Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Makin Bebas Pergaulan, Makin Meningkat Angka HIV

TintaSiyasi.com -- Dalam surah Ar Rum ayat 41 Allah Ta'ala berfirman yang artinya "Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".

Saat ini kerusakan benar-benar tersebar di berbagai tempat, bahkan di kota kabupaten seperti di Ngawi, Jawa Timur. Menurut penjelasan Ahmad Hari Sunarto, Koordinator Program IMS HIV/AIDS Dinkes Ngawi mengatakan, dari 924 orang yang terjangkit penyakit HIV/AIDS, 189 orang diantaranya sudah meninggal dunia. Dari data tersebut, Ahmad menerangkan beberapa penyebab makin banyaknya orang di Ngawi terpapar penyakit mematikan itu, salah satunya perilaku free sex atau seks bebas.

"Hingga saat ini masih ada 735 orang yang terjangkit HIV/AIDS. Usia anak-anak 0-17 tahun ada 56 orang, usia 18-35 tahun ada 385 orang dan usia 36 keatas terdapat 483 orang penderita HIV AIDS," ungkap Ahmad pada Kamis, 1/12/2022 (suaraindonesia.co.id)

Dilansir dari detikhealth -- Data Kemenkes menunjukkan sekitar 12.533 kasus HIV dialami oleh anak usia 12 tahun ke bawah. Dari data Kemenkes, penularan HIV di Indonesia masih didominasi kelompok heteroseksual, yakni sebanyak 28,1 persen dari total keseluruhan kasus. Menyusul 18,7 persen dari total keseluruhan kasus di Indonesia dialami oleh kelompok LGBT. (1/12/2022)

Kebebasan Melahirkan Kerusakan

Ide kebebasan (liberalisme) telah nyata tersebar di berbagai tempat, baik di kota besar bahkan sampai di pedesaan. Maka tak heran kerusakanpun sudah merata terjadi di berbagai tempat, bahkan menimpa istri dan anak-anak yang tidak melakukan seks bebas. 

Kondisi inipun makin bertambah miris, tatkala melihat fakta bahwa kasus HIV dialami kelompok usia produktif. Dimana usia ini merupakan usia yang diharapkan menjadi generasi penerus bangsa penerus estafet peradaban.

Saat ini penanganan kasus HIV terbukti belum bisa tuntaskan problem ini sampai ke akarnya. Solusi setia pada pasangan dan melakukan seks aman terlihat sebagai solusi tambal sulam atas merebaknya kasus HIV. Dalam standar sekulerisme, "pasangan" yang dimaksud bukan hanya pasangan yang sah karena pernikahan. Karena dalam kehidupan yang jauh dari panduan agama Islam, tidak masalah melakukan hubungan seks dengan siapapun baik lawan jenis ataupun sesama jenis, asal sama-sama sepakat (consent).

Terkait teori "seks yang aman", sudah banyak survey dan para ahli yang menyatakan bahwa pemakaian kondom tidak bisa mencegah masuknya virus HIV. Namun tetap saja solusi ini dipakai dan dikampanyekan ke tengah-tengah masyarakat.

Stop Sex Bebas, Kembali Pada Panduan Allah

Rasa suka pada lawan jenis adalah fitrah yang dimiliki tiap manusia. Namun fitrah ini akan menjadi musibah tatkala dipenuhi sesuai tuntutan hawa nafsu bukan panduan Allah Ta'ala. Maka sangat urgen sekali baik individu, keluarga, masyarakat dan negara mempunyai satu pandangan yang sama untuk menghentikan sex bebas. 

Landasan iman kepada Allah tentu harus menjadi langkah awal untuk solusi ini. Selanjutnya menghentikan segala macam aktivitas yang mendekati zina (pacaran, khalwat, ikhtilat) dan perzinaan itu sendiri. Maka solusi ini harus dijalankan bersama oleh semua pihak, terlebih pembuat kebijakan yang akan membuat sanksi tegas sesuai dengan panduan Islam, untuk para pelaku sex bebas, baik itu yang heteroseksual maupun eljibiti.

Peran media massa pun harus diatur agar menjadi sarana untuk mendidik masyarakat menjadi cerdas dan bertambah takwa kepada Allah. Semua tontonan dan tulisan yang beredar, harus benar-benar dipastikan bersih dari konten pornografi dan mengumbar syahwat.

Bagaimana dengan para istri dan anak-anak yang menjadi korban karena tertular virus HIV? Maka dalam pandangan Islam, mereka berhak mendapatkan perawatan dan pengobatan terbaik. Inilah kesempurnaan Islam dalam menjaga jiwa manusia agar sesuai fitrah dan melindunginya dari berbagai macam kerusakan. Semoga berbagai kerusakan yang terjadi bisa menyadarkan kita semua lantas mendorong kita agar kembali ke jalan yang benar. Wa maa tawfiiqii illaa bilLaah 'alayhi tawakkaltu wa ilayhi uniib.

Oleh: Dahlia Kumalasari
Pendidik

Baca Juga

Post a Comment

0 Comments