Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Khilafah Ajaran Islam dan Solusi Problematika Kaum Muslim


TintaSiyasi.com -- Sastrawan Politik Ahmad Khozinudin menegaskan bahwa khilafah adalah ajaran Islam serta solusi problematika kaum Muslim. 

“Jadi saya ingin tegaskan bahwa khilafah itu bagian dari Islam dan khilafah itu solusi. Bagi siapa pun yang meragukan ya, apalagi menentang khilafah sebagai solusi bagi berbagai problem yang hari ini mendera kaum Muslim, saya mempertanyakan akidahnya. Sebenarnya mereka iman tidak dengan apa yang dibawa oleh Baginda Nabi SAW baik itu berupa Al-Qur'an, sunah serta apa yang ditunjuk oleh keduanya berupa ijma' sahabat, dan qiyas?” ujarnya dalam diskusi publik dengan tema Khilafah Solusi Negeri, Bukan Demokrasi yang disiarkan Live di YouTube Ahmad Khozinudin, Sabtu (03/12/2022). 

Menurutnya, khilafah bukan hanya sekadar diajarkan, tetapi sudah dipraktikkan oleh para sahabat. Saat Nabi SAW meninggal (wafat), para sahabat bersepakat untuk melanjutkan kekuasaan Beliau, bukan melanjutkan kenabiannya. Karena Nabi menegaskan, setelahnya memang tidak ada Nabi. Rasulullah SAW adalah khataman Nabi. Penutup para nabi. Tetapi para sahabat ingin melanjutkan pemerintahan yang dipimpin oleh Nabi SAW. 

“Para sahabat bersepakat melanjutkan pemerintahan nabi dengan sistem apa? Khilafah. Kenapa sahabat dahulu tidak melanjutkan sistem yang nabi wariskan itu dengan sistem kekaisaran misalnya. Sistem kerajaan misalnya. Padahal saat itu sudah eksis sistem kekaisaran, kerajaan ada Romawi ada Persia. Dan kenapa sahabat Abu Bakar disebut khalifah, bukan raja bahkan bukan presiden?” tegas Sastrawan Politik itu. 

Oleh karena itu, Khozinudin menyatakan bahwa dalam Islam tidak ada sejarahnya Pilpres. Hanya ada pemilihan khalifah. Setelah terpilih, kemudian akan dibaiat untuk melegalkan dan mensahkannya.  

Ia mengkisahkan ketika para sahabat bersepakat (atau disebut dengan ijma’ sahabat), membaiat Abu Bakar As-Siddiq sebagai khalifah di Sakinah Bani Saidah berarti itulah kekuasaan dan kepemimpinan dalam Islam yang dimandatkan oleh Nabi SAW. Kemudian dilanjutkan kepada para sahabat yang lainnya dan seterusnya.

Dengan demikian, Khozinudin yakin bahwa para sahabat tidak bersepakat melakukan kemaksiatan. Karena mustahil para sahabat Nabi SAW bersepakat untuk suatu kemaksiatan. Itulah sebabnya para sahabat tidak bersepakatn mendirikan negara dalam bentuk kerajaan apalagi demokrasi. Melainkan berdasarkan syariat Allah SWT yang termasuk di dalamnya khilafah. 

“Apakah para sahabat pernah berijma' mendirikan negara dalam sistem demokrasi? Apakah para sahabat berijma' melanjutkan kekuasaan Nabi dalam bentuk kerajaan? Apakah sahabat yang Allah ridha kepada mereka, nah jadi generasi yang mendapat predikat ridhallahu anhum itu hanya para sahabat. Maka para sahabat itu kalau sudah ijma bersepakat terhadap sesuatu mustahil itu maksiat dari syariat termasuk di dalamnya adalah khilafah,” imbuhnya. 

Ia lagi-lagi menegaskan bahwa bagi siapa pun yang meragukan dan menentang syariat Islam sebagai solusi, termasuk di dalamnya khilafah, maka akan mendapatkan penghidupan yang sempit. Sebab khilafah adalah bagian dari syariat Islam, bukan ajaran Montesqiue, David Ricardo, Karma, Lenin, Stalin atau siapa pun. 

“Tetapi khilafah adalah ajaran Islam yang dibawa oleh Baginda Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam,” tandasnya. [] Umi Faisal/M. Siregar
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments