Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islam Mencetak Generasi Tangguh


TintaSiyasi.com -- Sungguh miris menyaksikan sosok pemuda di negeri ini. Bagaimana tidak, bukannya menjadi agen perubahan, generasi milenial justru menjadi generasi pembebek dan hedonis. Mirisnya, sebagian dari mereka adalah pemuda-pemuda Muslim yang seharusnya menjadi sosok pejuang Islam.

Bukan hanya itu, para pemuda juga menjadi sosok yang liar, mudah putus asa dan acuh terhadap lingkungan sekitar. Banyak dari mereka yang menjadi terjebak dalam kriminalitas, LGBT, tawuran, dan pergaulan bebas. Bahkan, ada pemuda yang dengan mudahnya melakukan bunuh diri hanya karena masalah sepele. 

Rusaknya generasi muda tampak dalam kasus yang baru-baru ini terjadi di Desa Pematang Jaya, Kabupaten Inhu, Riau pada 21 Desember 2022. Saat itu, dua orang remaja berumur 15 dan 17 tahun tega menghabisi nyawa seorang ibu berusia 45 tahun dan bayinya yang masih berumur 9 bulan. Kejadian ini dipicu oleh hal sepele, di mana pelaku mengaku sakit hati pernah ditegur suami korban lantaran mengendarai sepeda motor bersuara bising (tribunnews.com).

Kasus di atas hanya contoh kecil perilaku liar pemuda di negeri ini. Kenakalan remaja seperti tawuran, balapan liar, penggunaan narkoba dan tindak kriminalitas kainnya juga hampir setiap hari terjadi.

Aksi kriminalitas yang dilakukan oleh para pemuda tidak bisa hanya disandarkan pada kesalahan individu, tapi ini merupakan permasalahan sistemik yang terjadi dalam banyak aspek. Lemahnya keimanan, kurangnya perhatian dari orang tua, salah pergaulan, masyarakat yang acuh, juga hukuman yang tidak memberi efek jera menjadi faktor penting yang berkontribusi dalam perilaku negatif yang dilakukan remaja. Kondisi ini membuat kita mengelus dada, karena Pemudalah sejatinya adalah generasi penerus perjuangan dan calon pemimpin masa depan.

Pemerintahan berdalih telah berupaya untuk mengatasi masalah pemuda ini, seperti program revolusi mental, kurikulum merdeka, hingga moderasi beragama. Nyatanya, semua proyek tersebut terbukti tidak efektif. Alih-alih menurun, angka kriminalitas setiap tahun justru terus mengalami peningkatan.

Jika ditelaah, ada beberapa faktor yang berperan dalam peningkatan angka kriminalitas remaja. Pertama, lemahnya fungsi keluarga akibat kehidupan kapitalistik yang memaksa kedua orang tua sama-sama bekerja. Akibatnya, anak-anak tidak mendapatkan pengarahan hidup yang benar dari orang tuanya. Mereka pun jauh dari nilai-nilai agama sehingga mudah tergelincir dalam tindak kriminalitas.

Kedua, gagalnya sistem pendidikan dalam mewujudkan manusia beriman dan bertakwa. Karena agama hanya mendapatkan porsi yang sedikit dalam kurikulum pendidikan. Pendidikan agama saat ini pun minim aplikasi, dan hanya sekedar teori. Inilah ciri khas dari ideologi kapitalis sekuler, yang sengaja memisahkan agama dari kehidupan.


Solusi Islam Mengatasi Kenakalan Remaja

Dalam kesehariannya, pemuda hidup di dalam tiga lingkungan, yakni keluarga, masyarakat, dan sekolah. Ketiga komponen ini punya tugas yang sama dalam mendidik para pemuda menjadi generasi penerus estafet perjuangan. Oleh karena itu ketiga komponen ini haruslah bekerjasama agar bisa mewujudkan cita-cita tersebut. Adanya permasalahan tindak kriminalitas yang dilakukan oleh para pemuda dikarenakan tidak ada sinergi dari ketiga komponen di atas.

Dari sisi keluarga, orang tua wajib mendidik anak dengan ajaran agama sehingga terbentuk pribadi yang beriman dan bertakwa, yang memiliki kepribadian kuat sehingga tidak mudah ikut arus pergaulan yang salah.

Masyarakat pun harus memiliki pemikiran dan perasaan yang sama dalam menghadapi setiap permasalahanya, karena setiap problematika masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian remaja.

Sementara sekolah sangat dipengaruhi oleh negara, karena negara berperan sebagai pihak penyelenggara pendidikannya. Negara pula yang berwenang menyusun kurikulum pendidikan, yang dapat menentukan output pendidikan. Dan haruslah negara menjadikan Islam sebagai landasan dalam pembuatan kurikulum, sehingga mampu mencetak generasi berkualitas dari sisi kepribadiannya.

Ketika ketiga komponen ini dapat bersinergi, maka masalah kriminalitas remaja akan teratasi. Negara juga wajib mengontrol media sosial agar tidak membawa efek buruk bagi para pemuda.

Hanya saja semua itu tidak akan mungkin bisa tercapai ketika sistem yang digunakan adalah sistem kapitalisme sekuler seperti saat ini. Tindak kriminalitas remaja akan terus berulang dan tidak menutup kemungkinan akan makin bertambah. Maka dari itu sudah saatnya kita beralih ke sistem yang mampu mengatasi semua permasalah ini, yaitu sistem Islam. Dan sistem Islam ini hanya dapat diterapkan secara total dalam naungan institusi negara. 

Wallahu a'lam bishshawab.[]


Oleh: Sri Wulandari
Pemerhati Keluarga
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments