Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Di Era Sekuler Modern Kultur Antipoligami Dibentuk


Tintasiyasi.com -- Komunitas Istri Strong (KIS) Ustazah Kholda Najiyah menegaskan bahwa di era sekuler modern, kultur antipoligami dibentuk.

“Di era sekuler kapitalis modern, kultur antipoligami dibentuk,” ujarnya di Kajian Keluarga: Meluruskan Narasi Liar Poligamifobia di YouTube Ngaji Shubuh TV, Ahad, (9 Juli 2023).

Menurut Ustazah Kholda, munculnya anti poligami karena makin berkurangnya budaya patriarki akibat munculnya kemandirian kaum perempuan. Namun, di sisi lain kian berkembangnya budaya kawin-cerai, seks bebas seperti pacaran, pelacuran, perselingkuhan, dan perzinaan.

Ia menjelaskan, penolakan poligami mulai muncul seiring revolusi industri, dimana perempuan mulai bekerja dan bisa menghidupi dirinya sendiri. Seiring dengan munculnya kaum perempuan terdidik dan gerakan feminisme yang menyerukan keadilan dan kesetaraan gender. 

“Di Indonesia, pada Kongres Perempuan di Yogyakarta, 22-25 Desember 1928, isu poligami menjadi perdebatan panas para aktivis perempuan. Mereka menentang dominasi lelaki atas perempuan dalam perkawinan. Pada era Orde Lama, Gerwani menentang poligami, tapi tak berkutik ketika Presiden RI pertama malah melakukannya," jelasnya

Selain itu menurutnya, realitas bahwa di dunia modern, sekalipun poligami tidak lagi membudaya, tetapi kisah seorang pria yang dikelilingi banyak wanita sangat sulit dihapuskan. 

“Selalu ada satu pria yang tak bisa mencukupkan diri dengan satu wanita, meski jumlahnya minoritas. Bahkan, sekalipun konstitusi melarangnya, baik konstitusi agama maupun negara,” tutupnya. [] Aslan La Asamu
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments