TintaSiyasi.com -- Belum genap seminggu tahun 2023 telah berlalu. Kilas balik masalah yang terjadi di tahun 2022. Jika tidak terjadi penanganan yang tepat dan memberikan tindak hukum yang jelas serta tegas maka permasalahan ditahun lalu akan kembali terjadi ditahun 2023 ini.
Seperti yang dilansir dari Republika.co.id (01/01/2023), hasil dari rangkuman catatan kasus di 2022 yakni investasi illegal yang turut menyumbang kerugian negara sebesar Rp 31,4 triliun. Masyarakat yang sadar akan investasi berharap untung ternyata buntung akibat tawaran keuntungan yang menggiurkan dengan adanya investasi online ini.
Kasus korupsi yang menjadi penyakit di negeri ini ikut menyumbang kerugian negara dengan kerugian Rp 109,55 triliun. Parahnya penegak hukum level tertinggi hakim MA justru ikut menambah catatan mental pejabat negeri ini ‘doyan cuan’ hingga ikut menambah daftar panjang penegak hukum ikut tersandung kasus hukum. Sungguh ironi!
Juga angka criminal yang terus meningkat. Hal ini dipaparkan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa angka kejahatan selama kurun waktu 2022 mengalami kenaikan sekitar 7,3 persen dibanding pada tahun 2021 lalu. Pada tahun 2021 lalu ada 257.743 tindakan kejahatan sedangkan tahun 2022 sebanyak 276.507. Sungguh jelas bahwa hari ini negara gagal memberikan rasa aman kepada rakyatnya.
Juga kasus narkoba yang menjadi lingkaran setan negeri ini belum tuntas. Kepala Badan Narkotika Nasional, Komisaris Jenderal Polisi Petrus Reinhard Golose, mengungkapkan, mereka telah menyita 1,902 ton sabu-sabu (Republika.co,id, 31/12/2022).
Harapan Semu Menjelang Tahun Politik
Permasalahan yang diurai singkat di atas adalah hanya sebagian kecil saja. Alih-alih melakukan perbaikan untuk perubahan negeri kearah lebih baik. Kini kita dihadapkan dengan “harapan baru” menjelang tahun politik 2024 sehingga perubahan yang diharapkan seolah bias dengan agenda politik. Dengan kata lain fokus penguasa hari ini menghadapi pertarungan politik.
Masalah rakyat yang menggunung seolah tidak mendapatkan penyelesaian. Seringkali terlihat malah permasalahan negeri ini justru diobral sebagai janji-janji manis politik pada masa kampanye. Akibatnya pasca pemilihan rakyat kembali menelan pil pahit janji manis para paslon.
Sesungguhnya perubahan yang seringkali diimpikan oleh rakyat adalah tidak jauh-jauh dari kesejahteraan termasuk didalamnya kemudahan lapangan kerja, kemudahan dalam memenuhi kebutuhan baik primer maupun sekunder, dan jaminan tempat tinggal yang layak. Rasa aman juga menjadi harga mahal dalam sistem saat ini, dimana tindak kriminal salah satu penyebabnya dipicu oleh kemiskinan.
Namun sayang seribu sayang, semuanya itu dalam realitas hidup system kapitalisme sekuler hari ini jauh panggang dari api. Sistem yang berasaskan sekulerisme yaitu menjauhkan peran agama dalam pengaturan kehidupan manusia nyatanya ‘sukses’ membawa kehidupan manusia kedalam kungkungan problematika yang terus membelit. Bahkan muncul istilah agama adalah hal yang harus di privatisasi sebagai bentuk toleransi antar umat beragama. Dalih untuk meminimalisir peran agama dalam kehidupan manusia.
Perubahan Hakiki Terwujud dengan Islam
Sungguh ayat Al Quran sebanyak al Huda (petunjuk) bagi manusia telah memberikan solusi atas permasalahan manusia. Berasal dari Allah SWT sebagai al-Khaliq al Mudabbir tentu Dia-lah yang paling tahu solusi atas segala masalah manusia.
Hanya saja hari ini kebanyakan manusia belum mampu menundukkan akal dan hati terhadap ayat-ayat Allah yang berisi kabar gembira sekaligus peringatan. Sesungguhnya perenungan untuk kita bahwa dengan problematika dunia hari ini sampai pada level terkecil tidak bisa terselesaikan dengan konsep lama yaitu ketika regulasinya masih menggunakan hukum buatan manusia.
Karena masalah hari ini sesungguhnya adalah masalah sistemik maka solusinya pun haruslah asasi atau mampu menyentuh dasar permasalahan itu yakni mengganti sistem sekuler yang masih mengatur kehidupan manusia hari ini dengan sistem Islam yang berangkat dari akidah perubahan akidah.
Manusia harus paham betul bahwa konsep ber Tuhan adalah bukan hanya terucap dan ditampakkan hanya melalui ibadah ritual saja namun akidah Islam menjadi dasar dalam aspek kehidupan manusia yaitu sistem Khilafah ‘ala minhajjin nubuwah sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang sukses meletakkan Islam sebagai aturan bernegara kala itu membangun negara di Madinah sukses menaklukkan dua imperium besar dunia kala itu Romawi dan Persia.
“Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman, namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.” (TQS. Ali Imran: 110).
Sungguh umat terbaik terwujud ketika Islam dijadikan sebagai poros kehidupan. Kehidupan yang diatur oleh Islam terbukti mampu menjadikan Daulah islam menjadi negara adidaya selama ± 13 abad lamanya dengan wilayah kekuasaan 2/3 dunia.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Nurhayati, S.S.T.
Aktivis Muslimah
0 Comments