Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Islam Moderat, Cara Barat Hancurkan Islam


TintaSiyasi.com -- Beberapa hari yang lalu di Denpasar, Bali, telah diadakan konferensi Islam tingkat ASEAN yang membahas tentang implementasi moderasi beragama. Konferensi tersebut dilaksanakan sejak tanggal 21-23 Desember 2022. Dihadiri oleh 140 Negara, yang sebagian besarnya adalah negeri muslim di kawasan Asia. Konferensi tersebut telah dibuka oleh Wapres RI, Ma’ruf Amin.

Setidaknya, ada beberapa poin yang dibahas dalam konferensi tersebut, yaitu: Pertama. Menuju ummat terbaik dalam penguatan kerja sama dan sinergitas. Kedua. Mewaspadai ekstremitas dalam beragama dan berbudaya. Ketiga. Tantangan ormas Islam dalam pemberdayaan ummat di era digital. Keempat. Merawat harmoni sosial dalam masyarakat plural. Kelima. Menuju masyarakat unggul melalui visi pendidikan islami.

Jelang perayaan natal dan tahun baru, topik moderasi beragama semakin kencang dan digaungkan- gaungkan. Bagi masyarakat awam, kata moderasi beragama mungkin masih asing di telinga mereka. Sebagai seorang muslim, kita haruslah tahu apa sebenarnya arti dari moderasi beragama tersebut. Agar kita tidak terjerumus ke arah yang salah. 

Moderasi beragama yang dikatakan dapat menjadi penengah antara kaum fundamentalis dan sekuler, nyatanya lebih condong kepada mereka yang tidak mau diatur oleh Islam. Berlagak menjadi pahlawan yang dapat menenangkan ketegangan di antara umat. Sungguh ini benar-benar mengintimidasi Islam meskipun yang digaungkan seolah-olah islami.
 
Apalagi jika ketaatannya pada Allah hanya sebagai pencitraan belaka untuk mendapat apresiasi umat. Padahal sikap taat itu haruslah tumbuh dan tertancap di hati. Bukan hanya sekedar pencitraan. Lagi-lagi moderasi beragama lah sumber dari pencitraan tersebut. Kebanyakan dari mereka yang paham dengan buruknya sistem saat ini, lebih memilih berada di zona nyaman sesuai arahan dari atasan mereka. Mereka beranggapan daripada menyampaikan kebenaran, nanti akan dijauhi atau dikucilkan dari lingkungannya, lebih baik bersikap seadanya sebagaimana orang kebanyakan. 

Sebaliknya, orang-orang yang menjalankan syariat Islam secara kaffah malah dicap radikal dan intoleran. Sebenarnya mereka yang menuduh seperti itu haruslah mengerti terlebih dulu makna dari istilah radikal yang benar. Ataupun beberapa istilah yang lain yang sering dituduhkan kepada Islam. Barat sengaja melancarkan perang istilah ini agar umat merasa takut terhadap istilah dan ajaran yang berada dari agamanya sendiri yaitu Islam. 

Ternyata jika dipahami lebih dalam, istilah moderasi beragama tidak berakar dari Islam atau dari Al-Quran dan As sunnah. Istilah ini berasal dari Barat dan ini merupakan upaya Barat untuk membelokkan umat dari ajaran Islam secara kaffah, dan menyebut mereka yang taat menjalankan syariat sebagai kelompok radikal, ekstremis dan intoleran. Sungguh ini adalah bentuk kezaliman Barat yang merasuki pemikiran umat saat ini. []


Oleh: Nur Hidayati
Lisma Jembrana
Baca Juga

Post a Comment

0 Comments