Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Mahasiswa Kedokteran Bunuh Diri, Akibat Paradigma Kapitalistik


TintaSiyasi.com -- Zaman sekarang jadi mahasiswa kedokteran itu suatu yang bergengsi sekali. Banyak orang yang berusaha mendapatkannya, tapi nyatanya pencapaian itu tidak cukup hidup bahagia. Berita viral terbaru terdapat mahasiswa kedokteran ditemukan meninggal dunia dirumah kontrakannya akibat putus cinta sama pacarnya (kompas.com).

Kasus seperti ini tidak ada habisnya. Sebenarnya kasus semacam ini terjadi karena pelaku salah dalam memandang kehidupan. Pandangan hidup atau paradigma kapitalistik yang mengira tujuan hidupnya untuk mendapatkan kesenangan duniawi saja. 

Ketika kesenangan yang distandarkan dengan materi yang tidak didapatkan akan merasa putus harapan dalam menjalani hidup dan merasa tidak berguna hidup di dunia sehingga mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.

Masyarakat kapitalisme yang menjauhkan diri dari agama sehingga mudah sekali mengalami krisis keimanan. Standar materi yang dijadikan sebagai standar kebahagiaan dan perbuatan membuat generasi yang lahir darinya menjadi krisis jati diri. Akhirnya terbiasa berbuat maksiat, ya sudah pacaran lalu putus bunuh diri.

Belum lagi media yang mengagungkan materi, banyak konten percintaan yang menggiring masyarakat memahami cinta itu segalanya. Sayangnya negara tetap membiarkan media seperti itu tayang, padahal hal ini dapat membangkitkan naluri seksual. Jika naluri ini bangkit maka akan menuntut pemuasan, kalau tidak dipuaskan akan gelisah. Namun generasi sekuler kapitalisme memenuhinya tanpa peduli halal dan haram, salah satunya dengan pacaran, dan bunuh diri menjadi solusi jika cinta tidak seperti yang dibayangkan.

Pengaruh media sangat besar dalam membentuk kepribadian, ditambah pendidikan sekuler kapitalisme tidak mampu membentuk generasi yang pola pikir dan sikapnya Islam. 

Sehingga inilah pentingnya aturan kehidupan sesuai dengan aturan yang benar dari Pencipta alam semesta ini, Allah SWT. Aturan Islam secara kaffah bisa diterapkan dalam institusi negara khilafah yang juga taat sama Allah secara totalitas.

Khilafah akan mengkondisikan media supaya menampilkan tayangan yang mengedukasi dan menguatkan ketakwaan. Sistem pendidikan juga diatur berbasis akidah Islam dengan tujuan mendidik siswa bersyakhsiyah (berkepribadian) Islam secara totalitas. Generasi yang tujuan hidupnya hanya beribadah kepada Allah SWT dan menjalankan aturan Allah SWT tanpa pilih-pilih.

Kalau naluri seksualnya bangkit tidak akan melakukan sesuatu yang melanggar syariat Islam, tentunya dia nikah terlebih dahulu untuk menyalurkan nalurinya. 

Jika memang realitanya tidak diharapkan terjadi maka tidak akan putus harapan dan terus mengkaji Islam untuk bekal kelak bertemu Allah SWT. 

Dengan aturan Islam begini, masyarakat akan menjadi islami, menegakkan amar makruf nahi mungkar dan mengkondisikan generasi di dalamnya menjadi generasi bertakwa. Masyaallah sungguh luar biasa hidup di aturan Islam secara totalitas dalam bingkai khilafah. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Sahna Salfini Husyairoh, S.T
Aktivis Muslimah
Baca Juga

Post a Comment

1 Comments

  1. Maa syaa Allah, memabg kita butuh islam untuk menuntaskan berbagai masalah

    ReplyDelete