Terbaru

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

Ekonomi Syariah dalam Sistem Kapitalisme, Solusikah?

TintaSiyasi.com -- Wakil Gubernur Kaltim Hadi Mulyadi mengatakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) RI merilis  aset keuangan syariah di Indonesia tidak kurang dari Rp2.300 triliun.
  
Menurutnya, kondisi ini mengisyarakatkan perekonomian syariah di Indonesia mengalami kemajuan yang signifikan.  Ditambah lagi, posisi Kaltim yang telah ditetapkan menjadi Ibu Kota Nusantara (IKN)  sudah tentu akan berdampak  meningkatnya perputaran uang.

Wagub Hadi Mulyadi mengingatkan agar bank-bank syariah di Kaltim menangkap peluang ini dengan baik. Kaltim sendiri dipercaya menjadi tuan rumah pelaksanaan Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Kawasan Timur Indonesia (KTI) menuju Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) 2023 di Ballroom Hotel Mercure Samarinda (Kaltimprov.go.id, 26/5/2023).

Beberapa tahun terakhir, tren masyarakat untuk bertransaksi dengan menggunakan bank syariah semakin meningkat. Ini menunjukkan kecenderungan masyarakat yang ingin terlepas dari jerat riba misalnya. Masyarakat akan merasa aman ketika menitipkan dan bertransaksi di bank yang menerapkan sistem syariah. 

Sayangnya penerapan ekonomi Syariah ini diterapkan di dalam sistem kapitalisme, sistem ini hanya berpikir tentang keuntungan semata. Mereka hanya mengambil sebagian dari sistem ekonomi yang ada dalam Islam, itu pun hanya diperbankan saja, sedangkan sistem ekonomi Islam mencakup banyak lini. 

Sistem ekonomi Islam bertentangan dengan sistem ekonomi kapitalisme,  kapitalisme berpatokan akan keuntungan bagi pemilik modal dan segelintir manusia saja. Sistem ini memisahkan agama dari kehidupan kehingga tidak ada standar dalam menjalankan ekonomi siapa kuat dan menguntungkan maka dia akan menjadi pemenangannya.

Dalam sistem kapitalisme tidak kenal halal dan haram semua boleh dilakukan asal memberi keuntungan tanpa berpikir bahwa sistem ini menyebabkan kesengsaraan dan kerusakan dunia, kapitalisme menciptakan kemiskinan global dengan kesenjangan serta kerakusan dari para pemilik modal, kapitalisme menyebabkan rusaknya moral bagi para pemuda dengan kehidupan yang bebas dalam bertingkah laku, seks bebas, narkoba, tawuran dan lain-lain.

Kapitalisme juga menghasilkan para penguasa yang koruptor karena besarnya biaya pemilu. Kerusakan dalam sistem kapitalisme cukup besar selama sistem ini menguasai dunia. keberhasilan penerapan ekonomi syariah dalam perbankan harusnya membuat dunia mau menerapkan sistem islam secara kaffah.

Sistem ekonomi Islam mampu menyelesaikan urusan umat, khilafah akan menerapkan sistem ekonomi islam yang mengatur hak kepemilikan individu,umum dan negara. Sehingga harta tidak didominasi oleh segelintir individu tertentu. Penerapannya akan membawa kemaslahatan masyarakat, individu perindividu, ekonomi syariat tidak tegak di atas asa ribawi, melainkan atas baitul maal, baitul maal adalah akumulasi hasil kekayaan umum dan kepemilikan negara dan zakat kaum Muslim yang akan didistribusikan sesuai dengan keperuntukannya.

Sistem mata uangnya pun berbasis dinar dan dirham dengan begitu akan jauh dari kata inflasi, Sistem ekonomi Islam dibagi menjadi tiga (individu, umum dan negara). konsep ekonomi Islam akan membawa kemakmuran bagi rakyat. Namun aturan ekonomi Islam secara komprehensif hanya akan berjalan dibawah institusi khilafah. 

وَلَوْ اَنَّ اَهْلَ الْقُرٰٓى اٰمَنُوْا وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِمْ بَرَكٰتٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَالْاَرْضِ وَلٰكِنْ كَذَّبُوْا فَاَخَذْنٰهُمْ بِمَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ayat-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan." (QS: Al A’raf 96). Wallahu'alam bishshowab.

Oleh: Lutfiatul Khasanah 
(Pendidik)


Baca Juga

Post a Comment

0 Comments