Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Pemuda Muslim, Saatnya Move On dari Tatanan Sekuler


TintaSiyasi.com -- Banyak orang meyakini bahwa pemuda adalah agen perubahan. Mereka berada ada ‘koordinat’ strategis dalam mengawal setiap perubahan yang terjadi di belahan dunia, termasuk di Indonesia. Generasi muda adalah generasi harapan dan pemimpin masa mendatang. Sejarah pun telah mencatat bahwa banyak perubahan-perubahan penting yang terjadi di belahan dunia ini dipelopori oleh para pemuda.

Di tengah kompleksnya persoalan dan permasalahan bangsa Indonesia dewasa ini, pemuda adalah bahu sandaran untuk mengonstruksi perubahan besar dan menyelesaikan problematik berlapis yang menjadi PR abadi di negeri ini. Untuk itu, berbagai forum dan strategi pun dibuat guna mendorong para pemuda agar terlibat langsung dalam penanganan krisis iklim, percepatan transisi energi bersih, problematik ketenagakerjaan pemuda, transformasi digital, hingga persoalan sosial politik sosial kemasyarakatan, tak terkecuali peran pemuda di tahun politik mendatang. Tak ketinggalan, berbagai kelas politik juga didesain sebagai inkubator para pemuda agar konsisten mempertahankan demokrasi, mencegah politik identitas, hingga menjaga inklusivitas sebagai peran politik mereka nanti.


Tatanan Sekuler Melumpuhkan Pemuda Muslim

Akibat sekularisasi yang masif di bawah atmosfer kapitalisme global, ajaran Islam kaffah menjadi asing bagi pemuda Muslim. Mereka mengejar modernitas yang dibentuk tatanan sekuler, seraya menanggalkan keislamannya. Jika tidak, mereka akan dianggap ‘asing’ dari komunitas modernnya. Padahal senyatanya, mereka mengalami disorientasi. Ada perbedaan diametral antara tujuan hidup yang hakiki dan apa yang dihadapi. Pemuda Muslim disergap ketidakkuasaan materi dan ‘lelah hayati’. Ditambah lingkungan yang kerap tak menopang diri untuk kembali berislam secara kafah. Walhasil, Islam tak hanya kehilangan syariatnya, tapi juga kehilangan para pemudanya. 

Lebih parah lagi, pemuda Muslim dijadikan penentang Islam dan penerapan syariatnya oleh rezim berkuasa. Ketakutan terhadap dakwah digital yang dilakukan para pejuang Islam politik, telah memicu rezim melakukan perang pemikiran dengan menggunakan potensi digital pemuda muslim. Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Saadi mengajak anak muda, membuat konten positif yang berbentuk digital, dan dibuat sekreatif mungkin untuk menyebarkan nilai-nilai moderasi beragama (kemenag.go.id).

Senada dengan wamenag, Deputi Pencegahan, Perlindungan, dan Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Mayjen TNI Nisan Setiadi menyatakan pemuda merupakan garda terdepan dalam menyebarkan pesan-pesan perdamaian, cinta tanah air, dan toleransi. Hal itu disampaikan Nisan saat mengukuhkan Duta Damai Dunia Maya Regional Papua Barat yang merupakan salah satu bentuk sinergi dan kolaborasi BNPT dengan komunitas generasi muda dalam rangka memberikan edukasi dan literasi media dalam meningkatkan daya tangkal masyarakat dari intoleransi, radikalisme, dan terorisme (antaranews.com). Tak ketinggalan, Majelis Ulama Indoensia (MUI) berencana untuk membekali generasi Z dengan dakwah di dunia maya dan berencana akan membuat pesantren mujahid digital (mui.or.id).

Saatnya kita sadar. Jangan sampai potensi pemuda Muslim sebagai agen perubahan ini dilumpuhkan oleh musuh-musuh Islam atas nama moderasi dan toleransi serta berbagai gagasan toxic yang diciptakan rezim sekuler pro Barat. Pemuda Muslim harus mengambil peran penting dalam perubahan dari tatanan sekularisme menuju sistem yang berorientasi pada rida ilahi, yaitu sistem Islam kafah di bawah naungan khilafah.


Meneladani Rasulullah SAW

Sejarah kehidupan Rasulullah SAW hendaknya dipelajari dan dijadikan cermin politik hari ini. Beliau SAW bersama para sahabatnya yang mayoritas adalah pemuda, berjuang dalam sebuah gerakan yang terorganisir. Ini adalah gerakan politik yang amat kuat landasannya, yang didesain untuk menumpas kejahiliyahan dan kekufuran yang mengakar di masyarakat Arab. 

Rasulullah SAW membina mereka hingga memiliki keimanan yang kokoh, taat secara totalitas kepada semua perintah dan larangan Allah SWT dan Rasullullah SAW. Mereka juga digembleng dengan pembinaan yang intensif sehingga terbentuklah sosok-sosok muslim dengan kepribadian Islam yang mumpuni, siap menerima konsekuensi dari keimanannya. Mereka juga dibina agar siap berdakwah bersama dengan Rasulullah SAW, serta siap pula menerima semua risiko dari dakwah tersebut. 

Adalah Ali bin Abi Thalib, Mush’ab bin Umair, Abdullah bin Mas’ud dan sederet nama pemuda tangguh lainnya. Mereka dikenal sebagai penjaga dan pelindung Islam yang amanah dan terpercaya. Berani mendakwahkan islam, sekalipun nyawa risikonya. Bersama dengan merekalah Rasulullah SAW menyampaikan dakwah Islam ke tengah-tengah masyarakat Arab jahiliah saat itu. 

Rasulullah menyiapkan para pejuang politik Islam generasi awal agar menjadi kelompok yang memiliki daya tahan sekaligus daya serang politik terhadap tatanan sistem kufur jahiliah. Rasulullah SAW menawarkan islam agar dianut oleh masyarakat serta menggeser berbagai keyakinan, adat istiadat dan tolok ukur jahiliah. 

Ketika mendapat serangan politik dari kaum kafir Quraisy, Rasulullah SAW mampu bertahan dan melakukan serangan balik. Gerakan dakwah politik Rasulullah mampu melakukan dharb al-‘alaqat yakni memutuskan rantai kepercayaan publik terhadap kepemimpinan kaum kafir Quraisy dan mengalihkannya kepada Rasulullah saw. Beliau SAW juga melakukan aktivitas thalab an-nushrah kepada para pemimpin berbagai kabilah. Tujuannya agar mereka mau dipimpin oleh Islam.

Gerakan politik yang kuat yang dilakukan oleh Rasulullah SAW bersama dengan para sahabat telah berhasil menyampaikan kebenaran Islam sehingga Islam yang tadinya hanya dianut oleh segelintir orang akhirnya bisa menjadi opini umum dan diyakini publik. Kebenaran (al haq) pun menghancurkan kebatilan. Maka kebenaran itulah yang kemudian menang. Rasulullah SAW berhasil mendirikan negara (Daulah) Islam yang pertama di Madinah dan menerapkan hukum Allah secara kaffah. Dan puncak kemenangan adalah ketika beliau SAW berhasil menaklukkan Makkah secara damai, sehingga semua berhala di Kabah dan di sekitarnya dihancurkan. Maka berbondong-bondong manusia masuk ke dalam agama islam. Hal itu diabadikan di dalam Al-Qur'an yaitu di surah An Nashr. 


Khatimah

Demikianlah, apa saja yang dilakukan Rasulullah SAW dalam mengubah masyarakat jahiliah menjadi masyarakat Islam adalah sesuatu yang harus dilakukan hari ini karena beliau SAW adalah suri teladan terbaik. Hanya dengan cara itulah kita akan mendapatkan rahmat dari Allah SWT dan hari akhir yang baik. Sebagaimana firman-Nya: 

Sungguh telah ada pada (diri) Rasulullah SAW suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (QS Al Ahzab [33] : 21).

Demikianlah kekuatan “ideologi” dalam jiwa para pemuda mukmin. Meski baru diemban hamba-hamba yang beriman dalam sebuah gerakan politik ideologis telah menunjukkan kekuatan yang luar biasa. Dan setelah kekuasaan Islam tegak di Madinah, Islam yang diemban sebuah negara menjelma menjadi kekuatan besar yang terus membesar menampakkan kemuliaannya mencapai 2/3 wilayah dunia selama 13 abad lamanya.

Allah SWT telah berfirman, “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104). 

Wallahu a'lam. []


Oleh: Pipit Agustin
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments