TintaSiyasi.com -- Peringatan Hari Ibu 2022 akan dilaksanakan pada 22 Desember. Tahun ini, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) telah membuat tema Hari Ibu 2022. Menurut KemenPPA, catatan penting dari Peringatan Hari Ibu di Indonesia adalah bukan perayaan Mother’s Day sebagaimana yang diperingati di negara lain.
Sejarah mencatat dicetuskannya Hari Ibu di Indonesia merupakan tonggak perjuangan perempuan untuk terlibat dalam upaya kemerdekaan bangsa dan pergerakan perempuan Indonesia dari masa ke masa dalam menyuarakan hak-haknya guna mendapatkan perlindungan dan mencapai kesetaraan. (Tirto.id, 13/12/2022)
Dari tema yang mereka angkat sekilas akan tampak baik di mata masyarakat terutama para perempuan. Mereka seolah mendapatkan angin segar untuk eksis dalam kancah ekonomi membantu perekonomian keluarga dan menunjukkan hegemoninya bahwa perempuan mampu untuk berkarya dan menghasilkan cuan ditengah kondisi perekonomian yang semakin merosot. Perempuan didorong untuk terus bergerak menjadi roda perekonomian ditengah-tengah masyarakat pemerintah menggencarkan program-program dan bantuan untuk para perempuan supaya mereka mampu menjadi pejuang ekonomi dan mendapat dukungan penuh dari pemerintah melalui program UMKM dan masih banyak lagi.
Dengan keseteraan gender ini para perempuan mulai lupa terhadap fitrohnya sebagai ummu wa rabatul bait (ibu dan pengurus rumah tangga) mereka disibukkan dengan kegiatan diluar rumah dan meninggalkan anak-anaknya dengan pengasuh.
Sejatinya tanggungjawab mendidik anak ada dipundak seorang ibu. Jika seorang ibu sibuk diluar lalu apa yang terjadi terhadap pendidikan anaknya? Disatu sisi perempuan eksis untuk memenuhi kebutuhan hidup, disisi lain mencari nafkah bukan tanggungjawab perempuan.
Cukup miris dengan kondisi perempuan saat ini, mereka dipaksa untuk menjadi kuat dan tahan banting demi ekonomi dan kesetaraan gender. Dengan slogan perempuan berdaya Indonesia maju secara nyata mereka merendahkan perempuan, yang seharusnya perempuan dimuliakan, diberi kenyamanan dalam mendidik anak-anak untuk menjadi penerus bangsa, menjadi istri yang sholehah tanpa harus membanting tulang diluar rumah dan fitrah perempuan yang harus dimuliakan ini tidak akan pernah terjadi didalam sistem kapitalisme.
Perempuan akan menjadi mulia jika ada didalam Islam, mereka dilindungi negara, agama dan keluarga. Perempuan menjadi pencetak generasi penerus bangsa tanpa beban ekonomi.
Dalam sebuah hadist disampaikan:
“Wahai Rasulullah, siapa yang paling berhak aku perlakukan dengan baik? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: Ibumu. Lalu siapa lagi? Nabi menjawab: ayahmu, lalu yang lebih dekat setelahnya dan setelahnya” (HR. Al Bukhari dalam Adabul Mufrad, sanadnya hasan).
وَوَصَّيْنَا الْاِنْسَانَ بِوَالِدَيْهِۚ حَمَلَتْهُ اُمُّهٗ وَهْنًا عَلٰى وَهْنٍ وَّفِصَالُهٗ فِيْ عَامَيْنِ اَنِ اشْكُرْ لِيْ وَلِوَالِدَيْكَۗ اِلَيَّ الْمَصِيْرُ
"Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu." (QS: Luqman:14)
Banyak hadist dan ayat Al-Quran menjelaskan bahwa seorang ibu sangat mulia dan dimuliakan didalam Islam. Wallahu a'lam
Oleh: Lutfiatul Khasanah
Pendidik
0 Comments