TintaSiyasi.com -- Belum lama ini Cianjur di Landa bencana gempa, akibat dari gempa ini banyak sekali terjadi kerusakan dan juga memakan korban, belum juga usai peristiwa ini dan pemerintahpun belum bisa mengatasi semua permasalahan ini hingga tuntas.
Acara Nusantara Bersatu yang digelar Relawan JK menyisakan sampah berserakan yang mengotori Gelora Bung Karno (GBK), Penampakan lautan sampah di GBK tersebut menjadi sorotan publik dan berujung viral di media sosial. Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengerahkan 500 personel pasukan oranye untuk membersihkan dan mengangkut sampah dan berhasil mengumpulkan total 31 ton beragam jenis sampah usai acara tersebut. Jakarta (ccnindonesia.com, 26/11/22).
Pemerintah mengadakan perhelatan Akbar yang bertajuk relawan JK, bahkan acara yang digelar belum lama dari kejadian bencana gempa di Cianjur ini dipandang sangat tidak etis karena disisi lain rakyatnya menderita dan berusaha untuk bangkit dari bencana gempa tetapi disisi lain justru pemerintah membuat acara besar padahal warga korban gempa Cianjur membutuhkan dana untuk semua keperluan mereka ketimbang harus melaksanakan acara ini, belum lagi usai dari acara ini banyak sekali sampah-sampah yang berserakan di GBK dan tak tanggung-tanggung petugas mengerahkan 500 tim baju Oren untuk membersihkan lapangan tersebut dan apakah pantas acara ini dilakukan oleh seorang pemimpin disaat rakyatnya baru tertimpa bencana.
Sungguh sangat disayangkan sekali masyarakat memandang perhelatan Akbar ini yang seolah pemerintah tak ambil pusing atas kejadian bencana yang terjadi di Cianjur, bukan tidak mungkin yang seharusnya dana dialokasikan untuk kebutuhan para korban gempa bumi bisa untuk membatu mereka dalam menyambung hidup kembali.
Tetapi justru pemerintah malah mengadakan perhelatan ditengah duka rakyat Cianjur acara yang didapuk begitu besar hingga mendatangkan banyak masa untuk mengikuti acara ini, dan pastinya membutuhkan uang banyak yang digelontorkan demi suksesnya acara tersebut.
Rakyat yang harus berusaha untuk menata kehidupannya kembali membangun dan memperbaiki kembali tanpa ada bantuan secara tuntas dari pemerintah hanyalah prakarta dan sambutan didepan media saja, selanjutnya rakyatlah yang harus pintar agar dapat keluar dari derita ini, pemerintah tengah sibuk dengan urusan yang lain demi mendapatkan simpati rakyat dikeluarkan dana yang besar untuk acara ini, tempat dibuat kotor dan berantakan seakan tak memiliki kepedulian terhadap kebersihan lingkungan sampah berserakan dimana-mana bahkan adakah secercah harapan dari terselenggara acara ini dari pemerintah untuk rakyat. Tidak, justru rakyat kembalilah yang dibuat susah lagi.
Ini adalah salah satu ciri dari pemimpin kapitalis yang dipikirkan ketamakan untuk memperoleh dan mendapatkan jabatan tak peduli rakyat sedang susah atau sekalipun harus mati diatas kemiskinan selama keinginan dan tujuannya dapat tercapai semua tidak jadi masalah. Karena sistem kapitalis yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga banyak melahirkan pemimpin yang tak amanah padahal seharusnya bencana Cianjur ini dijadikan bahan introspeksi dan muhasabah, serta berpikir mungkinkah ini satu teguran dari sang maha pencipta atas kelalaian kita yang tidak mampu menjaga alam ini dengan baik ataukah sudah terlalu banyak kemaksiatan dinegari ini sehingga Allah kirimkan bencana. Tapi ini mahal justru sebaliknya semakin lupa diri dan daratan.
Kerusakan sistem kapitalis telah nampak jelas di depan mata karena dalam sistem ini pemimpin hanya memikirkan kekuasaan dan jabatan, bukan penderita rakyatnya mereka berada diatas hanya demi kepentingannya sendiri yaitu memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya dari rakyat dan rakyat disuruh hidup mandiri dengan segala kebijakan yang dibuat dengan tujuan hanya untuk menyengsarakan rakyat. Yang seharusnya pemimpin memberikan pelayanan yang terbaik bagi rakyatnya baik yang terkena bencana alam maupun karena kesulitan ekonomi, dan seorang pemimpin harus mampu memberikan kehidupan yang layak bagi seluruh rakyat, jangan sampai ada rakyatnya yang menderita karena bencana alam maupun sistem dan kebijakan yang salah.
Allah SWT telah mengingatkan bahwa berbagai kerusakan dan problem di dunia terjadi karena penyimpangan terhadap syariah-Nya. Allah SWT berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah menimpakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (TQS ar-Rum [30]: 41).
Artinya, semua kerusakan yang terjadi di dunia ini adalah karena ragam kemaksiatan yang dilakukan oleh manusia. Kemaksiatan manusia ditunjukkan oleh sikap mereka yang berpaling dari syariah Allah SWT. Allah SWT berfirman:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا
Siapa saja yang berpaling dari peringatan-Ku (al-Quran), maka sungguh bagi dia penghidupan yang sempit (TQS Thaha [20]: 124).
Kehidupan yang sempit itu tercermin dalam banyak problem kehidupan, sebagaimana terjadi saat ini. Sebabnya jelas, karena manusia berpaling dari al-Quran (syariah-Nya).
Solusi dalam Islam pemimpin akan memberikan bantuannya sampai tuntas hingga tidak tersisa lagi masalah baik itu karena bencana alam atau masalah kesulitan lainnya yang dihadapi rakyat, fokus dalam penanganan korban bencana alam dan pemimpin menjadi yang terdepan dalam membantu rakyatnya yang tertimpa musibah. Dan bila dipandang perlu melakukan acara besar untuk kepentingan lain dan bila ditidak perlu sebaiknya tidak usah kalau hanya menghamburkan uang rakyat saja. Karena pemimpin dalam Islam sangat mengutamakan kesejahteraan rakyatnya.
Maka dari itu sudah seharusnyalah kita sebagai umat Islam untuk kembali kepada syari'at Islam dan menegakkan hukum Islam secara kafah agar dapat menyelesaikan segala masalah yang dihadapi oleh bangsa ini, karena hanya Islamlah solusi atau jalan keluar yang benar dari setiap masalah yang dihadapi oleh manusia. Mau sehebat apapun kalau bukan syari'at Islam yang digunakan dalam kehidupan manusia tetap saja tidak akan pernah menemukan ketenangan dalam hidup karena sebaik-baik hukum adalah Al-Qur'an sebagai pedoman untuk seluruh umat Muslim.
Wallahu'alam bish-Shawab.
Oleh: Ermawati
Penulis dan Pendakwah Ideologis
0 Comments