TintaSiyasi.com -- Dilansir dari CNN Indonesia pada bulan sepetember lalu bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengeluarkan data terbaru orang terkena HIV di Indonesia. Hingga Juni 2022, total pengidap HIV yang tersebar di seluruh provinsi mencapai 519.158 orang. Merujuk data Kemenkes, penularan HIV di Indonesia akibat dari kelompok heteroseksual dan kelompok LGBT.
Sebagaimana yang telah kita ketahui bersama bahwa semakin hari manusia melampaui batas ini makin berani dan terang-terangan menampakkan diri mereka di masyarakat umum terutama di media sosial. Meskipun sampai saat ini belum ada jumlah data pasti, namun pada 2015 saja ada sekitar lebih dari satu juta orang LGBT.
Faktor penyebab LGBT yakni abainya keluarga, maraknya pergaulan bebas dan rusaknya lingkungan, serta bergesernya tujuan pendidikan. LGBT tidak bisa diterima karena merusak tatanan sosial dan kemuliaan manusia. Selain menyebabkan penularan penyakit kelamin berbahaya oleh virus HIV hingga mengganggu reproduksi juga, menghancurkan mental dan masa depan serta mendatangkan murka Allah SWT.
LGBT sendiri lambat laun mulai diaruskan agar menjadi gaya hidup, dan ini adalah agenda Barat untuk merusak generasi Muslim khususnya. Seperti halnya di Inggris, dilansir dari channel Youtube Fareastern Muslimah (Channel Muslimah Timur Jauh yang membahas bahasan kekinian dalam geostrategis bersama para Muslimah lainnya yang diundang dari berbagai negeri), kali ini channel ini mengundang seorang Dokter muda dari UK (United Kingdom) bernama Dr. Azizah Yahaya dengan bahasan khusus untuk mendukung generasi muda muslim Indonesia dari Muslimah Eropa, Sister Azizah menggambarkan bahwa agenda LGBT ini masuk kurikulum dan pengajaran di UK, respon dari orangtua Muslim marah dan orangtua agama lain seperti Nasrani dan Yahudi juga menolak ide ini karena sekolah membawa pengajaran ini sampai tataran pendidikan bahkan anak-anak usia 3-4 tahun yang masih polos, yang masih sangat kecil tetap didorong untuk menerima ide ini. Kondisi di UK, seolah mendikte bahwa jika sepasang orangtua dengan ibu dan ibu adalah tidak apa-apa alias okay, ayah dengan ayah juga Okay. Seorang Ibu dengan seorang ayah dan ibu yang lain juga tanpa adanya pernikahan juga okay. Semua doktrin ini jujur saja, akan membuat orang yang memiliki anak akan memikirkan masa depan anak tersebut bahwa sudah tidak ada kebenaran yang hakiki dihadapan mereka.
Itulah mengapa, sangat berbahaya lambat laun populasi manusia akan punah jika kaum LGBT ini dibiarkan. Akar terkuat dari maraknya LGBT ini adalah sistem sekularisme-liberalisme yakni pemisahan agama dari kehidupan di mana aturan Sang Pencipta diabaikan hingga menjujung tinggi nilai kebebasan berperilaku. Manusia hidup sesuka hati melawan fitrah. Allah hanya menciptakan manusia dalam gender pria dan wanita, tidak ada jenis ketiga. Tujuannya agar manusia bisa melestarikan keturunan serta memelihara kemuliaan manusia.
"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya Allah menciptakan isterinya, dan daripada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak." (QS. An-nisa 4: 1).
Karena itu dalam Islam LGBT jelas diharamkan. Islam adalah sistem kehidupan yang mulia, islam memberikan perlindungan untuk umat manusia, termasuk melindungi kesehatan, kehormatan, kelahiran dan nasab manusia. Rasulullah SAW telah melaknat laki-laki yang menyerupai wanita dan wanita yang menyerupai laki-laki (HR. Al-Bukhari).
Negara Islam juga akan menjatuhkan sanksi pengasingan bagi lelaki yang menjadi waria. Adapun kaum gay apabila terbukti melakukan persetubuhan sesama jenis, harus dijatuhkan sanksi hukuman mati. Nabi SAW bersabda "Siapa saja yang menjumpai kaum yang melakukan perbuatan Luth (homoseksual), bunuhlah pelaku maupun pasangannya (HR. Abu Dawud).
Hanya ada satu jalan yang akan menyelamatkan negeri dari bencana dan kerusakan akibat kaum LGBT, yaitu dengan kembali kepada syariah Islam menaati apa yang Allah perintahkan dan menjauhi larangannya.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Ikeu
Member Ksatria Aksara Kota Bandung
0 Comments