak sekularisme memang sangat terasa dalam kehidupan kaum Muslim. Di antaranya menjauhkan kaum Muslim dari ajaran dan pemahaman Islam hingga tak mampu membeda baik-buruk, halal-haram di tengah umat, maraknya kemaksiatan serta kemunduran umat. Hal inilah yang makin memperparah kondisi umat yang makin sulit untuk bangkit. Tak selayaknya kaum Muslim mengambil dan mengemban ide sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Telah nyata bermunculan kerusakan, kemaksiatan bahkan kezaliman terhadap kaum Muslim akibat penerapan sekularisme dan menanggalkan syariat Islam.
Kasus sawer qariah hanyalah sebagian kasus dari ribuan kasus desakralisasi Al-Qur'an yang kerap terjadi di tengah umat yang nahasnya dilakukan oleh oknum kaum Muslim sendiri. Bisa jadi akibat ketidakpahaman ataupun menganggap hal lumrah dilakukan sehingga menyamakan dengan hiburan pada umumnya. Jelas hal ini menunjukkan tipisnya pemahaman kaum muslim terhadap agamanya.
Sistem pendidikan yang diterapkan selama ini pun masih belum mampu membentuk manusia berkarakter Islami meski tak sedikit sekolah-sekolah yang berlabel Islam atau menggunakan kurikulum berbasis Islam. Hal ini memang tak mudah dilakukan tanpa dukungan sistem yang lainnya (sistem ekonomi, politik, sosial dan sebagainya). Wajar output sistem pendidikan tak mampu melahirkan generasi yang berkarakter Islami.
Peran ulama masa kini amatlah besar. Di tengah kemerosotan berpikir umat dan cengkraman ide sekuler, umat butuh dipahamkan secara benar tentang ajaran Islam baik yang barkaitan dengan akidah ataupun syariah. Hal ini jelas tak cukup diserahkan pada ulama semata, namun juga kaum muslim secara umum. Pasalnya berdakwah atau menyeru kebaikan dan menuntut ilmu termasuk kewajiban setiap individu. Sehingga memang selayaknya setiap individu berlomba-lomba dalam kebaikan demi kebangkitan Islam.
Hal-hal yang harus dilakukan kaum Muslim saat ini agar terbebas dari pemikiran sekuler yakni mengkaji Islam kaffah, menjauhi dan meninggalkan ide sekuler, bergabung dengan jamaah Islam yang anti sekularisme, dan turut menyebarkan ide-ide Islam dalam kehidupan. Tak akan ada lagi desakralisasi ketika pemahaman kaum Muslim terhadap Islam telah menjasad. []
Oleh: Nanik Farida Priatmaja
Aktivis Muslimah
0 Comments