Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Resepsi Pernikahan Fantastis di Sistem Kapitalis

TintaSiyasi.com -- Dilansir dari Tribunnews.com, Jakarta - Sejumlah menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) tampak sibuk mengurusi pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gundono yang rencananya digelar Sabtu (10/12/2022) mendatang.

Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera atau PKS, Mardani Ali Sera mengatakan sebagai menteri tak jadi soal ketika membantu Presiden.

"Bantuin bos boleh saja," kata Mardani saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (6/12/2022).

Namun, Mardani menegaskan akan menjadi pertanyaan publik bila waktu dan perhatian para menteri terfokus ke acara tersebut. Bahkan dua hari menjelang pernikahan putra bungsu Presiden Joko Widodo, yaitu Kaesang Pangarep, dengan Erina Gundono, jumlah petugas keamanan bertambah menjadi 11.800 personel. Pasukan TNI-Polri tampak disiapkan di segala sisi kota Surakarta, terutama disekitar Rumah Dinas Walikota Surakarta, rumah kediaman Presiden di Sumber, Jalan Slamet Riyadi, dan juga  Puro Mangkunegara. 

"Total yang kami libatkan, untuk TNI ada 9.600 personel. Tetapi, total dengan Polri yang ada di pengamanan terpadu Pam VVIP ada 11.800 orang," kata Panglima TNI Jendral Andika Perkasa saat mengecek pengamanan di ring 1, ring 2 dan ring 3 area Loji Gandrung, Surakarta, yang merupakan rumah dinas Walikota Surakarta di Jalan Slamet Riyadi, Surakarta, Kamis (8/12/2022).

Jumlah dana yang di keluarkan utuk resepsi pernikahan Kaesang Pangarep dan Erina Gundono pun mencapai miliaran rupiah. 

Ini merupakan hal yang wajar dilakukan di sistem kapitalisme, yang hanya mengedepankan pandangan manusia, serta orientasi dari semua aktifitasnya adalah materi, ini tidak hanya terjadi dikalangan keluarga terpandang saja akan tetapi merambah pada level masyarakat bawah. Tidak jarang orang mengadakan resepsi pernikahan dengan biaya hasil dari berhutang dengan harapan setelah selesai resepsi dapat mengembalikan hutang yang dipinjam untuk biaya resepsi pernikahan tersebut. Alih-alih demikian, justru banyak orang yang kehilangan asetnya ketika selesai resepsi pernikahan, hanya untuk menutupi hutang. Sehingga hidup tidak tenang, dibayang-bayangi hutang,  bahkan keluarga menjadi seperti di dalam neraka dan berujung pada perceraian. Meski pernikahan nya di bangun dengan mewah. Dan dampak lain dari resepsi pernikahan yang fantastis  akan menghasilkan masyarakat yang takut melaksanakan pernikahan, dan akan berujung pada adanya perzinahan. Sebagai bentuk pemenuhan ghorizah nau' (kebutuhan terhadap lawan jenis)  adalah naluri yang ada pada setiap manusia  normal, bahkan bisa lebih parah adanya penyimpangan seksual terhadap sesama jenis. 

Mereka menganggap semua adalah solusi, namun pada hakekatnya itulah awal dari bencana kemanusiaan. Dan berdosa di hadapan Allah, tidak akan mendapatkan keridhoan dari Allah SWT. 

Di dalam Islam syarat sah pernikahan setidaknya terdapat 5 syarat sah yang disepakati ulama dan wajib dipenuhi:
1. Ada calon mempelai laki-laki dan perempuan 
2. Ada wali dari calon mempelai perempuan
3. Dihadiri oleh saksi yang adil dari kedua belah pihak
4. Ada mahar
5. Ada ijab qobul

Apabila kaum muslimin memahami bawa syarat sah menikah tidak harus dengan  mengeluarkan dana yang fantastis tentu tidak akan ada orang yang takut untuk biaya pernikahan dan mencegah adanya perzinahan. 

Pernikahan merupakan suatu tuntunan agama dalam menjaga fitrah mahluk ciptaan-Nya, yaitu melestarikan keturunan. Disamping itu, dengan pernikahan sesuai tuntutan syariat, Allah menjadikan kita kaya, hidup penuh dengan ketenangan, ketenteraman, dan kasih sayang (sakinah, mawaddah, warohmah). Pernikahan menjadi salah satu jalan seorang muslim untuk menggapai ridho Allah untuk menuju surga-Nya. 

Pernikahan sendiri disebutnya sebagai mitsaqon ghalidza atau "Perjanjian agung" (Lihat dalam QS. An-Nisa:21) sebagai sebuah perjanjian, maka ibarat perjanjian dalam bentuk apapun itu bisa juga di pertahankan, dikoreksi sampai pada batas dibatalkan. 

Yang harus diingat bahwa pernikahan dalam Islam bukan sembarang perjanjian, tetapi "Perjanjian Agung", perjanjian yang dalam bahasa Al-qur'an disejajarkan dengan mitsaqon ghalidza (Perjanjian Agung) antara Allah dengan para Rasul berpredikat Ulul Azmi: Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa(lihat QS. al-ahzab:7) dan mitsaqon ghalidza antara Allah dengan Bani Israel yang kalau dalam al-quran diceritakan bahwa dalam melakukan perjanjian ini sampai-sampai Allah angkat Gunung Thursina di atas kepala bani Israel (lihat QS. An-Nisa: 154) 

Dengan menyebut pernikahan sebagai mitsaqon ghalidza, artinya pernikahan bukan perjanjian yang di main-mainkan. Memperkuat firman-Nya, Rasulullah bahkan sampai bersabda bahwa perbuatan yang dibolehkan tapi paling dibenci Allah adalah perceraian. 

Wallahu a'alam bisaawab.

Oleh: Lafifah
Pembelajar Islam Kaffah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments