TintaSiyasi.com -- Keadilan, merupakan satu kata yang sarat akan harapan hidup bagi manusia khususnya wanita di zaman ini. Marak isu keperempuanan yang mencuat di akhir tahun, terlebih ada satu momentum tahunan yang diperingati secara mendunia pada tanggal 25 November - 10 Desember 2022.
Menurut Tuty selaku Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta Menyatakan bahwa 16 HKATPA ( Hari Kampanye Anti Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak) ini dilaksanakan dalam bentuk Road Show Jakarta Ramah Perempuan dan Peduli Anak, dengan tema “Ciptakan Ruang Aman, Kenali UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS)" (metro tempo.co, 26/11/2022).
Bak solusi tambal sulam, kekerasan terhadap perempuan tiada henti terus terjadi hingga saat ini, bahkan ketika UU TPKS sudah disahkan, tindak kekerasan maupun ketidakadilan terhadap perempuan tetap terjadi di masyarakat. Prihatin juga khawatir, manakala efek solusi UU TPKS tak berbuah kesejahteraan dan keadilan bagi perempuan.
Realitas derita tambal sulam yang sebatas meredam sementara, namun perih berkepanjangan ditanggung setelahnya. Sama halnya isu ketidakadilan terhadap perempuan ini senantiasa menjadi momen memilukan dan memiliki panjang umur perjuangannya dapat dianalisis bahwa:
Pertama, tindak kekerasan dan ketidakadilan terhadap perempuan lazim terjadi di zaman ini, merebak di seluruh lapisan masyarakat. Hingga muncullah reaksi bangkit dari para puan pihak korban menuntut keadilan dengan pergerakan masifnya.
Kedua, pergerakan yang disebabkan luapan marah akan keadaan mengantarkan pada praktis solusi tambal sulam yaitu dengan adanya rangkaian tuntuntan dan menitik salahkan pada budaya patriarki dan kesetaraan gender.
Ketiga, solusi solutif semestinya tak sekedar menyentuh pada ujung daun permasalahan dan menuntaskan dengan solusi ujung daun yang sama, namun juga mensolusikan hingga ke akar masalahnya, menjawab mengapa masalah ini bermula dan semakin marak dan parah akibatnya?
Pucuk daun berkualitas sudah tentu hasil dari akar tumbuhan subur dan berkualitas juga. Sama halnya mewujudkan kehidupan sejahtera bagi para puan di seluruh jagat raya ini sudah tentu bukanlah dari keteraturan dunia yang diciptakan sebab rasa marah belaka. Perwujudan kehidupan sejahtera ini membutuhkan cara pandang yang tepat dalam memilih solusi solutif tepat dalam menyejahterakan. Yang melahirkan generasi unggul dan menjaga kehormatan dan berharganya seorang perempuan.
Cara pandang cemerlang yang dipandu oleh aqidah shahih yaitu dengan memiliki Islam sebagai petunjuk dan dasar (prinsip) dalam perjuangan. Sebab, memanglah dunia tempat beramal dan pundi-pundi amalan ini akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Prinsip perjuangan paling kuat tiada lain hanya dengan memegang teguh ikatan akidah ini, seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 256 yang artinya:
"Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Hingga tibalah masanya, prinsip yang sahih ini diemban secara sistem untuk menata kehidupan bernegara dan mewujudkan segala keteraturan kehidupan yang sejahtera serta memberikan kekuatan regulasi kebijakan yang dibuat tepat pada fitrahnya.
Wallahu a'lam bishshawab. []
Oleh: Ayu Nailah
Aktivis Muslimah
0 Comments