Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Konversi Energi Hanya Memubazirkan Anggaran Negara


TintaSiyasi.com -- Listrik menjadi sumber energi yang utama di zaman sekarang, walau pencahayaan di siang hari masih bisa memanfaatkan matahari, tetapi listrik tetap diperlukan untuk menunjang fasilitas-fasilitas yang menunjang kehidupan terutama dalam perihal dapur dan penerangan di malam hari. Adapun entertaining, dan internet juga memerlukan arus listrik sehingga wirausaha yang sudah banyak menggunakan jasa delivery dan usaha lainnya yang menjual barangnya di marketplace memerlukan listrik. Tahun 2019, tidak ada yang pernah menyangka bahwa listrik dibeberapa wilayah bisa padam bersamaan, meski terjadi beberapa jam tetap merugikan para wirausaha untuk menggerakkan usahanya karena memerlukan listrik. (www.cnbcindonesia.com 05/08/2019).

Baru-baru ini, melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memiliki program pembagian rice cooker gratis sebagai pengurangan penggunaan elpiji tiga kilogram. (liputan6.com 29/11/2019).

Selain rice cooker, pemerintah juga sempat membagikan kompor listrik gratis bagi warga.dengan tujuan yang sama menghemat penggunaan elpiji. (detik.com 22/09/2022).

Itu perihal dapur, sedangkan dari sisi transportasi, pemerintah juga berencana menganggarkan anggaran untuk memberikan motor listrik sebagai pengurangan terhadap penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) berlebih. (otomotif.bisnis.com 02/12/2022).

Penanganan dalam penghematan energi pada dasarnya harus melihat kondisi sebelum mengkonversinya, sampai salah seorang pengamat ekonomi energi UGM Fahmy Radhi menyebut bagi-bagi rice cooker gratis sebagai program mubazir dan tidak efektif sama sekali. Karena ketidak matangannya solusi yang diberikan kepada masyarakat. Seharusnya solusi yang diberikan kepada masyarakat bukan menjadi masalah yang baru dikemudian hari. Sepertinya pembagian rice cooker, masyarakat Indonesia pada hakikatnya tetap memerlukan kompor untuk memasak. Ataupun kompor listrik, kita tetap memerlukan listrik untuk menyalakan kompornya. Dan apa jadinya jika listrik sebagai bahan bakar kompor tersebut mahal. Hal tersebut tetap membebani rakyat. Adapun motor listrik, walaupun canggih namun ketidaksiapan prasarana, seolah kita dipaksa untuk konversi energi sesuai kehendak pemerintah maka itu pun perlu dipikirkan. Dengan tingkat berpikir yang sebetulnya masyarakat bisa dengan mudah menilai ini, seharusnya pengurusan pemerintah terhadap rakyatnya mampu berkaca diri dan menerima masukkan serta mengevaluasi apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat. 

Kesejahteraan harus dianalisa dengan melihat kondisi masyarakat, dan mengedukasinya dengan tepat. Maka sebetulnya energi yang tersedia perlu dipikirkan dalam segi harga dan terjangkau atau tidaknya oleh seluruh lapisan masyarakat, dan energi juga perlu dipikirkan agar efisien serta berkelanjutan, tidak merepotkan dan tidak merusak lingkungan. Energi juga perlu dikelola oleh negara dengan baik, dengan tujuan mulia untuk kesejahteraan dan kepentingan rakyatnya dengan memberikannya gratis atau dengan harga yang sangat terjangkau tanpa membebani rakyat. Karena energi sesungguhnya tidak boleh dikuasai oleh individu, ataupun swasta bahkan pihak asing yang mengambil keuntungan dengan memperjualkan energi kepada masyarakat. 

Maka sesungguhnya program konversi energi yang direncanakan hanyalah kamuflase selama ini karena tidak sesuai dengan realita yang ada. Dan hanya Islam yang mampu mengoptimalkan energi yang tersedia untuk dikelola, sehingga masyarakat merasakan kesejahteraannya tanpa terbebani untuk membayar pemanfaat energi tersebut. Islam akan membuat pengelolaan energi sesuai dengan aturan yang Allah berikan, tanpa mendzalimi rakyat. Karena Islam menyandarkannya pada dalil syarak yang bepesan: 

Kaum Muslim berserikat dalam tiga perkara: air, api, dan padang gembalaan.” (HR Abu Dawud dan Ibn Majah).

Tidak boleh membahayakan diri sendiri maupun membahayakan orang lain.” (HR Ahmad dan Ibn Majah).

Allah SWT berfirman, “…dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk menguasai orang-orang beriman.” (QS An Nisa’: 141).

Maka insyaa Allah, dengan pengaturan energi oleh Islam dibawah kepemimpinan Islam, masyarakat tidak akan menerima program yang seolah mubazir dan tidak tepat sasaran. Islam akan memperhatikan individu per individu sehingga permasalahan mengenai pemanfaatan energi menemukan solusi terbaik, bukan memberikan solusi yang menimbulkan permasalahan baru. Semoga masyarakat tetap bersabar, berjuang dan berdoa agar Islam segera memimpin umat untuk mengelola kehidupan ini dengan Islam. Amin yaa Allah yaa Rabbal’alamin. 

Wallahu a'lam bishshawab. []


Oleh: Yauma Bunga Yusyananda
Anggota Ksatria Aksara Kota Bandung
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments